Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

28 Juli 2015

Bait Allah


http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Jika tiba-tiba kita dihadapkan pada suatu kata “Bait Suci”, tentu kita akan berpikir bahwa itu adalah sebuah rumah ibadah. Bait Suci atau sering juga di sebut “Bait Allah” mengacu pada sebuah bangunan untuk beribadah kepada Allah. Hingga masa di mana orang-orang Israel kembali dari pembuangan, bertahun-tahun setelahnya mereka tidak mengindahkan peringatan untuk memperhatikan Bait Suci. Bait Suci tetap menjadi reruntuhan akibat serangan dan pendudukan bangsa asing ke Israel.

Bangsa Israel terlalu sibuk dengan segala urusannya sendiri. Tidak ada semangat untuk membangun kembali Bait Allah yang telah rusak. Keadaan inilah yang membuat bangsa itu menjadi miskin, panen mereka gagal dan mengalami penderitaan yang besar (Hagai 1:6). Dalam keadaan demikian Allah berfirman melalui nabi Hagai untuk mengingatkan mereka akan kesalahan mereka yaitu bahwa selama ini selalu mendahulukan kepentingan pribadi dibanding mengutamakan Allah (Hagai 1:9).

Saat ini peringatan Allah masih terus berlaku. Namun tidak lagi semata-mata tertuju kepada bangunan fisik saja (gereja) atau bahwa kita telah menjadi percaya dengan menyebut diri kita orang Kristen. Lebih dari itu Allah rindu dan ingin bangunan rohani (kehidupan iman) kita sudah berdiri dengan megah. Tak ada lagi reruntuhan di sana-sini yang belum dibereskan (Yesaya 59:2). Allah menghendaki kita untuk lebih lagi bangkit (pribadi) dan bekerja (pelayanan) untuk memperindah bangunan rohani sehingga DIA yang setia dan adil berkenan hadir dalam hidup kita.

Perlu untuk kita ingat bahwa sikap yang mencari aman dengan mengabaikan kemuliaan dan kehendak Allah, mundur dari pelayanan bahkan hanya fokus pada kebutuhan pribadinya sendiri adalah salah satu ciri orang yang kehilangan tujuan iman. Mereka tak lagi peka bahkan menjadi tuli untuk bisa mendengar suara Tuhan bahkan menjadi buta terhadap teguran-Nya. Sebab itu mari dengan segenap hati mengutamakan kehendak Allah, maka semuanya akan ditambah-tambahkan dalam hidup kita (Matius 6:33).

Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit dan ketika kamu membawanya kerumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? Demikianlah firman Tuhan semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri 
(Hagai 1:9)