Ada seorang anak yang begitu baik tinggah lakunya. Tak hanya di rumah, di sekolah dan di lingkungannya ia terkenal sangat ramah dan sopan. Kedua orang tuanya sangat bangga memiliki anak seperti dirinya. Namun ada hal yang tak seorangpun tahu. Anak ini sungguh aktif di sosial media. Kalimat-kalimat yang ia tuliskan berbanding terbalik dengan kehidupannya di dunia nyata.
Secara perlahan, teman-temannya mengetahui tentang aktivitasnya di sosial media. Sungguh telah mencoreng nama baik keluarga ketika didapati tulisan-tulisannya sungguh kasar bahkan sering menghina orang lain. Ia telah gagal menjadi menjadi anak yang baik.
Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah menjaga nama baik keluarga dan juga Tuhan kita? Apakah kita telah sukses untuk menjaga nama baik diri sendiri? Pergunakanlah sosial media sebagai alat untuk membangun dan menguatkan orang lain dan jangan jadikan sebagai tempat untuk mencurahkan kedengkian ataupun kemarahan.
Jadilah baik dimanapun kita berada. Jadilah berkat tak hanya di lingkungan sekitar namun juga di sosial media. Apa yang kita perkatakan atu kita tuliskan tentunya keluar dari hati. Jika hati kita begitu buruk, maka yang keluar juga akan buruk juga. Kita terlahir dari kasih Allah, oleh sebab itu tinggikan nama Tuhan dengan perbuatan baik yang kita miliki.
Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
(Matius 15:19)
