Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

28 Juli 2015

Marta Dari Betania

(Bacaan Injil Misa Kudus, Peringatan S. Marta – Rabu, 29 Juli 2015) 

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah desa. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedangkan Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Engkau peduli bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya, “Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak hal, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian terbaik yang tidak akan diambil dari dia.” (Luk 10:38-42)

Bacaan Pertama: Kel 34:29-35; Mazmur Tanggapan: Mzm 99:5-7,9; Bacaan Injil Yoh 11:19-27
Apakah Marta salah karena dia begitu menyibukkan dirinya guna mempersiapkan makanan bagi Yesus dan para murid-Nya? Tentu saja tidak! Ingatkah kita betapa sering Yesus mengajar tentang pentingnya memperhatikan berbagai kebutuhan fisik orang-orang yang kita jumpai – memberi makan orang-orang yang lapar, memberi secangkir air kepada mereka yang merasa dahaga, memberi pakaian kepada yang telanjang, dan menyembuhkan yang sakit. Marta pasti diberkati untuk kebaikan hatinya melayani rombongan Yesus yang sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem ini.

Namun Yesus mengoreksi Marta, bukan untuk kerja kerasnya, melainkan atas kekhawatiran / kecemasan dirinya – dan kita dapat membayangkan betapa sibuknya Marta, menyiapkan ini-itu bagi tamu-tamu yang datang secara mendadak dan tidak di harap-harapkan. Namun Yesus membuat tenang Marta dan memberi kedamaian yang dibutuhkan oleh Marta: “Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak hal, tetapi hanya satu saja yang perlu” (Luk 10:42). Apakah yang dimaksud dengan satu hal ini? Hal ini bukanlah isu “dan / atau”, melainkan bagaimana kita melaksanakan tugas-tugas kita. Saudara perempuan Marta, Maria, dengan penuh damai mendengarkan Yesus, dan memusatkan perhatiannya pada diri-Nya. Marta juga dapat mengalami kedamaian jika dia mengakui privilese dari kerja pelayanannya dan menyadari dengan penuh syukur bahwa dia pun sedang membuat Tuhan senang.

Setiap orang dipanggil untuk melayani Allah dalam salah satu caranya, dan hal itu biasanya menyangkut kerja. Tahukah kita bahwa Yesus senantiasa bersama kita? Apakah kita merasa cemas ketika kita bekerja? Apakah kita percaya bahwa Yesus ingin agar kita merasakan kedamaian, dan Ia akan memberikan damai-Nya apabila kita memintanya?

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Santo Augustinus dari Hippo (354-430) dalam salah satu khotbahnya mengatakan: “Marta, yang mengatur dan mempersiapkan segala sesuatu bagi Tuhan, banyak disibukkan untuk melayani. Saudara perempuannya, Maria, memilih untuk diberi makanan oleh Tuhan. … Telinganya yang setia telah mendengar suara: “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!” (Mzm 46:11). Marta susah hati; sedangkan Maria berpesta. Maria mengatur banyak hal, sedangkan Maria memusatkan perhatiannya pada Dia. Dua-duanya baik; namun tentang mana yang lebih baik, apa yang dapat kita katakan? … ‘Maria telah memilih bagian terbaik.’

Ya, Marta, … sekarang engkau disibukkan dengan banyak melayani; engkau senang dalam memberi makan tubuh yang bersifat fana, walaupun tubuh-tubuh itu adalah tubuh-tubuh para kudus; namun apabila engkau telah sampai ke negeri itu (surga), akankah engkau menemukan di sana orang asing yang akan kauterima dalam rumahmu? Apakah engkau akan menemukan orang lapar, kepada siapa engkau akan berbagi rotimu? … Tidak ada satu pun dari hal-hal ini akan ada di sana, namun apakah yang akan ada di sana? Apa yang dipilih oleh Maria; di sana kita akan diberi makan, dan tidak akan memberi makan kepada orang lain. Oleh karena itu apa yang dipilih Maria di sini akan mengalami kepenuhan dan kesempurnaan di sana”.

Hampir semua orang, yang harus berjuang dalam menghadapi tuntutan sehari-hari dalam pekerjaannya dan/atau keluarganya dapat memahami kejengkelan Marta terhadap Maria. Namun semua orang Kristiani perlu memahami kebenaran yang dimiliki Maria: Waktu kita berada bersama Tuhan memiliki nilai yang kekal-abadi; segalanya yang lain akan hilang, cepat atau lambat. Kita butuh untuk diberi makan oleh Dia sebelum kita dapat melayani siapa saja. Waktu yang kita pakai dalam doa-lah yang akan memampukan kita untuk melaksanakan tanggung-jawab selebihnya dengan cara yang dikehendaki Allah.

DOA: 

Tuhan Yesus, perhatikan dan awasi kami selagi kami melakukan pekerjaan kami pada hari ini. Berikanlah kepada kami damai-Mu, yang mengusir segala kecemasan dan rasa khawatir, dan tolonglah kami untuk memfokuskan perhatian kami pada-Mu. Terpujilah nama-Mu selalu!  Dan kami berdoa bagi pemimpin dalam Gereja, lindungi mereka selalu agar dapat mengemban tugas-tugasnya demi kepentingan umat dengan tekun dan setia. 
Amin.