Hari Minggu Biasa XVI
Di tengah gelombang dahsyat samudera kehidupan yang mengamuk, di kiri dan kanan diterjang ombak... hanya satu yang kusayangi, hanya satu hartaku, satu hiburan yang membuatku lupa akan deritaku; itulah terang dari Tritunggal Mahakudus. – St. Gregorius dari Nazianze
Allah adalah Penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela aku mempersembahkan kurban dan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, karena baiklah nama-Mu.
Doa Pagi
Ya Allah, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menggembalakan kami, kawanan-Mu. Semoga, kami hidup sebagai kawanan yang selalu bersatu dan tekun mendengarkan Sabda Putra-Mu, serta melaksanakannya dalam hidup kami sehari-hari. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yeremia (23:1-6)
"Aku akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku, dan Aku akan mengangkat gembala-gembala atas mereka."
Di tengah gelombang dahsyat samudera kehidupan yang mengamuk, di kiri dan kanan diterjang ombak... hanya satu yang kusayangi, hanya satu hartaku, satu hiburan yang membuatku lupa akan deritaku; itulah terang dari Tritunggal Mahakudus. – St. Gregorius dari Nazianze
Allah adalah Penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela aku mempersembahkan kurban dan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, karena baiklah nama-Mu.
Doa Pagi
Ya Allah, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menggembalakan kami, kawanan-Mu. Semoga, kami hidup sebagai kawanan yang selalu bersatu dan tekun mendengarkan Sabda Putra-Mu, serta melaksanakannya dalam hidup kami sehari-hari. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yeremia (23:1-6)
"Aku akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku, dan Aku akan mengangkat gembala-gembala atas mereka."
Beginilah firman Tuhan, "Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak!" Sebab itu beginilah firman Tuhan, Allah Israel, terhadap para gembala yang menggembalakan bangsaku, "Kamu telah membiarkan kambing domba-Ku terserak dan tercerai-berai; kamu tidak menjaganya. Maka ketahuilah, Aku akan membalas kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat, demikianlah firman Tuhan. Aku sendiri akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku dari segala negeri ke mana Aku mencerai-beraikan mereka, dan Aku akan membawa mereka kembali ke padang mereka; mereka akan berkembang biak dan bertambah banyak. Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekor pun, demikianlah firman Tuhan. Sungguh, waktunya akan datang, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas Adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah nama yang diberikan orang kepadanya: Tuhan -- keadilan Kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6, Ul: lih. 1)
- Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
- Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
- Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
- Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (2:13-18)
"Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak."
Saudara-saudara, di dalam Kristus Yesus kamu yang dahulu 'jauh' sekarang sudah menjadi 'dekat' oleh darah Kristus. Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak, dan yang telah merobohkan tembok pemisah, yaitu permusuhan. Sebab dengan wafat-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya. Dengan demikian Ia mengadakan damai sejahtera. Dalam satu tubuh Ia memperdamaikan keduanya dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan permusuhan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang 'jauh' dan kepada mereka yang 'dekat'. Sebab oleh Dia kita, kedua pihak, beroleh jalan masuk kepada Bapa dalam satu Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, allleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.
Ref. Alleluya, allleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.
"Mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Hidup kerap dipenuhi dengan kerja dan kerja. Bahkan, beberapa orang tidur pun masih seperti bekerja, mengigau, dan bermimpi sehingga bangun tidur tetap merasa capai. Jika demikian, orang biasanya mencari hiburan. Karena itu, tempat hiburan selalu ramai dikunjungi orang. Orang perlu istirahat, terutama setelah bekerja. Benar! Tetapi, orang kerap salah memilih hiburan dan istirahat.
Istirahat atau hiburan yang dipilih justru menambah beban hidup berikutnya. Setelah berbelanja banyak orang justru dikejar-kejar penagih hutang (kartu kredit). Seorang anak menghabiskan waktunya sampai larut malam untuk “update status” di facebook atau twitter sehingga terlambat berangkat ke sekolah. Seorang anak mengantuk berat di kelas karena menuruti hobinya bermain bola waktu istirahat. Seorang suami kehilangan waktu bersama keluarganya demi mengejar kesehatan dengan olahraga dan tidur sepuasnya waktu hari-hari liburnya. Seorang ibu tidak tega membangunkan anaknya pada hari Minggu untuk pergi ke gereja karena anaknya kelelahan belajar. Istirahat menghilangkan orang dari hal penting dalam hidupnya. Benarkah istirahat yang demikian?
Istirahat yang benar seharusnya mengembalikan fokus dalam hidup seseorang. Injil hari ini menunjukkan bahwa Yesus pun memperhatikan soal istirahat. Dia mengajak para murid-Nya beristirahat meskipun batal karena orang banyak yang memerlukan bantuan mereka. Justru di sinilah mampu ditunjukkan oleh Yesus, apakah yang menjadi perhatian utama dalam hidup Yesus itu. Istirahat tidak membuat Yesus dan para murid-Nya kehilangan perhatian utama hidup mereka, yaitu tindakan kasih terhadap sesama.
Yesus menunjukkan bahwa istirahat yang benar bisa tetap mengembalikan hati yang lelah karena urusan pekerjaan dengan belas kasih terhadap sesama. Hati yang dipenuhi dengan kerja, kekuatiran, kecemasan, perhitungan untung rugi, iri hati, jengkel, marah, dendam, dikembalikan menjadi hati yang mau berkorban, mengampuni, melayani, memberi kesempatan kembali kepada yang bersalah untuk memperbaiki hidupnya, mau memberikan diri kepada yang lain meski disakiti. Dengan istirahat, hati dikuatkan kembali untuk berbagi hidup dengan sesama, tidak hanya kembali memuaskan egoisme diri sendiri dan demi keuntungan bisnis semata.
Istirahat yang benar, mengembalikan hati bapa yang marah kepada anaknya menjadi hati yang memeluk anaknya yang telah berbuat salah besar dalam hidupnya; istirahat yang mengembalikan kekuatan seorang isteri yang mau menerima kembali suaminya yang telah sekian lama meninggalkan keluarganya.
Apakah “aku” mau kehilangan kedekatan dengan keluargaku demi mengejar “istirahatku”? Jenis istirahat apa yang biasa aku jalani? Apakah istirahatku membuatku semakin berbela rasa kepada orang lain yang ada di sekitarku? Ataukah hanya untuk mencari kepuasan diri?
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
ISTIRAHAT YANG BENAR
Istirahat atau hiburan yang dipilih justru menambah beban hidup berikutnya. Setelah berbelanja banyak orang justru dikejar-kejar penagih hutang (kartu kredit). Seorang anak menghabiskan waktunya sampai larut malam untuk “update status” di facebook atau twitter sehingga terlambat berangkat ke sekolah. Seorang anak mengantuk berat di kelas karena menuruti hobinya bermain bola waktu istirahat. Seorang suami kehilangan waktu bersama keluarganya demi mengejar kesehatan dengan olahraga dan tidur sepuasnya waktu hari-hari liburnya. Seorang ibu tidak tega membangunkan anaknya pada hari Minggu untuk pergi ke gereja karena anaknya kelelahan belajar. Istirahat menghilangkan orang dari hal penting dalam hidupnya. Benarkah istirahat yang demikian?
Istirahat yang benar seharusnya mengembalikan fokus dalam hidup seseorang. Injil hari ini menunjukkan bahwa Yesus pun memperhatikan soal istirahat. Dia mengajak para murid-Nya beristirahat meskipun batal karena orang banyak yang memerlukan bantuan mereka. Justru di sinilah mampu ditunjukkan oleh Yesus, apakah yang menjadi perhatian utama dalam hidup Yesus itu. Istirahat tidak membuat Yesus dan para murid-Nya kehilangan perhatian utama hidup mereka, yaitu tindakan kasih terhadap sesama.
Yesus menunjukkan bahwa istirahat yang benar bisa tetap mengembalikan hati yang lelah karena urusan pekerjaan dengan belas kasih terhadap sesama. Hati yang dipenuhi dengan kerja, kekuatiran, kecemasan, perhitungan untung rugi, iri hati, jengkel, marah, dendam, dikembalikan menjadi hati yang mau berkorban, mengampuni, melayani, memberi kesempatan kembali kepada yang bersalah untuk memperbaiki hidupnya, mau memberikan diri kepada yang lain meski disakiti. Dengan istirahat, hati dikuatkan kembali untuk berbagi hidup dengan sesama, tidak hanya kembali memuaskan egoisme diri sendiri dan demi keuntungan bisnis semata.
Istirahat yang benar, mengembalikan hati bapa yang marah kepada anaknya menjadi hati yang memeluk anaknya yang telah berbuat salah besar dalam hidupnya; istirahat yang mengembalikan kekuatan seorang isteri yang mau menerima kembali suaminya yang telah sekian lama meninggalkan keluarganya.
Apakah “aku” mau kehilangan kedekatan dengan keluargaku demi mengejar “istirahatku”? Jenis istirahat apa yang biasa aku jalani? Apakah istirahatku membuatku semakin berbela rasa kepada orang lain yang ada di sekitarku? Ataukah hanya untuk mencari kepuasan diri?
Perbuatan Tuhan yang agung pantas dikenang, Tuhan itu pengasih dan penyayang. Orang yang takut akan Dia diberi-Nya makanan.
(Mzm 111:4-5)
Doa:
Tuhan, berkatilah para gembala kami agar mereka mampu menggembalakan umat-Mu dengan hati yang penuh belas kasih.
Amin.