Ada sebuah desa yang sangat nyaman, aman dan juga berlimpah hasil sawahnya. Di desa itu terdapat seorang pemimpin yang baik dan juga seorang kuat yang bisa menjaga desa itu. Keduanya berteman sangat akrab sehingga menimbulkan kecemburuan salah satu penduduk desa.
Seorang yang cemburu itu menghasut pemimpin desa bahwa pemimpin itu telah dimanfaatkan oleh seorang kuat itu. Sebaliknya, si Pencemburu meminta bantuan warga lain untuk menghasut si Orang kuat bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh pemimpin desa.
Hari-hari berikutnya ada kerenggangan antara pemimpin dan juga seorang kuat tersebut sehingga seorang kuat memutuskan untuk meninggalkan desa. Si Pencemburu dan juga teman-temannya merasa puas. Namun tidak lama kemudian, banyak pendatang yang mulai menjarah desa tersebut. Desa yang dulunya nyaman dan aman kini menjadi desa yang terancam.
Seorang yang cemburu itu menghasut pemimpin desa bahwa pemimpin itu telah dimanfaatkan oleh seorang kuat itu. Sebaliknya, si Pencemburu meminta bantuan warga lain untuk menghasut si Orang kuat bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh pemimpin desa.
Hari-hari berikutnya ada kerenggangan antara pemimpin dan juga seorang kuat tersebut sehingga seorang kuat memutuskan untuk meninggalkan desa. Si Pencemburu dan juga teman-temannya merasa puas. Namun tidak lama kemudian, banyak pendatang yang mulai menjarah desa tersebut. Desa yang dulunya nyaman dan aman kini menjadi desa yang terancam.
Cemburu merupakan pedang yang siap menghancurkan siapa saja termasuk diri kita sendiri. Jangan pernah merasa iri hati ketika kita berada dalam lingkungan tertentu. Buang rasa rendah diri atau rasa tak berguna, melainkan berpikirlah bahwa kita juga merupakan bagian dari sebuah keseimbangan.
Panas hati kejam dan murka melanda, tetapi siapa dapat tahan terhadap cemburu? Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.
(Amsal 27: 4 dan 6)