Suatu ketika di malam yang sunyi dua orang malaikat sedang berbincang-bincang. Saat itu mereka mendapat tugas dari Allah untuk mendampingi anak-anak Tuhan di bumi.
Hai, bagaimana kabarmu hari ini? Apakah semuanya berjalan lancar?” tanya malaikat yang pertama kepada malaikat kedua.
Haleluya puji Tuhan, hari ini semuanya lancar. Lima kali aku bolak balik dari bumi ke sorga menyampaikan permohonan anak Tuhan yang aku dampingi. Anak itu begitu rajin berdoa, bahkan bukan hanya untuk meminta melainkan kerinduannya berbicara dengan Allah. Jadi, ya begitulah aku sangat sibuk sekali setiap harinya,” jawab malaikat yang kedua.
Lalu malaikat itu melanjutkan perkataannya, “Lantas bagaimana denganmu malaikat pertama, mengapa hari ini kamu tampak murung?”
Dengan sedihnya malaikat pertama berkata, “Hari ini aku tidak mengerjakan apa-apa. Tidak ada kiriman permohonan yang aku antar ke sorga. Anak yang aku dampingi tidak pernah meluangkan waktunya untuk berdoa. Alhasil aku hanya menghabiskan waktuku dengan menganggur setiap hari.”
Malaikat dalam bahasa Yunani disebut “Anggelos” yang mempunyai arti pesuruh/utusan Tuhan. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Allah dan meluputkan mereka dari malapetaka. Dengan doa maka kita akan mengaktifkan pelayanan malaikat yang nantinya mereka akan menyampaikan permohonan kita pada Allah.
Berdoa bagi orang percaya tidaklah hanya saat kita membutuhkan sesuatu dan meminta pada Allah. Berdoa seharusnya menjadi nafas hidup karena dengan doa kita menyatakan ketergantungan pada Allah. Sama seperti kita tidak dapat hidup tanpa udara, demikianlah bahwa kehidupan rohani kita akan mati tanpa doa.
Jadikanlah doa sebagai gaya hidup kita. Bukan sekedar untuk meminta agar Allah memenuhi kebutuhan jasmani kita melainkan lebih pada pada kesungguhan kita untuk berkomunikasi dengan Allah. Karena dengan doa, kita telah menghadirkan Allah yang tidak terbatas dalam hidup kita yang serba terbatas.
Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya : “Bangunlah segera !” Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus.
(Kisah Para Rasul 12:7b)