Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

25 Juni 2015

Dengan “Laudato Si” Paus Fransiskus Mengajak Gereja Bersatu Melawan Pengrusakan Alam


Paus Fransiskus pekan lalu mengeluarkan sebuah pesan global untuk bertindak mengatasi perubahan iklim yang “luar biasa” menghancurkan planet dan mengatakan negara-negara kaya harus bertanggungjawab memecahkan masalah ini.

Dalam ensiklik baru yang ditujukan kepada setiap orang di planet ini, pemimpin 1,2 miliar umat Katolik dunia tersebut menyalahkan keserakahan manusia dan teknologi baru yang merusak.

Para aktivis Green telah memuji campur tangan Paus karismatik itu karena ia memiliki pengaruh kuat terhadap negara-negara untuk mengatasi pemanasan global.

Mereka berharap pesan Bapa Suci akan meningkatkan tekanan kepada negara-negara untuk mengambil langkah-langkah lebih jauh dan juga berharap kepada lebih dari 200 negara yang akan berkumpul di Paris untuk KTT pada Desember membuat kesepakatan global tentang emisi karbon.

Ensiklik itu mereferensi argumen skeptis dengan mengakui bahwa aktivitas gunung berapi, gerak bumi melambat dan siklus matahari merupakan faktor dalam perubahan iklim.

Ia mempertahankan bahwa “pemanasan global yang paling berpengaruh dalam beberapa dekade terakhir ini akibat gas rumah kaca terutama sebagai akibat dari aktivitas manusia”.

“Jika tren ini terus berlanjut, abad ini mungkin menyaksikan perubahan iklim yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya perusakan ekosistem, dengan konsekuensi serius bagi kita semua,” tulisnya.

Konsekuensinya, menurut Bapa Suci, akan mencakup kenaikan permukaan air laut secara langsung akan mengancam seperempat populasi dunia yang tinggal di dekat atau di garis pantai, dan akan terasa paling akut oleh negara-negara berkembang.

Ia menyoroti kekurangan air yang akut bisa timbul dalam beberapa dekade, “pengendalian air dengan bisnis multinasional besar dapat menjadi sumber utama konflik di abad ini”.

Salah satu tema yang ditekankan dalam ensiklik tersebut adalah negara-negara kaya harus menerima tanggung jawab untuk mengatasi perubahan iklim dan harus “membantu membayar utang ini” dengan memotong emisi karbon mereka dan membantu negara berkembang mengadopsi bentuk-bentuk energi yang berkelanjutan.

“Tanah orang miskin di bagian selatan sangat kaya dan sebagian besar tercemar, namun akses ke kepemilikan barang dan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan penting dihambat oleh sistem hubungan komersial dan kepemilikan yang secara struktural sesat,” tulis Paus.

Dia mengatakan dunia harus menghentikan pembakaran bahan bakar fosil.

“Kita tahu bahwa teknologi berbasis pada penggunaan bahan bakar fosil – bukan hanya batubara, tetapi juga minyak bumi akan sangat mencemari,” tulisnya.

Negara-negara berkembang membutuhkan bantuan keuangan untuk mengatasi hal ini “, tetapi melakukannya mereka membutuhkan bantuan negara yang telah mengalami pertumbuhan yang besar pada biaya polusi yang sedang berlangsung di planet ini”.

Pakta ini, kata Paus Fransiskus, perlu dimasukkan ke dalam perjanjian yang mengikat. ”Perjanjian internasional sangat dibutuhkan, karena pemerintah lokal tidak selalu mampu melakukan intervensi yang efektif”. (indonesia.ucanews.com)


Terkait: Dengan "Laudato Si" Paus Fransiskus Mengajak Gereja Bersatu Melawan Pengrusakan Alam