Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

10 Juli 2015

Jalan Menuju Kemuliaan Yang Berliku-Liku

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XIV – Jumat, 10 Juli 2015)
Keluarga Besar Fransiskan: Peringatan S. Veronika Yuliani, Ordo II (OSCCap.)
Keluarga Besar Fransiskan: Peringatan S. Nikolaus Pick, dkk.- Martir


http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan mencambuk kamu di rumah ibadatnya. Karena Aku, kamu akan digiring ke hadapan penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu khawatir tentang bagaimana dan apa yang kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.

Seorang saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah terhadap orangtuanya dan akan membunuh mereka. Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka menganiaya mereka kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. (Mat 10:16-23)

Bacaan Pertama: Kej 46:1-7,28-30; Mazmur Tanggapan: Mzm 37:3-4,18-19,27-28,39-40 
Yesus tidak pernah ragu-ragu untuk memprediksikan bahwa Gereja-Nya dan para pengikut-Nya yang sejati akan mengalami pencobaan-pencobaan yang keras. Orang-orang yang lemah hanya melihat masa depan yang gelap. Akan tetapi Yesus senantiasa datang dengan optimisme, suatu jaminan akan adanya sukacita dalam hati melalui penderitaan-penderitaan ini. “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” (Mat 10:22).

Dapatkah kita sungguh optimis? Dapatkah optimisme menjadi suatu kebiasaan bagi kita? Dapatkah kebahagiaan ada sepanjang waktu dalam hati kita yang terdalam, walaupun segalanya tidak berjalan dengan semestinya? Kelihatannya ada banyak tentang diri kita yang tidak ditujukan kepada suatu masa depan yang penuh kemuliaan. Namun inilah keseluruhan kenyataan hidup kita, yaitu kita akan sampai kepada kemuliaan dengan Kristus! Melalui kesedihan dan kematian kita akan sampai kepada kebangkitan dan kebahagiaan abadi. Jika kehidupan tidak berarti begitu, maka apa arti kehidupan?

Kesulitan kita adalah dengan masalah hidup kita sekarang: kita berada pada tahapan penderitaan dan mati bersama Kristus. Hal ini tidak pernah sedemikian mudahnya. Namun apakah hal ini mudah bagi Kristus?

Kalaupun ada sesuatu yang jelas dalam kehidupan Yesus di dunia, maka hal itu adalah “kegagalan-kegagalan-Nya”. Yesus tidak berhasil menggulingkan Herodes Agung dari takhtanya, namun terpaksa harus melarikan diri bersama keluarga-Nya ke Mesir. Ia pun bukanlah seorang tukang kayu yang ternama di Nazaret. Ia tidak lebih kaya daripada para pekerja pada zamannya. Yesus juga tidak kelihatan sebagai seorang guru yang sukses, jika kita menghitung berapa banyak sahabat-Nya yang ada bersama-Nya pada saat Ia membutuhkan mereka, atau apabila kita mempertimbangkan entusiasme yang dimiliki orang-orang untuk membela-Nya dalam pengadilan-pengadilan dagelan yang harus dihadapi-Nya.

Akan tetapi Yesus memberikan hidup-Nya dengan cara ini, untuk mengajar kita apa sesungguhnya artinya kehidupan ini. Suatu misteri yang “aneh”, namun itulah cara yang dipilih Allah. Dapatkah kita mempercayai hikmat Allah yang tanpa batas ini? Dapatkah kita melangkah terus dalam jalan berliku-liku menuju kemuliaan dan kebahagiaan akhir? Lagipula, siapakah kita ini sehingga berani-beraninya berargumentasi tentang hal ini dengan Allah?

DOA: 
Ya Tuhan dan Allahku, tambahlah imanku dan tolonglah diriku agar mau dan mampu mewartakan Injil-Mu dengan berani, sebagai garam bumi dan terang dunia bagi orang-orang yang kujumpai
Amin.