Pada saat Paulus dan kawan-kawannya hendak berlayar ke Perga di Pamfilia, salah seorang temannya yang bernama Yohanes yang juga disebut Markus meninggalkan mereka. Markus melakukan itu dan kembali ke Yerusalem (Kisah Para Rasul 13:13).
Memang tidak ada penjelasan detail tentang kepergian Markus, namun hal itu dianggap Paulus sebagai bentuk tindakan yang semestinya tidak harus dilakukan. Karena dari awal mereka telah sepakat untuk memberitakan kabar keselamatan pada semua orang. Tetapi Markus tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka (Kisah Para Rasul 15:38).
Hingga akhirnya Markus berubah dan berbaikan dengan Paulus. Kita bisa menemukan kembali Yohanes Markus kembali melayani bersama Paulus (Kolose 4:10). Bahkan Paulus menganggap pelayanan Markus sangatlah penting baginya, karena semuanya itu untuk Tuhan (2 Timotius 4:11).
Kita mungkin mempunyai masa lalu yang kelam. Rasa bersalah akan terus menghantui kemana kita melangkah. Kita tidak akan pernah bisa menghapus masa lalu, namun kita dapat belajar darinya. Apapun yang kita kerjakan saat ini untuk melayani pekerjaan Tuhan, sekecil apapun itu, jangan pernah “malu”. Jangan pernah membiarkan iblis menggunakan masa lalu kita untuk meninggalkan pelayanan yang sudah Allah berikan pada kita.
Kegagalan masa lalu tidaklah akhir dari segalanya, saat kita memulai lagi bersama dengan Allah. Apa yang kita kerjakan bagi Tuhan, jerih payah kita tidak akan pernah sia-sia.
Kemana aku dapat pergi menjauhi Roh-Mu, kemana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Selidikilah aku ya Allah dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku, lihatlah apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
(Mazmur 139:7,23,24)