Ordo Santa Klara (OSC): Peringatan B. Luisa dr Savoyen (Louise dr Savoy: 1461-1503), Janda dan anggota Ordo II S. Fransiskus
Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Surga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang ini pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekhawatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.” (Mat 13:18-23)
Bacaan Pertama: Kel 20:1-17; Mazmur Tanggapan: Mzm 19:8-11
Bayangkanlah orang banyak yang berkumpul di tepi danau untuk mendengarkan Yesus berkhotbah. Begitu banyak orang-orang itu sehingga Dia naik ke perahu dan duduk di situ untuk berkhotbah kepada mereka tentang Kerajaan Allah. (lihat Mat 13:1-2). Yesus mulai dengan “perumpamaan tentang seorang penabur” (Mat 13:3-9).
Yesus ingin agar orang banyak itu menyadari, bahwa dalam diri-Nya, Kerajaan Allah hadir di tengah-tengah mereka. Dalam perumpamaan ini, benih yang ditabur adalah sabda (logos) Kerajaan. Yesus sendiri adalah sang logos (Sabda, Firman; Yoh 1:1) yang masuk ke tengah dunia menyatakan kepada umat manusia hidup Allah sendiri. Dengan kedatangan Yesus, maka Kerajaan Allah dimajukan dalam dunia kita yang terbatas ini. Akan tetapi, selagi Kerajaan ini melangkah maju, si Jahat berupaya untuk menghalang-halangi kemajuannya.
Perumpamaan Yesus ini membedakan tiga jenis rintangan yang dapat terjadi dalam kehidupan pendengar. Yang pertama adalah ketiadaan pemahaman yang menghalangi kemampuan kita untuk melihat dan menerima kebenaran Allah: “datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan” (Mat 13:19). Yang kedua adalah kesusahan dan penganiayaan yang menantang kedalaman komitmen dari para pendengar terhadap Kerajaan Allah. Sukacita awal terkait dengan kehadiran Allah dalam diri para pendengar ditantang oleh berbagai kesulitan dan pengejaran serta penganiayaan (Mat 13:20-21). Akhirnya, yang ketiga adalah urusan duniawi dan daya tarik kekayaan juga dapat menghambat gerak-maju dari Kerajaan Allah. Sifat mutlak dan tanpa reserve dari komitmen iman kita dapat dibuat menjadi kabur dengan mencoba untuk mengambil “yang terbaik dari dua dunia”, yaitu mengkombinasikan iman akan Kristus dengan kerinduan akan barang-barang duniawi (Mat 13:22).
Akan tetapi, terobosan Kerajaan Allah berarti bahwa Yesus telah menang atas si Jahat yang memang selalu ingin merusak kemajuan kerajaan Allah. Kita semua sebenarnya dapat menjadi “tanah yang baik”, mendengar dan memahami sabda Kerajaan dan menghasilkan buah bagi Allah, bekerja untuk memajukan Kerajaan-Nya dalam hidup dan dalam “dunia” kita. Karya yang mentransformasikan dari kematian dan kebangkitan Yesus begitu mentransformasikan dunia sehingga benih yang ditaburkan dapat menghasilkan buah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat (Mat 13:23).
DOA:
Bapa surgawi, kami sungguh tidak ingin memperkenankan adanya rintangan terhadap gerak-maju Kerajaan-Mu. Tolonglah kami agar dapat memberi tanggapan positif terhadap undangan Yesus dengan penuh pengertian dan ketaatan.
Amin.