Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

31 Mei 2016

Rabu, 01 Juni 2016 == Peringatan Wajib St. Yustinus, Martir

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/
"Meski kami orang Kristen dibunuh dengan pedang ataupun disiksa dengan belenggu dan api, kami tidak akan murtad dari iman kami." 

St Yustinus


Orang sombong menggali lubang bagiku, mereka tidak memedulikan perintah-Mu. Aku akan berbicara tentang hukum-Mu. Aku tidak malu di hadapan para raja. 



Doa 

Allah Bapa sumber hikmat kebijaksanaan, dengan kebodohan salib Engkau telah mengajarkan kebijaksanaan Yesus Kristus, Putra-Mu, kepada Santo Yustinus, Martir. Pada hari peringatannya hari ini kami mohon, berilah kami agar sanggup menolak segala yang dapat menjauhkan kami daripada-Mu. Berilah pula kami rahmat-Mu agar selalu setia dalam iman. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (1:1-3.6-12)



"Kobarkanlah karunia Allah yang ada padamu berkat penumpangan tanganku."



Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus, kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam. Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah. Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.

Demikianlah sabda TuhanU. 
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kepada-Mu, ya Tuhan, aku melayangkan mataku.
Ayat. (Mzm 123:1-2.2bcd)

  1. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di surga. Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya.
  2. Seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita. 

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 11:25a, 26)

Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya pada-Ku, tak akan mati. 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:18-27)


"Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."


Pada suatu hari datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya, "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita, 'Jika seseorang yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.' Ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita, lalu mati tanpa meninggalkan keturunan. Maka yang kedua mengawini dia, tetapi juga mati tanpa meninggalkan keturunan. Demikian juga yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuh-tujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Akhirnya wanita itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami wanita itu? Sebab ketujuh-tujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka, "Kalian sesat, justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab di masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin atau dikawinkan; mereka hidup seperti malaikat di surga. Mengenai kebangkitan orang mati, tidakkah kalian baca dalam kitab Musa, yaitu dalam cerita tentang semak berduri, bahwa Allah bersabda kepada Musa, 'Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat."

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Ketika merenungkan surat kepada Timotius yang dibacakan pada hari ini yang terlintas dalam benak saya adalah kebiasaan para pejabat saat berpidato. Biasanya mereka memulai dengan ajakan untuk mengucap syukur kepada Tuhan yang memberikan kesehatan sehingga dapat mengadakan pertemuan ini. Sampai saat tertentu saya merasa ucapan seperti itu hanya rumus yang wajib diucapkan dengan ucapan syukur-seperti surat yang dibacakan pada hari ini-syukur itu hanyalah bagian yang dituntut dalam sastra penulisan surat.

Suatu ketika pendapat saya itu berubah dan saya mulai sangat menghargai siapa pun yang menempatkan syukur sebagai hal yang amat penting. Kemampuan bersyukur adalah salah satu tanda terpenting dari kedewasaan pribadi dan kematangan iman. Sejak awal-sadar atau tidak sadar- seorang anak sudah diajari untuk berterima kasih. Kalau ia diberi sesuatu dan diam saja, orangtuanya akan mengajarinya mengucakan terima kasih. Demikian seterusnya, sampai dia sendiri tanpa disuruh dapat mengucapkan terima kasih. Demikian juga kematangan iman seseorang dapat diketahui misalnya dari bentuk-bentuk doa yang diucapkannya. Bahkan Sakramen Pengampunan Dosa pun, dianjurkan untuk mulai dengan pengakuan pujian, tidak langsung dengan pengakuan dosa .

Kemampuan bersyukur akhirnya dilandaskan pada keyakinan iman bahwa hidup adalah anugerah, panggilan dan perutusan. Ketika kita sadar dan yakin bahwa hidup adalah anugerah, tidak bisa tidak kita akan didorong untuk membaktikan hidup bagi kemuliaan Tuhan. Itulah yang dilakukan oleh Santo Yustinus sampai ia memberikan hidupnya sebagai martir.


Injil berkisah tentang perjumpaan Yesus dengan kelompok Saduki, yang tidak percaya akan kebangkitan. Mereka mengemukakan sebuah kisah tentang seorang perempuan yang dikawini tujuh kakak-beradik. Semuanya mati tanpa meninggalkan keturunan. Lantas bagaimanakah posisi dan nasib mereka pada hari kebangkitan?Siapa yang pantas bersanding dengan si Perempuan itu di pelaminan surgawi? Yesus menjawab mereka dengan memberikan pemahaman perihal kebangkitan. Bahwa melalui kebangkitan orang mengalami hidup baru bersama Allah. Manusia ada bersama Allah dalam sebuah realitas rohaniah-surgawi. Dalam kehidupan itu, Allah menjadi pusat kehidupan, di mana orang hanya memandang dan bertemu muka dengan Allah keabadian. Keterpesonaan pada Yang Ilahi ini menghadirkan sebuah realitas hidup baru yang bersifat ilahi. Ketika jiwa hanya berpusat pada Allah, orang tidak lagi dipengaruhi dan memikirkan realitas manusia-duniawi, termasuk persoalan kawin-mawin.

Orang Saduki mengukur realitas surgawi dengan ukuran duniawi. Mereka mengkerdilkan kemahakuasaan Allah dengan kesempitan cara pikir manusiawi. Dengan kata lain, mereka memenjarakan Tuhan dalam kerangka berpikir manusia yang dangkal.

Bisa jadi, kita pun sering mencemaskan kehidupan akhir kita, ketika kita membandingkannya dengan realitas keduniawian kita. Saat ini kita diajak untuk membuka diri pada kemahakuasaan Tuhan dan menggantungkan hidup kita pada penyelanggaraan-Nya. Bagi kita kebahagiaan bersama Allah melampaui kebahagiaan apa pun yang kita miliki di dunia.


Santo Yustinus, Martir


Yustinus lahir dari sebuah keluarga kafir di Nablus, Samaria, Asia Kecil pada permulaan abad kedua kira-kira pada kurun waktu meninggalnya Santo Yohanes Rasul. 

Yustinus mendapat pendidikan yang baik semenjak kecilnya. Kemudian ia tertarik pada pelajaran filsafat untuk memperoleh kepastian tentang makna hidup ini dan tentang Allah. Suatu ketika ia berjalan-jalan di tepi pantai sambil merenungkan berbagai soal. Ia bertemu dengan seorang orang-tua. Kepada orang tua itu, Yustinus menanyakan berbagai soal yang sedang direnungkannya. Orang tua itu menerangkan kepadanya segala hal tentang para nabi Israel yang diutus Allah, tentang Yesus Kristus yang diramalkan para nabi serta tentang agama Kristen. Ia dinasehati agar berdoa kepada Allah memohon terang surgawi. 

Di samping filsafat, ia juga belajar Kitab Suci. Ia kemudian dipermandikan dan menjadi pembela kekristenan yang tersohor. Sesuai kebiasaan jaman itu, Yustinus pun mengajar di tempat-tempat umu, seperti alun-alun kota, dengan mengenakan pakaian seorang filsuf. Ia juga menulis tentang berbagai masalah, tertutama yang menyangkut pembelaan ajaran iman yang benar. Di sekolahnya di Roma, banyak kali diadakan perdebatan umum guna membuka hati banyak orang bagi kebenaran iman Kristen. 

Yustinus bangga bahwa ia menjadi seoranng Kristen yang saleh, dan ia bertekad meluhurkan kekristenan dengan hidupnya. Dalam bukunya, "Percakapan dengan Truphon Yahudi", Yustinus menulis: "Meski kami orang Kristen dibunuh dengan pedang, disalibkan, atau di buang ke moncong- moncong binatang buas, ataupun disiksa dengan belenggu api, kami tidak akan murtad dari iman kami. Sebaliknya, semakin hebat penyiksaan, semakin banyak orang demi nama Yesus, bertobat dan menjadi saleh." 

Di Roma, Yustinus ditangkap dan bersama para martir lainnya dihadapkan dihadapankan ke depan penguasa Roma. Setelah banyak disesah, kepala mereka dipenggal. Peristiwa ini terjadi pada tahun 165. Yustinus dikenal sebagai seorang pembela iman terbesar pada zaman Gereja Purba. 


Santo Simeon, Pengaku Iman

Simeon menempuh pendidikan di Konstantinopel dan hidup bertapa di tepi sungai Yordan. Pria berdarah Yunani ini kemudian menjadi rahib di biara Betlehem dan Gunung Sinai. Ia lebih suka hidup menyendiri dan menetap di seputar Pantai Laut Merah dan di puncak gunung. Namun kemudian pemimpin biara mengutusnya ke Prancis. Setelah menjelajahi berbagai daerah, ia secara sukarela hidup terkunci di dalam sebuah bilik di suatu biara di Trier, Jerman sampai saat kematiannya.


Santo Johannes Storey, Martir

Yohanes Storey hidup diantara tahun 1510-1571. Ia adalah Anggota parlemen Inggris dan sama sekali menolak mengakui Ratu Elisabeth I sebagai kepala Gereja. Akibatnya ia dipenjarakan. Namun sempat lolos dan melarikan diri ke Belgia. Dengan tipu muslihat, ia dibawa kembali ke Inggris dan digantung hingga menghembuskan nafasnya di London.


Santo Pamphilus dari Sasarea, Martir

Pamphilus lahir di Berytus, Pheonicia (sekarang: Beirut, Lebanon) pada tahun 240 dari sebuah keluarga terkemuka dan kaya. Pamphilus mempunyai minat dan bakat besar dalam masalah-masalah sekular di Berytus sambil meneruskan studi teologi di Sekolah Kateketik Aleksandria yang tersohor namanya di bawah bimbingan Pierius, pengganti Origenes. Dari Aleksandria dia pergi ke Sasarea, ibukota Palestina. Tak lama setelah ia tiba di Sasarea, ia ditabhiskan menjadi imam oleh Uskup Agapius. Ia menetap disana dan teguh membela iman Kristen selama masa penganiayaan orang-orang Kristen sampai hari kematiannya sebagai martir pada tahun 309/310. 

Pamphilus seorang imam, dosen, ekseget, dan pengumpul buku-buku yang bernilai tinggi. Dengan buku-buku yang berhasil dikumpulkannya, ia mengorganisir dan mengembangkan perpustakaan besar yang telah dirintis oleh Origenes. Perpustakaan ini berguna sekali bagi berbagai studi tentang Gereja. Dengan keahliannya di bidang teologi dan Kitab Suci, ia membimbing sekelompok pelajar dalam studi Kitab Suci. Eusebius, salah seorang muridnya - yang kemudian dijuluki " Bapa Sejarah Gereja " sangat akrab dengannya. Bersama dia, Pamphilus menulis sebuah biografi tentang gurunya (buku biografi ini telah hilang) sambil terus mengembangkan perpustakaan Sasarea di atas. Ia memusatkan perhatian pada pengumpulan teks-teks Alkitab beserta komentar-komentarnya sehingga koleksinya menjadi sumber informasi penting bagi penerbitan suatu versi penulisan Kitab Suci yang secara tektual lebih tinggi daripada versi-versi lainnya pada masa itu. Koleksi teks-teks Kitab Suci dan buku-buku lainnya di dalam perpustakaan ini merupakan sumbangannya yang utama bagi Gereja, karena memberikan data yang lengkap dan terpercaya tentang literatur-literatur Kristen perdana. Karya santo Hieronimus dan Eusebius di bidang sejarah Gereja dan Kitab Suci didasarkan pada informasi yang disediakan di dalam perpustakaan Pimphilus ini. Sayang sekali bahwa perpustakaan ini dan semua buku yang ada di dalamnya dirusak oleh orang- orang Arab pada abad ketujuh. 

Kira-kira antara tahun 307-308, Pimphilus ditangkap, dipenjarakan, dan disiksa karena imannya. Sementara berada di penjara, ia bersama Eusebius - yang juga dipenjarakan - menulis sebuah apologi untuk membela Origenes; sebagian fragmen dari tulisan ini kini masih ada. Karena ia menolak untuk membawa kurban kepada dewa-dewa kafir selama aksi penganiayaan oleh Maximinus Daza, ia dipenggal kepalanya antara tahun 309 atau 310. 


Santo Ahmed, Martir


Ahmed adalah saudara Almansur, kepala negeri Lerida di Spanyol. Bersama dengan kedua adiknya Zaida dan Zoraida. Ahmed bertobat mengikuti Kristus dan dipermandikan menjadi Kristen. Masing- masing dengan nama permandian: Bernard, Maria dan Gracia. Setelah menjadi Kristen ketiga kaka – beradik ini berusaha mengKristenkan Almansur, kakak mereka. Namun tindakan mereka ini justru mengakibatkan kematian mereka sebagai martir. Mereka ditangkap dan diserahkan ke tangan algojo untuk di bunuh.

30 Mei 2016

Selasa, 31 Mei 2016 Pesta SP Maria mengunjungi Elisabet

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/


“Maria tahu bahwa dalam beredarnya waktu ia akan melahirkan Dia, yang diakuinya sebagai sumber keselamatan sejak dari kekal” 


Maria, dengarkanlah, hai kalian yang takwa, aku hendak mewartakan yang dikerjakan Allah bagiku.


Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan, tanpa Syahadat.


Doa 

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau telah mendorong Santa Perawan Maria, yang sedang mengandung Putra-Mu, untuk mengunjungi Santa Elisabet, saudarinya. Semoga kami pun senantiasa mentaati dorongan Roh Kudus. Maka bersama Santa Perawan Maria kami akan selalu dengan gembira memuji karya-Mu yang agung. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Nabi Zefanya menubuatkan bahwa Tuhan Allah ada di tengah-tengah Israel dan membarui mereka dalam kasih-Nya. Oleh karena itu, mereka tidak perlu takut lagi.

Bacaan dari Kitab Nubuat Zefanya (3:14-18a)


"Tuhan, Raja Israel, ada di tengah-tengahmu."

Bersorak sorailah, hai puteri Sion, bergembiralah, hai Israel! Bersukacita dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang dijatuhkan atasmu, Ia telah menebas binasa musuh-musuhmu. Raja Israel, yakni Tuhan, ada di tengah-tengahmu; Engkau tidak akan takut lagi kepada malapetaka. Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem, “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lunglai! Tuhan Allahmu ada di tengah-tengahmu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bersukaria karena engkau, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, dan Ia bersorak gembira karena engkau seperti pada hari pertemuan raya.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.



Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (12:9-16b)


"Bantulah orang yang kudus dalam kekurangannya, dan berusahalah selalu memberi tumpangan."


Saudara-saudara, kasihmu janganlah pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik! Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu berkurang, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah orang-orang kudus dalam kekurangannya, dan berusahalah selalu memberi tumpangan! Berkatilah orang yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan yang muluk-muluk, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 864
Ref. Tuhan, Dikaulah sumber air hidup.
Ayat. (Yes 12:2-3.4bcd.5-6; R: 6b)

  1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
  2. Pada waktu itu kamu akan berkata, "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!"
  3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 1:45)

Berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana. 


Elisabet yang penuh dengan Roh Kudus menyatakan bahwa Maria diberkati di antara semua wanita dan diberkati pula buah rahimnya. Jiwa Maria memuliakan Tuhan dan hatinya bergembira karena Allah telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)


"Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"


Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan menceraiberaikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
 


Kunjungan persaudaraan itu tanda perhatian dan kasih. Terlebih bila yang dikunjungi sedang ada dalam kesulitan. Bila kunjungan antara kita sudah sangat membahagiakan apalagi dari Allah. Tak heran orang bersyukur dan memuji Allah. Itulah yang dilakukan Elisabet ketika menerima kunjungan Maria sebagai saudari dan ibu Tuhan. Kerap Tuhan mengunjungi kita ketika kita sedang berjuang melawan penyakit dan menghadapi persoalan hidup. Apakah pada saat itu aku tetap memuji-muji Tuhan?


Setelah menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel, Maria yang sedang mengandung Putra Allah mengunjungi sanak keluarganya Elisabeth. Kunjungan itu membawa sukacita bukan saja kepada Elisabeth, tetapi juga kepada anak yang ada di dalam kandungannya sehingga anak itu pun melonjak karena bersukacita. Maria menanggapi sambutan yang penuh sukacita dengan memadahkan kidung: ”Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah Juru Selamatku” .

Sekalipun Maria tidak memahami seluruhnya rencana Allah terhadap dirinya, namun dia tetap membagikan kabar gembira yang diterimanya kepada Zakharia dan Elisabeth. Dalam konteks ini, Maria dapat dianggap sebagai misionaris pertama yang membawa kabar gembira tentang Yesus kepada orang-orang lain. Misonaris adalah orang yang diutus untuk membawakan kabar gembira tentang Yesus kepada orang lain. Sebagai misionaris, Maria telah membawa kabar gembira itu di dalam dirinya dan membagikannya kepada Elisabeth dan suaminya. Kita pun bisa menjadi misionaris kalau kita bisa menampakkan Yesus dari dalam diri kita dan menjadi sumber kegembiraan bagi orang-orang lain.Mulai sekarang aku disebut "yang bahagia" oleh sekalian bangsa. Sebab karya agung dikerjakan bagiku oleh Yang Mahakuasa, kuduslah nama-Nya.

Doa  


Terima kasih ya Tuhan, Engkau telah memberi teladan seorang ibu yang mempunyai perhatian dan kepedulian kepada Elisabet yang sedang mengandung. Semoga kami mampu meneladan Bunda Maria, memberi perhatian dan pertolongan kepada sesama di sekitar kami, bahkan juga kalau harus menuntut perjalanan yang agak jauh. Amin.



Santa Perawan Maria mengunjungi Elisabeth 

Ketika malaekat Gabriel membawa khabar gembira kepada Maria, ia menyampaikan juga kepada Maria peristiwa ilahi perkandungan Elisabeth. Malaikat Gabriel mengatakan bahwa Elisabeth sedang mengandung seorang anak laki-laki pada usia tuanya. Bayi laki-laki itu adalah Yohanes Pemandi, yang akan menjadi perintis jalan bagi Yesus, Juru Selamat yang dijanjikan oleh Allah.

Maria segera bergegas ke pegunungan Yudea, ke kota Karem, tempat tinggal Elisabeth dan Zakarias. Maria berangkat kesana untuk melayani Elisabeth. Sebagaimana kata Injil,pertemuan itu merupakan suatu peristiwa kegembiraan baik bagi Elisabeth maupun anak yang dikandungnya. Dari mulut Elisabeth

Senin, 30 Mei 2016 Hari Biasa Pekan IX

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/
"Kesejahteraan yang nampaknya menarik tidak boleh menyesatkan kita, yang membuat kita lupa meneruskan perjalanan ke arah tujuan " 



Doa  


Allah Bapa Mahabaik, kami mohon limpahilah kami dengan sabda-Mu dan semoga kami menyadari bahwa Engkau meneguhkan kasih setia-Mu kepada siapa pun berkat Yesus Kristus, Putra-Mu.Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Rasul Petrus mengingatkan bahwa kuasa Yesus memberikan segala yang berguna untuk ambil bagian dalam kodrat ilahi yang terdiri atas iman, kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan para saudara, dan kasih akan semua orang. 


Bacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus (1:1-7)


"Yesus Kristus telah menganugerahkan kepada kita janj-janji yang berharga. Berkat Dia, kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi."


Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Allahku, pada-Mulah aku percaya
Ayat. (Mzm 91:1-2.14-15ab.15c-16)

  1. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan, "Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, Allahku yang kupercayai."
  2. Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakannya.
  3. Aku akan meluputkan dia dan memuliakannya, dengan umur panjang akan Kukenyangkan dia; kepadanya akan Kuperlihatkan keselamatan yang datang dari pada-Ku." 

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Why 1:5ab)

Yesus Kristus, Engkaulah saksi yang setia, yang pertama bangkit dari alam maut; Engkau mengasihi kami dan mencuci dosa kami dalam darah-Mu. 

Yesus mengingatkan para imam kepala, ahli Taurat dan kaum tua-tua Yahudi bahwa mereka seperti para penggarap kebun anggur yang akan dibinasakan oleh Tuhan sebagai pemilik kebun anggur.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:1-12)

"Mereka menangkap dan membunuh putra kesayangan, dan melemparkannya ke luar kebun anggur."


Pada suatu hari Yesus berbicara kepada imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua dengan perumpamaan, kata-Nya, "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita." Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia."


Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Penggarap kebun anggur Tuhan mesti tetap bersikap sebagai penggarap dan bukan pemilik. Kepercayaan untuk menggarap sudah dialihkan kepada kita karena penggarap pertama menolak. Kita perlu menjaga kepercayaan ini dengan taat dan setia di dalam pengabdian kita. Pada saatnya kita akan mendapatkan bagian yang pantas dari pekerjaan kita. Allah itu Allah yang adil dan penuh belas kasih. Apakah aku tetap setia sebagai penggarap kebun anggur Tuhan? Bagaimana keterlibatanku dalam hidup berlingkungan atau berparoki?


Ia berpaut pada-Ku, maka Aku menyelamatkannya. Ia mengakui Aku, maka Aku akan menjadi pelindungnya. Ia berseru kepada-Ku, maka Aku akan menjawabnya.


Santo Feliks I, Paus, Martir dan Pengaku Iman

Feliks dikenal sebagai putra kaisar Konstantianus. Ia lahir di Roma kira-kira pada awal abad ketiga. Kehidupan masa mudanya dan usahanya menghayati iman Kristen tidak banyak diketahui. Adanya banyak cerita beredar di kalangan orang-orang Kristen tentang dirinya, namun kebenaran cerita itu diragukan. Oleh karena itu, para ahli mengadakan penelitian tentang kehidupan Feliks.

Feliks menduduki Taktha Santo Petrus sebagai Paus pada tahun 269 dan memimpin Gereja Kristus sampai tahun 274. Ia dibunuh pada masa pemerintahan kaisar Aurelianus ketika ada penganiayaan terhadap orang-orang Kristen. Ia dikuburkan pada pemakaman para Paus di kuburan Santo Kallistus di Jalan Apia, Roma.


Santo Baptista Varani OSC Cap, Abbas

Baptista lahir pada tahun 1458. Ia seorang biarawan yang pandai dan dikarunia banyak rahmat mistik. Pengalaman-pengalaman rohaninya yang dalam diabadikan dalam beberapa buku yang sangat penting bagi peningkatan iman, terutama bagi peningkatan kebaktian terhadap Hati Kudus Yesus. Pemimpin biara suster-suster Claris di Chiara, Italia ini meninggal dunia pada tahun 1524.


Santo Ferdinandus dari Kastilia, Pengaku Iman

Ferdinandus adalah putra Raja Alfonso dari kerajaan Leon, dan ratu Berengaria dari Kastilia. Ia lahir di sebuah kota dekat Salamanca, Spanyol pada tahun 1199. Ketika berumur 18 tahun, ia diangkat menjadi raja Kastilia. Kemudian ketika ayahnya Alfonso meninggal dunia pada tahun 1230, Ferdinandus diangkat lagi menjadi raja Leon. Dengan demikian ia menjadi raja yang baik di kerajaan Kastilia maupun di kerajaan Leon. Dia memerintah kedua kerajaan ini sampai hari kematiannya pada tanggal 30 Mei 1252.

Sebagai raja, Ferdinandus membuktikan dirinya sebagai seorang penguasa yang adil dan bijaksana. Dimasa kepemimpinannya, dua kerajaan yang diwariskan kepadanya oleh kedua orangtuanya digabungkan menjadi satu kerajaan. Masa pemerintahannya mempunyai arti yang sangat penting bagi sejarah Spanyol. Ia berusaha sekuat tenaga untuk menyebarkan agama Kristen di seluruh kerajaannya. Ia berhasil mengusir pergi orang-orang Moor dari seluruh wilayah Spanyol, termasuk kota-kota penting seperti Kordova (1236) dan Seville (1248). Sampai pada saat kematiannya, hanyalah Granada dan Alicante masih berada di bawah pendudukan orang Moor.

Selain usaha-usaha diatas, ia terus berjuang mempertahankan tegaknya ajaran iman yang benar terhadap rongrongan bidaah Albigensia.
Ferdinandus tergolong seorang raja yang beriman teguh. Ia berusaha memajukan perkembangan agama Kristen. Ia mendirikan banyak biara, merobah mesjid-mesjid menjadi Katedral-katedral dan membantu rumah-rumah sakit dengan berbagai pemberian. Pada tahun 1242 ia mendirikan Universitas Salamanca sebagai pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Ketika ia meninggal dunia, ia dikuburkan di Katedral Seville dalam pakaian ordo ketiga Santo Fransiskus. Pada kuburnya terjadi banyak mukzijat. Banyak orang menganggap dia sebagai orang Kudus. Kekudusannya baru diakui Gereja 419 tahun setelah kematiannya oleh Sri Paus Klemens X (1670-1676) pada tahun 1671.


Santa Jeanne d’Arc, Pengaku Iman 

Jean-nama panggilan Jeanne d’Arc-lahir pada tahun 1412 di Domreni, Prancis. Ayahnya Yakobus Arc dan ibunya Elisabeth mendidik dan membesarkannya menjadi seorang wanita petani yang rajin, peramah dan periang. Tetapi sebagaimana keadaan wanita desa lainnya, Jean tidak tahu membaca dan menulis.

Ketika berusia 13 tahun, Jean merasakan adanya suatu dorongan batin yang kuat untuk melibatkan diri dalam perjuangan menyelamatkan negerinya Perancis dari pendudukan tentara-tentara Inggris. Setahun kemudian tatkala ia sedang menjaga domba-domba di padang, Jean mengalami suatu penglihatan ajaib. Dari dalam cahaya itu terdengar olehnya suatu cahaya ajaib yang terang benderang. Dari dalam cahaya itu terdengar olehnya suara orang berkata: “Jean, anakku! Jadilah anak yang baik-baik! Tuhan akan melindungi dan menaungi engkau dengan kekuatan Roh Kudus. Ingatlah, pada suatu saat, engkau akan menolong raja untuk menyelamatkan Perancis dari bahaya peperangan dan dari pendudukan tentara Inggris.” Dengan gentar Jean berlutut dan berkata: “Ah, Tuhan, aku hanya seorang wanita petani yang miskin dan tak berdaya. Bagaimana mungkin aku dapat menolong seorang raja. Aku tak tahu bagaimana harus berperang”. Suara itu menjawab: “Jangan takut Jean! Tuhan akan menolong engkau asal engkau percaya kepadaNya.”

Waktu terus beredar. Ketika Jean berusia 16 tahun, suara ajaib itu didengarnya lagi. Kali ini lebih tegas dan mendesak: “Waktunya sudah tiba. Dauphin, putra mahkota itu membutuhkan engkau. Pergilah ke istana dan mohonlah kepada panglima Robert agar mengijinkan engkau pergi menemui Dauphin.”

Situasi Perancis saat itu kacau oleh amukan perang dan pendudukan tentara Inggris. Sementara itu, putra mahkota belum dinobatkan menjadi raja. Jean, dengan iman yang kuat kepada Tuhan segera melaksanakan perintah ajaib itu. Ia pergi keistana untuk menemui Robert. “Aku membawa berita kepada Dauphin dari Tuhanku”, katanya kepada Robert.
“Siapakah Tuhanmu itu?”, tanya Robert. “Raja alam semesta”, jawab Jean dengan tegas. Mendengar jawaban itu, para serdadu menetawai dia. Tetapi Jean dengan tegas berkata: “Bawalah aku segera kepada Dauphin karena aku akan membantunya meraih kemenangan atas tentara Inggris”. Panglima Robert mengabulkan permohonannya. Ia memberikan sepucuk surat pengantar kepada Jean agar bisa bertemu dengan Dauphin. Dengan kawalan enam orang serdadu, Jean berangkat ke Chinon, tempat Dauphin berada. Perjalanan mereka ke Chinon harus melewati suatu daerah yang dikuasai musuh. Namun Jean tidak gentar karena dia yakin bahwa Tuhan akan melindungi dia.

Ketika bertemu dengan Dauphin, Jean berkata: “Aku, Jeanne d’Arc. Raja semesta alam mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan pesan ini: ‘bahwa dalam waktu singkat tuan dinobatkan menjadi Raja Prancis di Rheims’. Aku diutusnya untuk membantumu dalam peperangan melawan tentara Inggris”. Dauphin bersama pengawalnya percaya. Lalu mereka mulai merencanakan siasat peperangan.

Jean diperlengkapi dengan pakaian perang dan seekor kuda putih. Jean sendiri memendekkan rambutnya agar terlihat seperti seorang pria. Ia maju berperang dengan menunggangi seekor kuda putih sambil memegang bendera yang bertuliskan semboyan: Yesus-Maria. Bersama para serdadu Prancis, Jean berhasil memporakporandakan pasukan Inggris di Orleans. Kemenangan ini memberikan peluang emas untuk menyelenggarakan pesta penobatan Dauphin menjadi Raja. Di Katedral Rheims, Dauphin dinobatkan sebagai raja Prancis dengan gelar Charles VII. Setelah penobatan itu, Jean memimpin lagi sepasukan tentara Prancis untuk merebut Paris dari tangan tentara Inggris. Tetapi mereka dipukul mundur dan menderita kekalahan besar. Jean sendiri ditangkap dan dibawa ke Inggris. Disana ia dipenjarakan di istana Rouen selama sembilan bulan. Kemudian ia dihadapkan ke pengadilan Uskup Beauvis dengan tuduhan melakukan praktek sihir dan takhyul. Dalam persidangan yang berlangsung sebanyak 15 kali, Jean dengan teguh membela diri dan dengan cermelang membantah tuduhan palsu yang dikatakan tentang dirinya. Ia menolak tuntutan untuk mengungkapkan “suara-suara ajaib dari surga” yang didengarnya dahulu. Kepada para hakim, ia dengan tegas berkata “Aku bukan tukang sihir. Panggilanku sungguh berasal Tuhan. Dalam semua tindakanku, aku selalu mengikuti perintah Tuhan dan petunjuk-petunjukNya. Aku bersedia mati demi nama Tuhanku.” Mendengar kata-kata itu, para hakim semakin marah dan memerintahkan para serdadu untuk menjalankan hukuman bakar hidup-hidup atas diri Jean dihadapan umum. Jean menemui ajalnya karena keputusan tidak adil dari pengadilan pada tahun 14313 di Rouen. Ia digelari kudus oleh gereja bukan karena patriotismenya atau keberanian berperang, melainkan karena kesalehan hidupnya dan kesetiannya dalam memenuhi kehendak Tuhan atas dirinya. Ia dihormati sebagai pelindung negeri Prancis.


27 Mei 2016

Minggu, 29 Mei 2016 == Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/
“Ketika kita menghadiri Misa kita tidak datang untuk bertepuk tangan. Kita tidak datang untuk menonton orang-orang, ataupun menghormatinya. Kita ingin menyembah Allah, mengucap syukur kepada-Nya, meminta Ia mengampuni dosa kita, dan meminta kepada-Nya apa yang kita butuhkan” 


Ia telah memberi mereka gandum yang terbaik. Ia telah mengenyangkan mereka dengan madu dari gunung batu.


Doa

Ya Allah, Yesus Putra-Mu telah meninggalkan kenangan akan wafat dan kebangkitan-Nya dalam Sakramen Ekaristi Mahakudus yang mengagumkan. Kami mohon rahmat-Mu semoga kami pun mampu memecah dan membagikan hidup yang telah Engkau pilih dan berkati ini sehingga kami pantas untuk bersatu dalam karya penebusan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus, Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (14:18-20)

"Melkisedek membawa roti dan anggur." 

Melkisedek, Raja Salem, adalah seorang imam Allah Yang Mahatinggi. Ketika Abram kembali dari kemenangannya atas beberapa raja, Melkisedek membawa anggur dan roti, lalu memberkati Abram, katanya, “Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuh-musuhmu ke dalam tanganmu.” Lalu Abram memberikan kepada Melkisedek sepersepuluh dari semua jarahannya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = e, 2/4; 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 110:1.2.3.4; Ul: lh. 1Kor 10: lh.16)

  1. Beginilah firman Tuhan kepada tuanku, "Duduklah di sebelah kanak-Ku, sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan kakimu." Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion; berkuasalah Engkau di antara musuhmu!
  2. Engkau meraja di atas gunung yang suci, sejak hari kelahiranmu, sejak dalam kandungan, sejak fajar masa mudamu, Tuhan telah bersumpah dan tidak akan menyesal, "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek."

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (11:23-26)
"Setiap kali makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan." 

Saudara-saudara terkasih, apa yang telah kuteruskan kepadamu ini telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam Ia diserahkan, mengambil roti, dan sesudah mengucap syukur atasnya, Ia membagi-bagi roti itu seraya berkata, “Inilah Tubuh-Ku, yang diserahkan bagimu; perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata, “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan dalam darah-Ku. Setiap kali kamu meminumnya, perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku!” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Madah Ekaristi, sol = es, m.7, PS 556 (fakultatif)
Syair: Lauda Sion, ayat 1-4.5-8 Thomas dari Aquino 1263/64, terj. Komlit KWI 1992
Lagu: Prancis abad ke-12, Graduale Romanum 1974

  1. Sion, puji Penyelamat, Sang Pemimpin dan Gembala dalam kidung pujian.
  2. Pujilah sekuat hati, kar'na Dia melampaui puji yang kaulambungkan.
  3. Hari ini yang tersaji: Roti Hidup yang dipuji, sumber hidup yang kekal.
  4. Itulah yang dihidangkan bagi para rasul Tuhan: Tak perlu diragukan.
  5. Lihat Roti malaikat, jadi boga peziarah: sungguh itu roti putra, anjing jangan diberi.
  6. Inilah yang dilambangkan waktu Ishak dikurbankan: Domba Paskah disajikan, dan manna dihujankan.
  7. Yesus, Roti yang sejati, Kau Gembala murah hati, s'lalu lindungilah kami, dan tunjukkan pada kami bahagia yang kekal.
  8. Dikau Allah mahakuasa, bimbing kami, insan fana, undang kami dalam pesta, dan jadikan kami warga umat kudus bahagia. Amin. Alleluya.

Bait Pengantar Injil, do = f, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat (Yoh 6:51)

Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah Daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:11b-17)

"Mereka semua makan sampai kenyang." 

Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak tentang Kerajaan Allah, dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan. Pada waktu hari mulai malam, datanglah kedua belas murid kepada Yesus dan berkata, “Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan serta makanan, karena di sini kita berada di tempat yang sunyi.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Kamu harus memberi mereka makan!” Mereka menjawab, “Yang ada pada kami tidak lebih dari lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini.” Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok, kira-kira limapuluh orang setiap kelompok.” Murid-murid melakukannya, dan menyuruh semua orang banyak itu duduk. Yesus mengambil lima roti dan dua ikan itu, lalu menengadah ke langit dan mengucap berkat, kemudian membagi-bagi roti dan memberikannya kepada para murid supaya dibagi-bagikan kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkanlah potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak duabelas bakul.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan



PARTISIPASI MANUSIA YANG DIKUDUSKAN

Penggandaan roti yang dikerjakan Yesus merupakan pertemuan partisipasi manusiawi dan daya ilahi yang menguduskan. Peristiwa ini membawa makna mendalam bagi kita tentang seluruh proses perjuangan hidup kita menuju persatuan dengan Allah sendiri. Allah mengundang kita untuk masuk dalam persekutuan kasih dengan-Nya dan kita diharapkan mau turut serta dalam perjuangan tersebut.

Partisipasi Manusia
Yesus meminta para murid-Nya untuk ikut berpartisipasi dalam memikirkan pemenuhan makan bagi orang-orang yang datang mendengarkan-Nya (Luk 9:13a). Undangan ini adalah panggilan umum setiap murid Yesus untuk berpartisipasi dalam jalan penyelamatan dan pengudusan. Para murid kemudian memberi jawaban bahwa mereka tidak memiliki persediaan makanan yang cukup, karena hanya ada lima roti dan dua ekor ikan (ay 13b). Jawaban ini merupakan ungkapan keterbatasan manusiawi. Para murid tidak mau lepas tangan atas situasi itu. Yang terjadi hanyalah keterbatasan persediaan makanan.

Indah sekali bahwa para murid tidak menolak untuk berpartisipasi. Mereka menyerahkan apa yang ada itu kepada Yesus sendiri. Tindakan ini bisa kita bandingkan dengan ritus persembahan dalam perayaan Ekaristi. Kita mau mempersembahkan apa yang kita punya kepada Allah dalam bentuk bahan-bahan persembahan. Selanjutnya, kita mempersembahkan kemanusiawian kita kepada Allah sendiri yang disimbolkan dengan air yang dituangkan ke dalam anggur. Itulah bentuk kemauan kita untuk berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah.

Tindakan Pengudusan Allah
Yesus menerima roti dan ikan dari para murid, kemudian mengucapkan doa berkat atas roti dan ikan tersebut dan semuanya menjadi berkelimpahan (Luk 9:16-17). Yesus telah menguduskan wujud partisipasi manusiawi itu dengan daya ilahi dan menjadikannya berlipat ganda. Tindakan Yesus ini memperkuat iman kita bahwa ketika kita mau mempersembahkan apa yang kita punya untuk karya Allah, maka kita akan mendapati kelimpahannya karena daya ilahi yang bekerja di dalamnya.

Kita memang tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk menangani banyak hal dalam kehidupan kita. Tetapi kita diundang untuk mempersembahkan kelemahan dan kekurangan manusiawi kita itu kepada Allah sendiri. Dia yang akan menyempurnakan kemauan partisipasi kita itu dengan berkat-Nya sendiri.

Pengudusan dalam Perayaan Ekaristi
Undangan Yesus supaya para murid berpartisipasi itu juga menjadi undangan bagi kita. Seperti Tubuh Kristus yang dipecah dan dibagi-bagikan dalam perayaan Ekaristi, kita juga diundang untuk memecah diri kita dan membagikannya kepada orang lain sebagai wujud partisipasi kita dalam karya keselamatan Allah bagi dunia.

Dalam partisipasi kita itu, Allah akan mengangkat dan menguduskan kemanusiawian kita sehingga layak bagi-Nya. Pengudusan ini semakin jelas dalam tindakan imam memasukkan air ke dalam anggur. Pada saat itu imam berdoa, "Sebagaimana dilambangkan oleh percampuran air dan anggur ini, semoga kami juga boleh mengambil bagian dalam keilahian Kristus yang telah menjadi manusia seperti kami." Kita yang tidak pantas, dijadikan layak dan pantas berpartisipasi dalam kekudusan Allah, karena keilahian Kristus.



Santa Teodosia dari Konstantinopel, Martir
Sebagai martir dari Konstantinopel, Teodosia adalah salah seorang martir dari gereja Katolik Timur. Ia menderita penganiayaan hebat dari para musuh Gereja pada abad kedelapan (745) pada masa pemerintahan kaisar Konstantin V.

Pada tahun 726, kaisar Byzantium Leo III mengeluarkan sebuah dekrit yang melarang pemujaan terhadap gambar-gambar kudus. Putranya Konstantin, yang menggantikan dia terus melanjutkan politiknya dalam memberantas praktek pemujaan terhadap gambar-gambar kudus. Ia memerintahkan pengrusakan atas sebuah lukisan Yesus yang termasyur di biara santo Anastasius di Konstantinopel. Teodosia sebagai seorang biarawati di biara itu mencoba menyembunyikan lukisan itu. Karena itu ia ditangkap dan dianiayan hingga mati.


Santo Max(iminus), Uskup
Max(iminus) adalah Uskup di kota Trier, Jerman. Ia meninggal di pengasingan ketika dibuang bersama Santo Atanasios dan uskup-uskup lainnya karena melawan bidaah Arianisme. Ia meninggal pada tahun 346.

Sabtu, 28 Mei 2016 == Hari Biasa Pekan VIII

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/


“Penghormatan terhadap Ekaristi di luar Misa adalah harta yang tak ternilai untuk hidup Gereja. Penghormatan ini berhubungan hakiki dengan perayaan Kurban Ekaristi.... Menjadi tanggung jawab para gembala, juga lewat kesaksian pribadi, mendorong adorasi Ekaristi dan khususnya eksposisi Sakramen Mahakudus ini, di samping doa adorasi depan Kristus yang hadir dalam rupa Ekaristi”. 


Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau. Hatiku haus dan rindu akan Dikau, seperti tanah kering dan tandus merindukan air. 

Doa 

Allah Bapa sumber iman kepercayaan, teguhkanlah kami dalam iman para leluhur yang mendahului kami. Semoga selalu berpegang teguh pada sabda yang dapat diandalkan, ialah sabda Yesus Putra-Mu, yang akan mengantar kami menuju kebebasan dan kebahagiaan sejati. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Rasul Yudas mengingatkan jemaat beriman agar membangun diri di atas dasar iman yang paling suci, berdoa dalam Roh Kudus dan memelihara diri dalam kasih Allah. Selain itu, menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu.

Bacaan dari Surat Rasul Yudas (17.20b-25)


"Allah berkuasa menjaga kalian jangan sampai tersandung, dan membawa kalian penuh 

kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya."

Saudara-saudara terkasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepadamu oleh rasul-rasul Tuhan kita Yesus Kristus. Maka bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci, dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, renggutlah mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai rasa takut kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. Allah berkuasa menjaga kalian supaya jangan sampai tersandung. Ia membawa kalian tanpa noda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya. Bagi Dia, Allah yang Esa, Juruselamat kita, dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia kemuliaan, kebenaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad, sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku, haus, pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah. (2/2)
Ayat. 2/4 (Mzm 63:2.3-4.5-6; Ul: 2b)

  1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, yang tiada berair.
  2. Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus, sambil melihatan kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup, bibirku akan memegahkan Dikau.
  3. Aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku bersorak-sorai, mulutku memuji-muji.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kol 3:16a.17)

Semoga sabda Kristus tinggal dalam diri kalian secara melimpah. Bersyukurlah dengan pengantaraan Kristus kepada Allah Bapa kita. 

Yesus tidak memberitahukan tentang asal kuasa Yesus kepada para imam kepala, ahli Taurat dan kaum tua-tua. Sebab mereka tidak bisa menjawab tentang asal pembaptisan Yohanes.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:27-33)

"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?"

Beberapa waktu sesudah mengusir para pedagang dari halaman Bait Allah, Yesus dan murid-murid-Nya tiba kembali di Yerusalem. Ketika Yesus sedang berjalan-jalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua. Mereka bertanya kepada Yesus, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?” Yesus menjawab mereka, “Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepada kalian. Jawablah Aku, dan Aku akan mengatakan, dengan kuasa mana kulakukan hal-hal itu. Pembaptisan Yohanes itu dari surga atau dari manusia? Jawablah!” Mereka memperbincangkannya seraya berkata, “Jikalau kita katakan ‘Dari Allah’, Ia akan berkata, ‘Kalau begitu, mengapa kalian tidak percaya kepada-Nya?’ Tetapi masakan kita katakan ‘Dari manusia’.” Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Maka Mereka menjawab Yesus, “Kami tidak tahu”. Maka kata Yesus kepada mereka, “Jikalau demikian, Aku pun takkan mengatakan kepada kalian, dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.

U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Kuasa Yesus berasal dari Allah bukan dari manusia. Para imam kepala, ahli Taurat dan tua-tua yang iri hati kepada Yesus akhirnya harus mengakui bahwa kuasa Yesus berasal dari Allah. Banyak orang terutama para imam yang hidup dekat dengan Yesus, memiliki urapan dan kuasa dari Yesus. Kuasa itu akan memancar keluar karena iman. Tidak perlu mempersoalkan lagi hal-hal ajaib yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kita memahami dan menghidupinya di dalam iman yang teguh. Apakah kuasa Yesus hidup dalam diriku?


Dalam Injil hari ini Yesus memarahi para pedagang yang berjualan di Bait Allah. Menarik bahwa Yesus menyebut para pedagang itu penyamun. Apa alasannya?

Yesus menyebut mereka penyamun karena mereka melakukan pemerasan terhadap para peziarah yang datang dari jauh. Hal itu dilakukan dengan memberikan nilai tukar yang sangat rendah terhadap mata uang asing yang dibawa oleh para peziarah. Mereka juga menjual hewan korban dengan harga sangat mahal. Selain itu, mereka juga meminta biaya yang tinggi atas sertifikat ”halal” untuk setiap hewan korban yang dipersembahkan. Para peziarah harus membayar semua itu supaya bisa mempersembahkan hewan korban sekalipun merasa seolah-olah dirampok.

Mungkinkah seperti para pedagang itu kita terkadang menggunakan hal-hal yang sakral untuk memperoleh keuntungan material? Atau memakai cara yang tidak halal demi mencapai apa yang diingini? Sebenarnya, Yesus hanya meminta kita untuk ‘percaya saja’, maka mukjizat akan terjadi.

Aku akan memuji Engkau seumur hidupku, menadahkan tangan kepada-Mu. Hatiku Kaukenyangkan dengan santapan lezat, mulutku memuji Engkau sambil bersyukur. 



Beata Margaretha Pole, Martir 

Margaretha lahir di sebuah desa dekat kota Bath, Inggris Selatan pada tanggal 14 Agustus 1473. Ia dikenal sebagai seorang wanita kebangsawan, penggiring ratu Katarina, permasiuri raja Henry VIII.

Sepeninggal suaminya, Margaretha menjadi guru pribadi Putri raja Maria, anak Henry VIII. Dalam kedudukannya sebagai guru pribadi itu, raja Henry mengangkat Margaretha sebagai pangeran wanita Salisbury. Walaupun Henry mengenal baik kesucian hidup Margaretha, ia tidak segan-segan memecat Margaretha ketika Margaretha menentang perceraiannya dengan Katarina dan niatnya menikahi Anne Boleyn. Karena Reginaldus, Putra Margaretha, yang kemudian menjadi seorang kardinal mencela Henry karena tuntutannya untuk mengawasi Gereja, Henry memutuskan untuk melenyapkan keluarga Margaretha. Akhirnya Margaretha dipenggal kepalanya pada tahun 1541 karena dituduh mengkhianati raja. Margaretha dinyatakan sebagai ‘Beata’ (Yang Bahagia) pada tahun 1886.


Santo Wilhelmus, Biarawan


Wilhelmus adalah seorang jendral dari kaisar Karokus Agung yang berhasil menundukkan suku Bask da merebut Barcelona dari tangan orang Arab. Setelah kemenangan ini ia menjadi biarawan. Ia mendirikan sebuah biara di Gellone, Perancis. Anehnya ialah bahwa dalam biara yang didirikannya itu, ia sendiri bekerja sebagai tukang roti dan koki. Ia meninggal dunia pada tahun 812.


Santo Bernardus dari Montjoux, Imam 


Bernardus dari Montjoux dikenal sebagai pelindung para pencinta pegunungan Alpen dan para pendaki gunung. Untuk membantu para wisatawan, Bernardus bersama pembantu-pembantunya mendirikan dua buah rumah penginapan. Dari nenek moyangnya, ia diketahui berketurunan Italia. Tanggal kelahirannya tidak diketahui dengan pasti, tetapi hari kematiannya diketahui terjadi pada tanggal 28 Mei 1081 di biara santo Laurensius, Novara, Italia.
Kisah masa kecilnya dan masa mudanya telah banyak dikaburkan oleh berbagai legenda. Meski demikian, suatu hal yang pasti tentang dirinya ialah tentang pendidikan imamatnya. Pendidikan imamatnya dijalaninya bersama Petrus Val d’ Isere, seorang Diakon Agung di Keuskupan Aosta. Aosta adalah sebuah kota di Italia yang terletak di pegunungan Alpen dan berjarak 50 mil dari perbatasan Prancis dan Swiss.

Karena semangat kerasulannya yang tinggi, ia diangkat menjadi Vikaris Jendral Kesukupan Aosta. Dalam jabatan ini, Bernardus membawa angin pembaharuan di antara rekan-rekannya, biarawan-biarawan Kluni di Burgundia. Ia berusaha mendorong mereka merombak aturan-aturan biara yang terlalu klerikal dan keras. Ia mendirikan sekolah-sekolah dan rajin mengelilingi seluruh wilayah diosesnya.

Pada abad pertengahan, peziarah-peziarah dari Perancis dan Jerman rajin datang ke Italia melalui dua jalur jalan di pegunungan Alpen. Banyak dari mereka mati kedinginan karena badai salju, atau karena ditangkap oleh perampok di jalan. Melihat kejadian-kejadian itu, maka pada abad kesembilan Bernardus berusaha mendirikan dua buah rumah penginapan di antara dua jalur jalan it, tepatnya di gunung Jovis (Mentjoux), yang sekarang dikenal nama gunung Blanc. Dua rumah penginapan ini sungguh membantu para peziarah itu. Tetapi kemudian pada abad keduabelas, rumah-rumah itu runtuh diterpa badai salju. Sebagai gantinya mendirikan lagi dua buah rumah penginapan baru, masing-masing terletak di dua jalur jalan itu dengan sebuah biara berdiri di dekatnya. Kedua jalan ini sekarang dikenal dengan nama Jalan Besar dan Jalan Kecil Santo Bernardus. Untuk membina ahklak para petugas rumah penginapan dan anggota-anggota biarawan yang menghuni biara itu, Bernardus menetapkan aturan-aturan biara santo Agustinus. Ia menerima pengakuan dan ijin khusus dari Sri Paus untuk membimbing para novisinya dalam bidang karya perlayanan para wisatawan.

Karya mereka ini berkembang pesat dari hari ke hari didukung oleh seekor anjing pembantu. Tugas utama mereka ialah berusaha membantu para wisatawan dalam semua kesulitannya dengan makanan dan rumah penginapan, serta menguburkan orang-orang yang mati. Ketenaran karya pelayanan mereka ini kemudian berkembang dalam berbagai bentuk legenda. Kemurahan hati dan keramah-tamahan mereka menarik perhatian banyak orang, terutama keluarga-keluarga kaya. Keluarga-keluarga kaya ini menyumbangkan sejumlah besar dana demi kemajuan karya pelayanan santo Bernardus dan kawan-kawannya. Legenda tentang anjing pembantu Santo Bernardus masih berkembang hingga sekarang. Setelah berkarya selama 40 tahun lamanya sebagai Vikaris Jendral Bernardus meninggal dunia pada tanggal 28 Mei 1081 di biara Santo Laurensius, Novara, Italia. Sri Paus Innocentius XI (1676-1689) menggelari dia ‘Kudus’ pada tahun 1681. Dan pada tahun 1923 oleh Sri Paus Pius XI (1922-1939), Bernardus diangkat sebagai pelindung para pencinta pegunungan Alpen dan para pendaki gunung.


Santo Germanus dari Paris, Pengaku Iman 


Germanus atau Germain dikenal luas karena cinta kasihnya yang besar kepada orang-orang miskin dan gelandangan, karena kesederhanaan hidupnya. Ia lahir di Autun, Perancis pada tahun 496.

Setelah menjadi imam, ia diangkat menjadi Abbas biara Santo Symphorianus, yang terletak tak jauh dari Autun. Disini ia menjalani suatu kehidupan asketik yang keras dan giat membantu orang-orang miskin; kadang-kadang ia mengundang pengemis-pengemis untuk makan bersamanya di biara. Ketika raja Prancis. Childebert I (511-558), menunjuk dia sebagai Uskup Paris, ia tidak mengubah kebiasaan hidupnya yang keras dan perhatiannya kepada orang-orang miskin dan gelandangan. Menyaksikan teladan hidup Germanus, raja Childebert sendiri akhrinya menjadi dermawan: senang membantu orang miskin, membangun biara-biara dan gereja-gereja. Salah satu gereja yang terkenal adalah gereja santo Germanus yang didirikannya sesudah kematian santo Germanus.

Salah satu usaha utama Germanus ialah mendesak penghayatan cara hidup Kristen yang lebih baik di kalangan kaum bangsawan Prancis. Ia tidak henti-hentinya mengutuk orang-orang yang bejat cara hidupnya dan tidak tanggung-tanggung mengekskomunikasikan Charibert, raja Frank yang hidupnya penuh dosa. Germanus meninggal dunia pada tanggal 28 Mei 576.

26 Mei 2016

Jumat, 27 Mei 2016 == Hari Biasa Pekan VIII

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

"Kenyataannya, terdapat sebuah hubungan erat antara kekudusan dan doa sehingga yang satu tidak mungkin ada tanpa yang lain." 

Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Jangan kaujadikan sarang penyamun. 

Doa 
Allah Bapa sumber kehidupan, ajarilah kami berdoa dan menyadari, bahwa Engkaulah yang mampu menghidupkan dan menghidupi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (4:7-13)


"Jadilah pembagi rahmat Allah yang beraneka ragam."


Saudara-saudara terkasih, kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kalian dapat berdoa. Tetapi yang terutama ialah kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Hendaknya saling memberikan tumpangan tanpa bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Jika seseorang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan sabda Allah; jika ada seseorang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Dialah yang memiliki kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Saudara-saudara terkasih, janganlah kalian heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atasmu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kalian dapat dalam penderitaan Kristus. Dengan demikian kalian juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan datang menghakimi bumi.
Ayat. (Mzm 96:10.11-12.13)

  1. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
  2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biarlah gemuruh laut serta segala isinya; biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
  3. Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 15:16)

Aku telah memilih kalian dari dunia, agar kalian pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:11-26)

"Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa."
Pada waktu tiba di Yerusalem , Ia masuk ke Bait Allah dan meninjau semuanya. Tetapi karena hari sudah hampir malam, Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya. Keesokan harinya sesudah mereka meninggalkan Betania Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu tiba di situ Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka Yesus berkata kepada pohon itu, “Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!” Ucapan itu terdengar pula oleh para murid. Maka Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerusalem. Sesudah masuk ke Bait Allah, mulailah Yesus mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, dan Ia tidak mengizinkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, “Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kalian ini telah menjadikannya sarang penyamun!” Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu. Maka mereka berusaha untuk membinasakan Yesus. Tetapi mereka takut kepada-Nya, sebab mereka melihat orang banyak takjub akan pengajaran-Nya. Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota . Pagi-pagi Yesus dan murid-murid-Nya lewat, dan melihat bahwa pohon ara itu sudah kering sampai ke akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus, “Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering.” Yesus menjawab mereka, “Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung itu, ‘Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut’, maka hal itu akan terjadi, asal ia tidak bimbang hati, tetapi percaya bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi. Karena itu Aku berkata kepadamu, apa saja yang kalian minta dan kalian doakan, akan diberikan kepadamu, asal kalian percaya bahwa kalian akan menerimanya. Dan jika kalian berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di surga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” Tetapi jika kalian tidak mengampuni, maka Bapamu yang di surga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan



Sebagian besar dari kita akan bertanya-tanya, "Mengapa Yesus mengutuki sebatang pohon ara yang tidak berbuah?" Kejadian ini mendahului peristiwa Yesus menyucikan bait Allah di Yerusalem. Bacaan Injil yang cukup sulit dimengerti ini akan menjadi jelas jika kita melihat situasi pohon ara dan orang-orang di bait Allah sebagai situasi diri kita sendiri. Dengan demikian, kita bisa memahami tindakan-tindakan Yesus dalam bacaan Injil hari ini.

Orang-orang di bait Allah menjadikan rumah Tuhan sebagai pasar. Tidak ada lagi suasana doa. Hanya ada hiruk-pikuk kesibukan manusia yang sibuk mengumpulkan kekayaan dengan berbagai tipu daya. Itulah diri kita yang sibuk dalam hal-hal duniawi, termasuk juga dalam aneka kejahatan dan kelicikan anak-anak kegelapan. Rumah doa menjadi sarang penyamun, sementara manusia -insan doa- yang semestinya menjalin hubungan dengan Tuhan, menjadi sibuk dengan kenikmatan hiruk pikuk dunia.

Kita yang sudah ataupun bahkan baru mulai mengimani Yesus, semestinya sudah bisa berbuah meskipun buah-buah iman yang kita hasilkan masih belum seberapa. Buah itu, pertama-tama ialah penyadaran dan penguasaan diri, yang membawa pada ketenangan, untuk dapat berdoa. Sadarlah bahwa pada saat ini kita mengikuti Kristus. Tenanglah.... dan mulailah berdoa. Pada saat itulah, buah iman yang semula kecil ini berangsur-angsur tumbuh menjadi buah-buah yang lebih besar, yaitu kasih. Kasih terjalin ketika kita bersatu dengan Allah dalam doa. Kasih itu akan terungkap dalam hidup keseharian kita.... kepada keluarga, saudara, teman dsb.

Seperti yang disampaikan oleh Rasul Petrus, kasih menutupi banyak sekali dosa. Dari kaish, buah-buah iman akan menjadi pelayanan dan kepedulian bagi sesama. Kasih yang sejati, akan senantiasa menyala meskipun dihadapkan pada banyak tantangan. Pada saatnya, ketika Tuhan datang menghakimi bumi, kita tidak didapati-Nya menjadi pohon ara yang berdaun tetapi tak berbuah. Kita tidak lagi menjadi bait yang penuh dengan hiruk-pikuk tipu daya. Dengan kasih Kristus, kita menjadi pohon yang menghasilkan buah limpah tanpa memandang musim. Dengan kasih Kristus, kita menjadi insan doa seperti bait Allah.

Apa pun yang kalian minta dan doakan, akan diberikan, asal kalian percaya, bahwa akan menerimanya.


Santo Agustinus dari Canterbury, Uskup dan Pengaku Iman
Agustinus dikenal sebagai Uskup Agung dari Canterbury, Inggris. Kehidupan masa mudanya, demikian juga masa kecilnya, tidak diketahui dengan pasti, kecuali bahwa ia berasal dari sebuah keluarga berkebangsaan Roma. Ia masuk biara Benediktin Santo Andreas yang didirikan oleh Gregorius Agung. Oleh Paus Gregorius ini, Agustinus bersama 39 orang temannya diutus ke Inggris untuk mempertobatkan orang-orang Inggris yang masih kafir. Ia menjadi pemimpin rombongan itu. Diantara rekan-rekannya, Agustinus dikenal sebagai Ahli Kitab Suci dan berjiwa rasul. Perjalanan dari Roma ke Inggris cukup melelahkan, bahkan menakutkan mereka karena banyak cerita ngeri beredar tentang orang-orang Inggris yang menjadi sasaran misi mereka. Sebagai pemimpin rombongan, Agustinus berusaha meneguhkan kawan-kawannnya.

Melihat ketakutan yang semakin besar itu, Agustinus memutuskan untuk kembali ke Roma guna mendiskusikan dengan Paus Gregorius tentang kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Dengan iman dan semangat baru, Agustinus kembali menemui kawan-kawannya sambil membawa surat kuasa dari Sri Paus. Surat kuasa dan doa Sri Paus Gregorius membuat mereka berani lagi untuk melanjutkan perjalanan menuju Inggris. Mereka melewatkan musim dingin di Paris, lalu melanjutkan perjalanan pada musim semi tahun 597. Mereka mendarat di Thanet, dan dari sini mereka menantikan ijinan dari raja untuk memasuki Inggris. Beberapa orang juru bahasa diutus menghadap raja raja Ethelbert. Beberapa hari kemudian, Raja Ethelbert sendiri datang menemui para rahib itu. Ia memberikan jaminan keselamatan kepada Agustinus dan kawan-kawannya sehingga mereka tidak mengalami banyak hambatan dalam tugasnya.

Para rahib berarak menemui raja dengan membawa sebuah Salib Suci dan gambar Yesus sambil bernyanyi sehingga arakan itu terasa khikmat dan mengesankan. Oleh raja mereka diijinkan mewartakan Injil dan menetap di ibukota Inggris, Canterbury. Rejeki hidup harian mereka pun dijamin oleh raja. Mereka mulai menjalankan aturan hidup biara Benediktin seperti biasa sambil mewartakan Injil dan mengajar agama. Teladan hidup mereka yang saleh menarik hati penduduk. Raja sendiri dan beberapa pembantu minta diajari agama dan akhirnya dibaptis pada Pesta Pentekosta.
Pada hari raya natal 597 lebih dari 10.000 orang Anglosakson dipermandikan. Hasil ini sangat menggembirakan hati para misionaris Benediktin itu. Peristiwa ini diberitakan kepada Sri Paus Gregorius Agung. Sri Paus membalas surat Agustinus dan kawan-kawannya sambil mengajak mereka agar tetap rendah hati: “Apabila engkau mengingat bahwa engkau selalu berdosa terhadap Penciptamu dengan perkataan, perbuatan dan kelalaian, baiklah ingatan itu pun melenyapkan segala kesombongan yang mungkin timbul di dalam hatimu”.

Sebagai Uskup Agung Canterbury, Agustinus sungguh berjasa bagi Gereja Katolik Inggris. Ia adalah perintis Gereja disana. Ia membuka dua lagi keuskupan di Inggris, tetapi tidak dapat mempersatukan umat Britania yang telah lama menjadi Kristen itu. Tetapi sebagai perintis, ia sangat berjasa untuk menghantar orang-orang Anglosakson kepada pengenalan akan Kristus dan InjilNya.
Pada tanggal 26 Mei 604, Agustinus meninggal dunia dan dimakamkan di luar tembok Canterbury, dekat sebuah gereja baru yang dibangunnya.


Santo Yulius, Martir
Veteran Romawi ini menjalani dinas militer selama 27 tahun. Ia ditangkap karena memeluk agama Kristen. Bersama dengan Santo Valensio dan Santo Hesikius, ia dipenjarakan di Silistria, Rumania sampai dijatuhi hukuman pancung karena tidak mau menyembah berhala.

25 Mei 2016

Kamis, 26 Mei 2016 == Pekan Biasa VIII - Peringatan Wajib St. Filipus Neri, Imam

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/


“Bersukacitalah senantiasa, karena sukacita adalah jalan untuk berkembang dalam kebajikan.”
 (St Filipus Neri)


Cinta kasih Allah dicurahkan ke dalam hati kita berkat Roh-Nya yang tinggal dalam diri kita. 


Filipus Neri lahir pada 21 Juli 1515 di Florence, Italia. Filipus ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1551. Dengan riang-gembira, jujur dan ramah, ia memberi semangat dan harapan kepada orang-orang di sekelilingnya. Banyak orang terhibur karenanya. Setiap hari di tempat pengakuannya dikerumuni banyak orang. Bahkan kardinal-kardinal pun datang meminta nasihat dan bimbingan kepadanya. Filipus Neri meninggal pada 26 Mei 1595 dan dibeatifikasi pada 11 Mei 1615 oleh Paus Paulus V serta dikanonisasi pada 12 Maret 1622 oleh Paus Gregorius XV.

Doa


Allah Bapa, sumber kegembiraan kami, abdi-adi-Mu yang setia Kauluhurkan dengan kesucian mulia. Maka, kami mohon kepada-Mu, kobarkanlah dalam diri kami api Roh Kudus yang menyala-nyala dalam hati Santo Filipus Neri. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.


Rasul Petrus menasihati jemaat beriman agar datang kepada Tuhan, memaklumkan perbuatan agung Allah, menjauhkan diri dari keinginan daging dan hidup secara baik di tengah bangsa bukan Yahudi. 

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:2-5,9-12) 

"Kamulah bangsa terpilih, kaum imam yang rajawi, bangsa yang kudus, umat milik Allah sendiri. Kamu harus memaklumkan karya agung Tuhan. Sebab Ia telah memanggil kamu."

Saudara-saudara terkasih, jadiah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan. Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.


Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan.
Ayat. (Mzm 33:2-3.4-5.6-7.8-9)

  1. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru; petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak dan sorai!
  2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
  3. Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh napas dari mulut-Nya diciptakan segala tentara-Nya. Ia mengumpulkan air laut seperti dalam kantung, samudera raya ditaruh-Nya dalam bejana.
  4. Biarlah seluruh bumi takut kepada Tuhan, biarlah segenap penduduk dunia gentar terhadap-Nya! Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 8:12)

Akulah cahaya dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, hidup dalam cahaya abadi. 

Yesus memanggil Bartimeus dan menanyakan keinginannya. Yesus menyuruh Bartimeus pergi karena imannya telah menyelamatkan hidupnya dari kebutaan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:46-52)

"Rabuni, semoga aku melihat."

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho. Ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama murid-murid-Nya, dan orang banyak yang berbondong-bondong, duduklah di pinggir jalan seorang pengemis yang buta bernama Bartimeus, anak Timeus. Ketika didengarnya, bahwa yang lewat itu Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Banyak orang menegurnya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru, “Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka Yesus berhenti dan berkata, “Panggillah dia!” Mereka memanggil si buta itu dan berkata kepadanya, “Kuatkanlah hatimu. Berdirilah, Ia memanggil engkau.” Orang buta itu lalu menanggalkan jubahnya. Ia segera berdiri, dan pergi mendapatkan Yesus. Yesus bertanya kepadanya, “Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?” Orang buta itu menjawab, “Rabuni, semoga aku dapat melihat.” Yesus lalu berkata kepadanya, “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau.” Pada saat itu juga melihatlah ia! Lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.


Renungan 


Mendekati Yesus dan mengalami jamahan-Nya tidak selalu gampang. Hambatan bisa datang dari mana-mana. Bartimeus sembuh karena berani melawan hambatan. Ia bisa bertemu Yesus Sang Penyembuh dan mengikuti Dia dalam perjalanannya. St. Filipus Neri, seorang pendoa ulung, mampu membangkitkan kembali seorang anak muda yang telah meninggal selama setengah jam sehingga anak itu dapat menerima Sakramen Pengurapan Orang Sakit dan Sakramen Pengakuan Dosa. Percayakah aku bahwa Yesus adalah jawabanku? 

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem untuk mengikuti perayaan Paskah Yahudi, di mana Dia sendiri akan disalibkan, Yesus melewati kota Yerikho. Di kota itu, seorang buta bernama Bartimeus berusaha keras untuk menarik perhatian Yesus kepadanya dengan berteriak keras dan semakin keras berkali-kali: ”Yesus Putra Daud, kasihianilah aku”. Banyak orang menegornya, tetapi ia terus saja berteriak memanggil nama Yesus. Yesus mendekati Bartimeus dan bertanya: ”Apakah yang engkau kehendaki aku perbuat bagimu?” Bartimeus menjawab: ”Rabuni, supaya aku melihat.” Pada saat itu juga Bartimeus melihat dan mengikuti Yesus.

Hal yang menarik dalam diri Bartimeus adalah keteguhan hatinya untuk bertemu dengan Yesus walaupun banyak orang menghalanginya. Keinginan kuat untuk memperoleh penyembuhan terbayar. Yesus mendengarkan dia dan menyembuhkan kebutaannya. Mungkin hal inilah yang kita bisa pelajari dari Bartimeus, yakni keteguhan hati untuk tetap memohon pada Tuhan apa yang kita inginkan. Seperti Bartimeus yang ingin memperoleh kembali penglihatannya, kita juga mesti tahu dengan pasti apa yang kita inginkan dari Tuhan.

Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Sabda Tuhan. 


Santo Philipus Neri, Pengaku Iman 


Riwayat hidup Philipus Neri ini menggembirakan karena sifat dan kepribadiannya yang menarik. Pippo Buono, yang berarti Pippo yang baik adalah nama panggilan Philipus semasa kecilnya. Ia lahir di Florence dari sebuah keluarga Notaris. Ia mendapat pendidikan yang baik terutama dalam sastra latin.

Pada tahun 1534 ia tiba di Roma. Ia bermaksud melanjutkan perjalanannya ke India tetapi Allah memilihnya menjadi Rasul di kota Abadi itu. Philipus yang pada saat itu masih berstatus awam memberikan pengajaran kepada beberapa orang anak untuk memperoleh sedikit biaya hidup. Karyanya ini membuat banyak orang mengenal dia terutama di kalangan para pemuda. Banyak pemuda diundangnya ke rumahnya. Disana mereka berdiskusi, menyanyi, berdoa, dan kadang-kadang berlatih pidato singkat mengenai sesuatu pokok masalah tertentu. Pada mulanya tidak terlintas keinginan untuk membentuk suatu perkumpulan tetap. Tetapi kemudian mereka berkeputusan untuk membentuk suatu perkumpulan di bawah perlindungan Suci Bunda Maria. Mereka hidup bersama dalam satu rumah tanpa mengikrarkan kaul-kaul.

Setelah Philipus Neri ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1551, perkumpulan ini berkembang meluas ke seluruh Roma. Philipus terus meningkatkan perlayanan kepada pemuda-pemuda itu. Kini ia menuntut agar para muridnya benar-benar menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Ia tidak mengharapkan banyak dari para muridnya, kecuali kerendahan hatinya kepada Tuhan saja. Meskipun demikian perkumpulannya tidak terlalu keras.

Philipus Neri bukanlah seorang pemulih ketertiban, bukan juga seorang Teolog kenamaan atau seorang politikus. Ia, orang biasa, tetapi hidupnya merupakan rentetan mukzijat yang tidak henti-hentinya. Tidaklah jarang ia mengalami ekstase. Ia dapat membaca suasana batin orang lain dan mengenal rahasia-rahasia pribadi orang. Ia dapat meramalkan masa depan seseorang dan apa yang akan terjadi atas dirinya. Untuk menyembuhkan orang dari sakitnya, cukuplah ia menyentuh orang itu. Demikian juga semua orang yang gelisah dan susah hatinya karena berbagai masalah.

Beliau tetap riang-gembira, jujur, ramah kepada setiap orang. Ia memberi semangat dan harapan kepada orang-orang di sekelilingnya dengan kepercayaan, cinta kasih dan kegembiraannya, sehingga banyak orang terhibur karenanya. Setiap hari di tempat pengakuannya dikerumuni oleh orang banyak, bahkan kardinal-kardinal pun datang meminta nasehat dan bimbingan.

Ia dijuluki ‘Pelopor Anti Reformasi’. Pada tanggal 26 Mei 1595 Philipus Neri meninggal dunia dalam usia 80 tahun. Ia dihormati gereja sebagai Rasul kota Roma.


Santa Mariana dari Quito, Pengaku Iman 


Mariana de Paredes Y. Flores yang dijuluki “Bunga lily dari Quito” lahir di Quito, Ekuador pada tahun 1618. Ayahnya seorang bangsawan kaya raya Spanyol. Tetapi sayang sekali bahwa semenjak kecilnya, Mariana sudah ditinggal mati kedua orangtuanya. Hidupnya ditanggung oleh seorang kakaknya perempuan yang sudah berumah tangga.

Meski hidup sebagai anak yatim-piatu, Mariana memiliki suatu keistimewaan adikodrati. Semenjak kecilnya, ia sudah menaruh minat besar pada hal-hal kerohanian dan kehidupan bakti kepada Tuhan. Ia rajin sekali berdoa dan mengikuti perayaan Misa Kudus. Sebelum batas waktu untuk menerima Komuni Suci seperti yang ditentukan aturan Gereja, ia sudah diperkenankan oleh pastor paroki untuk menerima Komuni Suci. Ketika berusia 12 tahun, ia mengatakan kepada kakaknya niatnya untuk membentuk sebuah perkumpulan untuk mempertobatkan bangsa Jepang yang masih kafir. Niat luhur ini gagal. Sebagai gantinya, ia berniat lagi menjalani hidup bertapa di daerah pegunungan dekat Quito. Niat ini pun gagal lagi. Kawan-kawannya mendesak ia masuk biara. Namun semuanya ini selalu saja menemui jalan buntu.

Menyaksikan semua kegagalan ini, ia mulai menyadari bahwa Tuhan mempunyai suatu rencana lain atas dirinya. Tuhan lebih menghendaki agar dia tetap tinggal di rumah kakaknya sambil menjalani hidup menyendiri dalam kemiskinan, matiraga dan doa-doa. Untuk itu dengan bantuan kakaknya, ia membangun sebuah gubuk sederhana guna melaksanakan rencana Tuhan itu di bawah bimbingan seorang Yesuit sebagai pembimbing rohani dan bapa pengakuan. Dia tidak pergi kemana-mana kecuali ke Gereja untuk berdoa dan merayakan Misa Kudus. 


Matiraganya sangat luar biasa. Hal ini mengkhawatirkan banyak orang di sekitarnya, bahkan membuat mereka bertanya-tanya “Mengapa Bapa Pengakuannya membiarkan gadis remaja ini menjalani hidup sekeras itu?” Setiap hari Jumat malam, ia berbaring di dalam sebuah peti mayat seperti layaknya seorang yang benar-benar mati. Tangan dan kakinya diikat dengan rantai. Sementara itu, waktu tidurnya dalam sehari hanya tiga jam saja. Sisa waktunya dipakai untuk melakukan latihan rohani. Cara hidup ini memang aneh di mata kakaknya. Tetapi justru itulah kehendak dan rencana Allah atas dirinya. Sebagai pahalanya, Tuhan mengaruniakan kepadanya kemampuan meramal dan membuat mukjizat.

Pada tahun 1645, kota Quito digetarkan oleh gempa bumi yang dahsyat disertai wabah penyakit menular yang ganas. Menghadapi bencana ini, timbullah tekad dalam dirinya untuk mengorbankan diri sebagai tebusan bagi dosa-dosa penduduk kota Quito. Tekad ini disampaikannya secara tegas kepada Tuhan. Gempa dasyat itu berhenti, demikian pula wabah penyakit menular itu. Sebagai gantinya, Mariana sendiri jatuh sakit dengan komplikasi berat sampai akhirnya meninggal dunia pada tanggal 26 Mei 1645 dalam usianya 25 tahun. Segenap penduduk kota Quito yang selamat dari bahaya maut itu sangat sedih karena kematian Mariana. Mereka menyebut dia ‘Bunga Lili dari Quito’ karena kesalehan hidupnya di tengah-tengah penduduk kota yang buruk kelakukannya. Ia digelari ‘Kudus’ pada tahun 1950.