Kehancuran manusia secara pribadi itu sebagian besar disebabkan oleh mulut mereka sendiri. Seringkali perkataan yang meluncur tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan sehingga menjadi senjata untuk melukai dan merugikan orang lain yang suatu saat nanti akan menjadi bumerang.
Kecerobohan dalam menilai sebuah perkara sehingga pada akhirnya mengeluarkan pernyataan yang negatif pun juga mampu menyulut kemarahan/kekecewaan orang lain. Oleh sebab itu dibutuhkan pemahaman yang benar sebelum kita menilai perkara yang ada.
Pemahaman yang benar adalah pemahaman yang sejalan dengan Roh Kudus. Roh Kudus akan mengajarkan kita agar bisa menjadi pribadi yang bijak. Untuk bisa menjadi pribadi yang baik, maka kita harus hidup dekat dengan Tuhan.
Mulut kita Tuhan ciptakan tidak berpasangan seperti mata dan telinga. Tuhan mau agar kita lebih banyak melihat, membaca dan juga mendengarkan untuk bisa memahami situasi yang ada sebelum kita memperkataakannya kepada orang lain. Jadikan mulut kita untuk memberkati orang lain.
Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.
(Amsal 21:23)