Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah... Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!
(Yosua 24:15).
Dalam pidato perpisahannya, setelah Israel menjalani kehidupan baru di Tanah Perjanjian, Yosua mengingatkan bangsa itu bahwa mereka akan selalu diperhadapkan pada pilihan kepada siapa mereka akan beribadah. Karena itu, ia menantang bangsa Israel, agar memilih dan membuat perjanjian untuk tetap setia beribadah kepada Tuhan, Allah mereka. Tantangan Yosua dijawab oleh umat Israel dengan menyatakan bahwa mereka tidak akan meninggalkan Tuhan. Di sinilah Yosua mengingatkan mereka bahwa mereka tidak akan sanggup beribadah kepada Tuhan jikalau bukan karena anugerah Tuhan saja.
Kehidupan kita pun penuh dengan pilihan, termasuk pilihan untuk setia beribadah dan taat kepada Tuhan kita, Yesus Kristus, ataukah tidak lagi setia beribadah kepada-Nya. Tentu seharusnya kita memilih untuk tetap setia dan bergantung penuh pada anugerah Tuhan. Dia sudah menyelamatkan kita dari hukuman dosa, baiklah kita setia beribadah kepada Dia dalam anugerah-Nya yang penuh kasih. Kesetiaan iman adalah wujud ungkapan syukur akan keselamatan.
PILIHAN MENGANDUNG KONSEKUENSI, JANGAN SALAH PILIH!