 |
| Kasih yang Tersembunyi |
Salah satu teman saya bekerja di bagian pembayaran. Saat itu datang seorang ibu dan hendak membayar tagihan. Ibu itu mengeluarkan beberapa bendel uang. Teman saya dengan cekatan mengihitung uang yang ia terima. Didapati bahwa uang ibu itu kurang 6 lembar seratus ribuan. Sungguh di luar dugaan ketika teman saya mengatakan “pas”.
“Mengapa kau lakukan itu?” tanyaku.
“Aku tahu ibu itu sangat membutuhkan. Biarlah kekurangan itu menjadi miliknya. Dengan cara inilah aku bisa sedikit meringankan beban hidupnya,” jawabnya.
“Kau jadi merugi enam ratus ribu,” sanggahku.
“Tak apa jika itu bisa membukakan surga bagiku,” tegasnya.
Sangat konyol bagi beberapa orang yang mengetahui kejadian tersebut, namun perlu disadari bahwa ia telah mengasihi secara tersembunyi terhadap orang yang ditemuinya. Kasih itu tidak harus diperkatan atau ditunjukkan kepada semua orang, melainkan kasih itu membutuhkan tindakan.
Tuhan mengasihi kita dengan tindakan-Nya yaitu rela di salib. Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kasih kita masih menimbang-nimbang untuk mengasihi? Apakah kita takut kecewa setelah kita melakukan hal baik? Berkat datang bukan dari apa yang ada, melainkan dari apa yang tidak ada. Lepaskan maka kita akan mendapatkan.
Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
(1 Yohanes 4:11)
