Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

30 Desember 2015

Bersyukur Atas Berkat-berkat Allah Pada Tahun Lalu

(Bacaan Pertama dalam Misa Kudus, Hari ketujuh dalam Oktaf Natal – Kamis, 31 Desember 2015)

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kami dengar bahwa antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Dari hal inilah kita mengetahui bahwa ini benar-benar waktu yang terakhir. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, tentu mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya nyata bahwa mereka semua tidak termasuk pada kita. Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran (1 Yoh 2:18-21).

Mazmur Tanggapan: 96:1-2,11-13; Bacaan Injil: Yoh 1:1-18


“Waktu ini adalah waktu yang terakhir” (1 Yoh 2:18).

Hanya tinggal beberapa jam saja – dan tahun 2015 ini akan berakhir dan menjadi sejarah,” demikian tulis seorang siswa seminari berumur 21 tahun yang bernama Angelo Roncali (belakangan menjadi Paus Yohanes XXIII) dalam catatan hariannya tertanggal 31 Desember 1902. “Aku berlutut di hadapan Allahku dengan mengingat-ingat kebaikan-Nya kepadaku pada tahun ini … berterima kasih kepada-Nya dengan segenap hatiku.” Roncali menambahkan bahwa tahun itu adalah “tahun penuh konflik.” “Aku dapat saja kehilangan panggilanku – dan aku tidak kehilangan hal itu,” catatnya dengan penuh syukur atas rahmat Allah yang menguatkan dan atas perlindungan-Nya.

Seperti Paus Santo Yohanes XXIII, marilah kita pada hari ini bergembira atas segala berkat yang dicurahkan Allah atas diri kita di tahun 2015 ini. Marilah kita juga berterima kasih penuh syukur kepada-Nya untuk rahmat yang membawa kita melalui kesulitan-kesulitan yang kita hadapi. Adalah suatu praktek yang baik jika pada saat-saat menjelang tutup tahun kita menoleh ke belakang dan melihat peristiwa-peristiwa pada tahun 2015 dan merenungkan apa saja yang terjadi selama 12 bulan lalu.

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Memang mudah untuk mengingat-ingat hal-hal baik dengan penuh syukur. Akan tetapi, peristiwa-peristiwa yang penuh tantangan dan kesulitan juga pantas untuk diingat. Mungkin kelihatan atau terasa kurang menyenangkan, namun apabila kita melihat semua itu dengan menggunakan mata iman, maka kita akan mampu melihat bagaimana Allah bekerja melalui peristiwa-peristiwa itu guna menjadikan kita lebih dekat lagi kepada-Nya. Semakin kita melihat ke belakang dalam suasana doa dan kehadiran Allah, semakin penuh pula kita akan menjadi yakin bahwa semua hal tersebut sebenarnya bekerja sama untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Santo Paulus menulis, “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rm 8:28).

Pada hari Tahun Baru 1903, Roncali menulis dalam catatan hariannya sebagai berikut: “Aku telah melihat dini hari dari suatu tahun yang baru. Aku menyambutnya dalam nama Tuhan dan aku menguduskannya kepada Hati Kristus yang penuh kasih. Semoga tahun yang baru ini bagiku menjadi suatu tahun yang penuh dengan pekerjaan baik, tahun keselamatanku … Tahun baru telah mulai: Semoga tahun baru ini merupakan suatu tahun kehidupan juga.”

Tahun baru ini adalah karunia dari Allah. Oleh karena itu, marilah kita menyambutnya dalam nama Tuhan dan menerima segala hal yang disediakan-Nya dalam karunia ini bagi kita masing-masing. Marilah kita dengan penuh keyakinan menaruh kepercayaan pada kasihsetia Allah dan kebaikan-Nya terhadap kita.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai di hadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-2. 11-12. 13)

  1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya, kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya.
  2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak sorai.
  3. Biarlah mereka bersorak sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

DOA: 
Bapa surgawi, aku mempersembahkan tahun yang baru berlalu ini kepada belas kasih-Mu dan mendedikasikan tahun baru ini kepada penyelenggaraan-Mu. Semoga tahun 2016 menjadi suatu tahun yang dipenuhi rahmat-Mu secara berlimpah. 
Amin.

29 Desember 2015

Yesus Sungguh Menginginkan Kita Untuk Menjadi Sahabat-sahabat-NYA Sepanjang Masa

(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari keenam dalam Oktaf Natal – Rabu, 30 Des. 2015) 


http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya. Aku menulis kepada kamu, hai bapak-bapak, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada sejak semula. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang jahat. Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapak-bapak, karena kamu mengenal Dia, yang ada sejak semula. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah tinggal di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.

Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih kepada Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, tidak berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. (1 Yoh 2:12-17)

Mazmur Tanggapan: Mzm 96:7-10; Bacaan Injil: Luk 2:36-40

Melihat adanya potensi perpecahan dalam Gerejanya, Yohanes menulis kepada para anggota jemaatnya, wanti-wanti agar mereka tetap erat dengan Tuhan dan antara satu dengan lainnya. Yohanes menyapa mereka dengan term-term yang biasa digunakan dalam lingkungan keluarga (“anak-anak”, “bapak-bapak”, “orang-orang muda”), Ia mendorong serta menyemangati mereka untuk mengingat apa yang telah dilakukan Yesus dalam hidup mereka. Allah telah mengampuni dosa-dosa mereka, menyatakan diri-Nya, dan mencurahkan kekuatan-Nya untuk mengalahkan kejahatan (si Jahat). Marilah sekarang kita melihat tiga berkat ini secara lebih dekat.

Pada intinya, “diampuni” berarti berdamai dengan Allah – dan hal ini adalah karunia yang diberikan oleh Yesus kepada kita dengan “biaya” berupa darah-Nya sendiri. Dalam Yesus, kita melihat kasih penuh pengorbanan dan belas kasih yang penuh sabar. Dalam salib-Nya, kita melihat jaminan atas keselamatan kita.

Yesus juga menawarkan kepada kita karunia pengenalan akan Allah yang meningkat. Mengenal Allah bukan berarti sekadar masalah fakta dan doktrin. Mengenal Allah menyangkut suatu relasi persahabatan yang intim/akrab dengan Dia. Yohanes berjanji bahwa selagi kita dengan tekun berupaya agar menjadi lebih dekat dengan Yesus dalam doa, kita akan mengalami kasih-Nya. Dan pengalaman itu akan meyakinkan kita bahwa Dia sungguh menginginkan kita untuk menjadi sahabat-sahabat-Nya sepanjang masa.



http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/


Allah juga memberikan kepada kita kekuatan dan kemenangan dalam pertempuran kita melawan dosa dan godaan. Hari demi hari, Iblis mencoba untuk membujuk-rayu kita dengan kebohongan dan dustanya. Namun jika kita berjalan dengan Yesus sehari-harinya, maka kita mulai mengenali taktik-taktik Iblis dan menjadi lebih kuat dalam melawan Dia dan berkata “tidak” terhadap dosa.
Yohanes mengingatkan para anggota jemaatnya bahwa ada dua pihak yang saling bertentangan yang ingin memiliki hati mereka. Namun pada saat yang sama, ia berbicara tentang bagaimana Yesus memanggil mereka untuk berjalan bersama-Nya di jalan kasih-Nya. Kita pun menghadapi pilihan serupa. Kita dapat mencoba untuk berjalan sendiri dan mengisolasikan diri kita, atau kita dapat berpegang pada kekuatan dan kesatuan serta persatuan yang ditawarkan Yesus dalam tubuh-Nya, yaitu Gereja. Apakah pilihan kita (anda dan saya)? Allah telah menganugerahkan kepada kita masing-masing suatu kehendak bebas.

Saudari dan Saudara yang terkasih, kasih Allah bersifat all-inclusive. Tidak ada seorang pun yang dilupakan dan ditinggalkan oleh-Nya. Kita semua adalah anak-anak-Nya, dan innocence kita telah dipulihkan melalui wafat Kristus di kayu salib. Kita akan menyadari hal ini hanya apabila kita tetap saling berhubungan sebagai saudari dan saudara dalam Kristus. Kemudian, sebagai para orangtua yang penuh tanggung jawab, kita akan menjadi terang bagi dunia, menyatakan kasih Allah kepada siapa saja yang berada di sekeliling kita.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:7-8a.8b-9.10)

  1. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya.
  2. Bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya, sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi!
  3. Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan itu raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."

DOA: 
Tuhan, persatukanlah semua umat-Mu – perempuan maupun laki-laki, yang muda maupun yang tua – dalam kesatuan dan persatuan iman dan kasih yang mengatasi setiap perpecahan dan prasangka. 
Amin.

Saling Mengasihi Orang Kristiani Adalah Sebuah Tanda Paling Kuat Bagi Dunia Mengenai Kasih Allah

(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari kelima dalam Oktaf Natal, Selasa, 29 Desember 2015)


http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Siapa yang berkata, “Aku mengenal Dia”, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi siapa yang menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Dia. Siapa yang mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.

Saudara-saudara yang terkasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu sejak semula. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun kutuliskan kepada kamu perintah baru juga, yang benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya. Siapa yang berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudara seimannya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Siapa yang mengasihi saudara seimannya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi siapa yang membenci saudara seimannya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya. (1Yoh 2:3-11)

Mazmur Tanggapan: Mzm 96:1-3,5-6; Bacaan Injil: Luk 1:22-35 

“Siapa yang mengasihi saudara seimannya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan” (1Yoh 2:10).

Yesus menginginkan agar kasih kita satu sama lain menjadi tanda yang paling kuat bagi dunia mengenai kasih Allah dan keabsahan Injil. Ada orang yang mengatakan: “You may be the only Bible another person may ever read” (anda mungkin adalah Alkitab satu-satunya yang pernah dibaca oleh seorang pribadi yang lain).

Manakala kita mendiskusikan metodologi penyebaran kerajaan Allah, maka semua kata yang ada dalam dunia hampir tidak mampu menyaingi kesaksian-hidup dari kasih sejati yang serupa dengan yang telah ditunjukkan Kristus sendiri. Mengapa? Karena kuasa dosa telah memisahkan dan mengisolasi, sedangkan kesaksian penyembuhan dan rekonsiliasi antara orang-orang menunjukkan kekuatan Allah yang jauh lebih besar.

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Yesus bersabda kepada para murid-Nya: “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” (Yoh 15:12). Dapatkah kita membayangkan betapa berbedanya keluarga kita, lingkungan/wilayah/paroki kita atau tempat kerja kita masing-masing, jikalau kita saling mengasihi satu sama lain seperti Yesus telah mengasihi? Apabila kita mematikan semua kemarahan, ketamakan, fitnah, umpatan, kepahitan, gosip, kecemburuan dlsb., maka kita akan mempunyai sebuah dunia yang damai-sejahtera! Santo Yohanes menulis: “Siapa yang mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup” (1Yoh 2:6). Kita suka menghaturkan doa permohonan agar dianugerahkan karunia agar mampu mewartakan Injil yang memikat hati para pendengar, karunia untuk menyembuhkan, atau karunia untuk bernubuat, atau karunia untuk membuat mukjizat seperti yang telah dilakukan Yesus. Akan tetapi, bagaimana dengan karunia untuk mau dan mampu mengasihi orang lain seperti Yesus telah mengasihi??? Berapa banyak dari kita umat Kristiani yang menghaturkan doa permohonan agar dapat mengasihi seperti Yesus telah mengasihi?

Kadang kala orang-orang menyakiti hati kita. Mungkin juga ada orang-orang yang secara sengaja menyakiti hati kita. Oleh karena itu kita dapat merasa wajar atau merasa dibenarkan apabila kita menanggapinya dengan kemarahan dan penolakan. Namun demikian, ingatlah bagaimana Yesus memperlakukan orang-orang yang mendzalimi-Nya. Dia mengampuni mereka dan berdoa bagi mereka (lihat Luk 23:33-34). Dengan cintakasih yang intens dan tanpa syarat, Yesus berupaya memimpin mereka ke dalam kerajaan Allah. Si anak yang hilang (lihat Luk 15:11-32) tidak akan kembali ke rumah bapaknya sampai rumah itu dipenuhi dengan kasih sang bapak.

Sekarang, adakah seseorang dalam hidup anda yang sulit untuk anda kasihi? Lupakanlah apa yang harus dilakukan oleh orang itu. Pikirkanlah bagaimana anda akan menjadi seorang pelayan rekonsiliasi. Bagaimana anda akan mengasihi mereka agar mereka dapat masuk ke dalam kerajaan Allah? Memang semua ini tidak mudah dan tidak dapat terwujud secara instan. Namun kita harus ingat, bahwa kita mempunyai Roh Kudus yang hidup dalam diri kita dan dalam Dia tidak ada yang mustahil. Ingatlah juga bahwa buah rekonsiliasi dan saling mengasihi mengharuskan kita mati terhadap diri kita sendiri, artinya mati terhadap segala kepentingan diri-sendiri dalam segala bentuknya.


Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6)

  1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!.
  2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya, ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
  3. Tuhanlah yang menjadikan langit, keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan hormat ada di tempat kudus-Nya.

DOA: 
Tuhan Yesus, penuhilah hatiku dengan kasih-Mu yang berkelimpahan. Berikanlah kepadaku rahmat yang kubutuhkan untuk mencapai rekonsiliasi dengan keluargaku, para warga lingkungan/wilayah/parokiku, rekan-rekan kerjaku, teman-temanku dan orang-orang lain. Terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu untuk segala kebaikan-Mu kepadaku.
Amin.

27 Desember 2015

Suatu Kemenangan Bagi Kerajaan Allah

(Bacaan Injil Misa Kudus, PESTA KANAK-KANAK SUCI, MARTIR, Oktaf Natal – Senin, 28 Desember 2015)
http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Setelah orang-orang majus itu berangkat, tampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” Yusuf pun bangun, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya digenapi apa yang difirmankan Tuhan melalui nabi, “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.”

Ketika Herodes tahu bahwa ia telah diperdaya oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang ditanyakannya dengan teliti kepada orang-orang majus itu. Dengan demikian digenapi firman yang disampaikan melalui Nabi Yeremia, “Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi .”  (Mat 2:13-18)

Bacaan Pertama: 1Yoh 1:5-2:2; Mazmur Tanggapan: Mzm 124:2-5,7-8

Menyingkirnya Keluarga Kudus ke Mesir dan pembunuhan anak-anak tak bersalah oleh Herodus merupakan suatu ilustrasi ang dramatis tentang pertempuran antara kegelapan dan terang. Walaupun seluruh hidup Yesus, dari Betlehem sampai ke bukit Kalvari, ditandai oleh penganiayaan, namun tidak ada kuasa apa pun – baik kuasa manusia maupun kuasa Iblis – yang dapat menggagalkan pekerjaan yang harus diselesaikan-Nya. “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya”(Yoh 1:5).

Mengapa Herodus takut kepada bayi kecil ini? Karena raja ini tidak tahu bahwa Yesus datang ke tengah dunia untuk menaklukkan hati dan jiwa manusia, bukan merebut negeri dan takhta para raja. Untuk membunuh seorang anak kecil, Herodus tidak merasa ragu sedikit pun untuk memerintahkan kematian banyak anak yang tidak bersalah. Ia menghancurkan anak-anak yang lemah dan tidak dapat membela diri karena rasa takut telah menghancurkan hatinya sendiri. Untuk memperpanjang kehidupannya sendiri, Herodus mencoba untuk membunuh Kehidupan itu sendiri.

Walaupun Herodus menggunakan kekuatan dan kekejaman untuk mewujudkan tujuan-tujuan jahatnya, Yesus membalikkan tragedi ini menjadi suatu kemenangan bagi Kerajaan Allah. Kanak-kanak Suci di Betlehem menjadi saksi dari kuat-kuasa rahmat Allah. Mereka mati untuk Kristus, sang Mesias, meskipun mereka tidak mengetahuinya. Walaupun mereka tidak dapat berbicara, Yesus membuat mereka menjadi saksi-saksi bagi diri-Nya yang layak dan pantas. Yesus membebaskan jiwa-jiwa mereka dari cengkeraman Iblis dan membuat mereka anak-anak angkat Allah. Mereka ikut ambil bagian dalam kemuliaan dan pemerintahan-Nya yang penuh kemenangan.

Santo Paulus mengingatkan kita bahwa kita pun ikut ambil bagian dalam kemenangan Yesus, bahkan ketika kita merasa dikalahkan. “Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rm 8:28). Kemunduran, kegagalan, dlsb., tidak ada sesuatu pun yang kita harus hadapi dalam hidup ini yang harus/dapat memisahkan kita dari Kristus. Kasih-Nya dapat berjaya di atas segalanya, baik dalam kehidupan pribadi kita dan dalam dunia secara keseluruhan.

Pada zaman ini, kita menghadapi suatu kejahatan yang melampaui kejahatan pembunuhan massal gaya Herodus: pembunuhan anak-anak yang belum sempat dilahirkan dalam jumlah yang tidak terhitung banyaknya. Apa yang dapat membalikkan arus dari perkembangan budaya kematian ini? Kasih Allah dapat dan akan menang, bahkan dalam hal ini. Ya, suatu kejahatan sangat besar sedang terjadi. Ya, kita harus berdoa untuk melawannya dan berupaya untuk mengubah “trend” dalam budaya modern kita ini. Namun demikian, baiklah kita menghindari tindakan kekerasan dan melakukan perjuangan kita bukan karena rasa frustrasi, keputus-asaan, atau kebencian terhadap mereka yang melawan kita. Ingatlah bahwa tidak ada apa atau siapa pun yang dapat menghalangi dan menggagalkan pekerjaan Yesus, sang Terang Dunia (Yoh 8:12; 9:5).

Mazmur Tanggapan
Ref. Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap.
Ayat. (Mzm 124:2-3.4-5.7b-8)

  1. Jika bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.
  2. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menimbus kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu.
  3. Jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

DOA: 
Bapa surgawi, hiburlah semua anak-anak korban aborsi. Bawalah mereka langsung menghadap takhta-Mu. Terima kasih, ya Allah yang baik, sumber segala kebaikan, satu-satunya yang baik. 
Amin.

Berita Kalvari - Minggu 27 Desember 2015







26 Desember 2015

Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf

(Bacaan Injil Misa Kudus, PESTA KELUARGA KUDUS, YESUS, MARIA, YUSUF, Oktaf Natal – Minggu, 27 Desember 2015)


http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Ketika hari-hari itu berakhir, sementara mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; ia sedang duduk di tengah-tengah para guru agama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan jawaban-jawaban yang diberikan-Nya. Ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Lihat, bapak-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab-Nya kepada mereka, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan tetap hidup dalam asuhan mereka. Ibu-Nya pun menyimpan semua hal itu di dalam hatinya.

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Yesus makin dewasa dan bertambah hikmat-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. (Luk 2:41-52)

Bacaan Pertama: 1Sam 1:20-22,24-28; Mazmur Tanggapan: Mzm 84:2-3,5-6,9-10; Bacaan Kedua: 1Yoh 3:1-2,21-24


“Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan tetap hidup dalam asuhan mereka. Ibunya pun menyimpan semua hal itu di dalam hatinya. Yesus makin dewasa dan bertambah hikmat-Nya, dan makin dikasihi Allah dan manusia” (Luk 2:51-52).

Pada hari ini, Gereja merayakan Pesta Keluarga Kudus, artinya melibatkan tiga orang pribadi anggota keluarga tersebut: Yesus, Maria dan Yusuf. Santo Lukas telah menyajikan kepada kita gambaran indah yang satu disusul dengan gambaran indah yang lain, dari sang Anak dan kedua orangtua-Nya. Kita hanya dapat mengatakan bahwa Maria dan Yusuf adalah role models yang unggul, bahkan mereka adalah penerima-penerima berkat-berkat luarbiasa dari Allah. Akan tetapi, kita harus senantiasa mengingat bahwa tidak hanya “Keluarga Kudus” yang dinilai amat berharga oleh Allah. Allah juga ingin menawarkan perlindungan-Nya dan berkat-Nya kepada semua keluarga di atas bumi ini! Dia mengundang semua keluarga untuk berbalik datang kepada-Nya agar dapat dibebaskan dari dosa dan diberikan perlindungan dari segala yang jahat di dalam dunia – khususnya kejahatan (si Jahat dan para roh jahat pengikutnya) yang mengancam kesatuan dan persatuan keluarga.

Setiap hari, Allah senantiasa siap sedia untuk mendorong dan menyemangati kita terkait para orangtua kita, saudari dan saudara kita, anak-anak kita, dan bahkan diri kita sendiri. Biar bagaimanapun juga, Dia membentuk kebaikan dalam diri kita semua – suatu kebaikan yang siap untuk mengungkapkan diri. Masalahnya adalah, bahwa luka-luka yang disebabkan dosa telah menodai jiwa kita sehingga memblokir aliran kasih dalam keluarga-keluarga. Allah ingin menyembuhkan semua luka ini, bahkan luka-luka yang berasal dari generasi-generasi sebelumnya. Allah adalah kasih, dan Ia telah datang untuk mengampuni kita dan mengajar kita untuk mengampuni.

Pada hari seperti hari ini, di mana rahmat mengalir secara bebas bagi semua keluarga, marilah kita menggunakan pertanyaan-pertanyaan dan usulan-usulan di bawah ini untuk memeriksa kehidupan keluarga kita dan mencari bimbingan dari Dia: Apakah kita (anda dan saya) ingin mengenal dan mengalami berkat-berkat Allah atas keluarga kita? Hormatilah para orangtua kita. Apakah kita merasa bosan? Melangkahlah keluar dan kasihilah seseorang. Apakah kita memperlakukan anak-anak kita atau para orangtua kita dengan penuh hormat/respek? Secara kreatif, bentuklah suatu sikap doa, respek, dan kasih kepada Alah dan satu sama lain dalam keluarga. Hal ini juga berlaku dalam hidup berkomunitas. Apabila kita (anda dan saya) mempunyai anak-anak, apakah kita merasa ragu untuk mempraktekkan otoritas kita secara pantas atas diri mereka? Dst., dlsb. Marilah kita memperbaiki segala kekurangan yang ada dalam relasi dengan pasangan hidup kita masing-masing. Carilah dukungan dari para professional seiman apabila memang dibutuhkan.

Di atas segalanya, kita harus siap untuk mengampuni, bersikap baik dan murah hati. Saling mendoakanlah satu sama lain. Marilah kita berupaya untuk berdoa bersama. Allah ingin mencurahkan pengampunan dan rahmat-Nya untuk mengubah hidup kita. Dia hanya menanti-nanti kita datang kepada-Nya untuk membentuk suatu lingkungan dalam keluarga di mana kedatangan-Nya disambut dengan baik.

Mazmur Tanggapan, do=g, 2/4, PS No. 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 84:2-3.5-6.9-10; Ul: 1)

  1. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam! Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwaku dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
  2. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan daripada-Mu, yang bertolak dengan penuh gairah.
  3. Ya Tuhan, Allah semesta alam, dengarkanlah doaku, pasanglah telinga-Mu, ya Allah Yakub. Lihatlah kami, ya Allah perisai kami, pandanglah wajah orang yang Kauurapi!

DOA: 
Tuhan Yesus, dengan ini aku menyerahkan kepada-Mu segala beban dan perasaan-perasaan negatif tentang keluargaku. Biarlah kasih-Mu mengalir melalui diriku kepada setiap anggota keluargaku. Aku juga berdoa untuk semua keluarga di atas bumi. Semoga kasih-Mu yang mengalir melalui umat-Mu akan memenuhi setiap hati yang kosong-hampa, bosan dan berada dalam kesendirian. 
Amin.

Minggu, 27 Desember 2015 - Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf (Oktaf Natal)

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Keluarga Kristen adalah tempat pendidikan doa yang pertama. Atas dasar Sakramen Perkawinan, keluarga adalah "Gereja rumah tangga", di mana anak-anak Allah berdoa "sebagai Gereja" dan belajar bertekun dalam doa. Teristimewa untuk anak-anak kecil, doa sehari-hari dalam keluarga adalah kesaksian pertama untuk ingatan Gereja yang hidup, yang dibangkitkan dengan penuh kesabaran oleh Roh Kudus. (Katekismus Gereja Katolik, 2685)
Antifon Pembuka (Luk 2:16)

Para gembala bergegas datang dan bertemu dengan Maria dan Yusuf serta Sang Bayi yang terbaring di palungan.

Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan dan Syahadat

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau berkenan memberikan kepada kami Keluarga Kudus sebagai teladan yang unggul. Semoga kami meneladannya dalam keutamaan hidup berkeluarga dan dalam ikatan cinta agar kami layak menikmati dengan penuh sukacita anugerah hidup abadi di dalam rumah-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1:20-22.24-28)

  
"Seumur hidupnya Samuel diserahkan kepada Tuhan."

Setahun sesudah mempersembahkan kurban di Silo, mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Samuel, sebab katanya, “Aku telah memintanya dari Tuhan.” Lalu Elkana, suami Hana, pergi dengan seisi rumahnya untuk mempersembahkan kurban sembelihan tahunan dan kurban nazar kepada Tuhan. Tetapi Hana tidak ikut pergi. Katanya kepada suaminya, “Nanti, apabila anak itu sudah cerai susu, aku akan mengantarkan dia; maka ia akan menghadap ke hadirat Tuhan, dan tinggal di sana seumur hidupnya.” Setelah Samuel disapih oleh ibunya, ia dihantar ke rumah Tuhan di Silo, dan bersama dia dibawalah: seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur. Waktu itu Samuel masih kecil betul. Setelah menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli. Lalu Hana berkata kepada Eli, “Mohon bicara, Tuanku! Demi Tuhanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini, dekat Tuanku, untuk berdoa kepada Tuhan. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka aku pun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidupnya terserahlah anak ini kepada Tuhan.” Lalu sujudlah mereka semua menyembah Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=g, 2/4, PS No. 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 84:2-3.5-6.9-10; Ul: 1)

  1. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam! Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwaku dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
  2. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan daripada-Mu, yang bertolak dengan penuh gairah.
  3. Ya Tuhan, Allah semesta alam, dengarkanlah doaku, pasanglah telinga-Mu, ya Allah Yakub. Lihatlah kami, ya Allah perisai kami, pandanglah wajah orang yang Kauurapi!

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-2.21-24)

"Kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah."

Saudara-saudaraku terkasih, lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian penuh iman untuk mendekati Allah. Dan apa saja yang kita minta dari Allah, kita peroleh dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. Dan inilah perintah-Nya itu: yakni supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita. Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan beginilah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu dalam Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do=f, 2/4, PS No. 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Kol 3:15a.16a)

Semoga damai Kristus melimpahi hatimu, semoga sabda Kristus berakar dalam dirimu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:41-52)
"Yesus ditemukan orang tua-Nya di tengah para ahli kitab."

Tiap-tiap tahun, pada hari raya Paskah, orangtua Yesus pergi ke Yerusalem. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Seusai hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan. Karena tidak menemukan Dia, kembalilah orangtua Yesus ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari, mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya. Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka. Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Lihatlah, Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Yesus makin bertambah besar, dan bertambah pula hikmat-Nya; Ia makin besar, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Hari ini kita merayakan Pesta Keluarga Kudus, Yusuf, Maria dan Yesus. Keluarga kudus merupakan contoh keluarga yang sungguh hidup saling mencintai, meneguhkan, dan memperingatkan, bahkan saling menaati. Itulah inti cinta antara mereka. Mereka berkembang menjadi semakin baik dan Yesus kecil pun berkembang makin dewasa dalam hal kehidupan dan kerohanian.

Injil mengisahkan Yesus waktu berumur 12 tahun diajak bapak dan ibu-Nya ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Setelah upacara selesai, Yesus tidak ikut mereka pulang, tetapi tetap tinggal di kenisah berbicara dengan para alim ulama. Bapak dan ibu-Nya bingung mencari-Nya, termasuk bertanya kepada saudara-saudari kenalan mereka. Akhirnya mereka menemukan Yesus di kenisah.

Maria menegur-Nya, "Mengapa engkau berbuat demikian, Nak? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Jawab-Nya, "Mengapa engkau mencari Aku, tidakkah kamu tahu Aku harus berada di rumah bapa-Ku?" Mereka tidak mengerti.

Mereka pulang ke Nazaret dan Yesus hidup dalam asuhan mereka. Yesus bertambah besar dan bertambah hikmatnya dan makin dikasihi Allah dan manusia. Meski berbeda, Yesus tetap ikut pulang dengan Yusuf dan Maria serta tinggal dalam asuhan mereka. Maria tidak marah, tetapi mencatat itu dalam batinnya. Mereka kadang berbeda pandangan, tetapi dapat saling menerima dan meneguhkan. Perbedaan tidak menjadikan mereka pecah, tetapi semakin mengerti satu dengan yang lain dan semakin rukun.

Bagaimana keluarga kita masing-masing? Apakah ada cinta di dalamnya? Apa bentuknya? Marilah kita doakan keluarga kita masing-masing agar semakin rukun, bersatu, dan hidup dalam semangat cinta Tuhan.

Antion Komuni (Bar 3:38)

Allah kita tampak di dunia, Ia bergaul dengan manusia.



 

Anak Manusia Berdiri Di Sebelah Kanan Allah

(Bacaan Pertama Misa Kudus, PESTA SANTO STEFANUS, MARTIR PERTAMA, Oktaf Natal – Sabtu, 26 Desember 2015)


http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Stefanus, yang penuh dengan anugerah dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut Orang-orang Merdeka – mereka berasal dari Kirene dan Aleksandria – bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Mereka berdebat dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, hati mereka sangat tertusuk. Mereka menyambutnya dengan kertak gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Tetapi berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga, mereka menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang pemuda yang bernama Saulus. Sementara mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” (Kis 6:8-10; 7:54-59)

Mazmur Tanggapan: Mzm 31:3-4,6,8,16-17; Bacaan Injil: Mat 10:17-22

“Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah” (Kis 7:56).

Dalam hati kita bertanya-tanya karena penasaran. “Apa-apaan ini?” Sungguh merupakan suatu perubahan radikal. Mengapa koq Gereja memperingati/”merayakan” kemartiran Santo Stefanus (martir pertama) yang tragis ini justru sehari setelah merayakan hari besar kelahiran Kristus Tuhan yang penuh damai dan sukacita? Apakah bayangan kita tentang pengadilan dagelan yang kemudian disusul dengan penyiksaan berupa perajaman dengan batu-batu atas diri Santo Stefanus tidak menjadi pelanturan dari keindahan Natal?

Tentunya jawaban dari pertanyaan di atas berurusan dengan perspektif kita. Apabila kita membaca bacaan dari “Kisah Para Rasul” di atas hanya sebagai laporan tentang kamtian seorang martir yang sangat berani (catatan: semua martir adalah pribadi-pribadi yang berani), maka kita luput melihat sesuatu yang sungguh vital. Titik fokus cerita Lukas adalah penglihatan Stefanus tentang “Anak Manusia (Yesus) yang berdiri di sebelah kanan Allah” (lihat Kis 7:56). Pada saat-saat menjelang kematiannya, penglihatan Stefanus bukanlah Yesus di surga yang menyibukkan diri dengan urusan di dalam surga saja. Kita dapat membayangkan bahwa diakon yang suci ini melihat Yesus mengamati apa yang terjadi di atas bumi dengan penuh minat – dan Yesus melibatkan diri lewat tindakan-Nya dengan mencurahkan Roh-Nya ke dalam diri Stefanus.

Kita harus mengingat juga bahwa para pemuka/pemimpin agama yang menghendaki dijatuhinya hukuman mati atas diri Stefanus adalah orang-orang yang sama kepada siapa Yesus telah memprediksikan pemuliaan-Nya sendiri: “Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa” (Luk 22:69). Sekarang, selagi Roh Kudus menginspirasikan Stefanus untuk menggemakan sabda Yesus tersebut (Kis 7:56), mereka belajar bahwa nubuatan Yesus tadi telah terpenuhi! Hal ini sangat mungkin membuat kemurkaan mereka semakin menjadi-jadi, namun bagi kita umat Kristiani, hal ini (justru) hanyalah memperbesar dan membuat lengkap sukacita Natal kita.

Kemarin kita melihat Yesus, Dia yang adalah pemenuhan semua janji Allah, baru mengawali misi-Nya sebagai seorang bayi kecil-mungil. Pada hari ini kita melihat Yesus sebagai Tuhan yang dimuliakan dan telah menyelesaikan misi-Nya dan sekarang duduk di takhta surgawi mengawasi ciptaan-Nya. Bayi kecil-mungil tak berdaya dalam palungan itu sesungguhnya adalah Tuhan atas langit dan bumi! Dia datang kembali dalam kemuliaan untuk membawa semua sejarah menuju akhirnya yang dramatis.

Karena Stefanus mempunyai gambaran besar tentang Yesus ini, maka dia mampu untuk berdiri teguh selama proses pengadilan dagelan berlangsung dan ia juga mampu untuk menyerahkan hidupnya dengan penuh sukacita. Nah, kita pun membutuhkan gambaran tentang Yesus yang diperlebar ini. Walaupun kita mungkin tidak dipanggil untuk menjadi martir seperti Stefanus, kita emua menghadapi berbagai kemartiran kecil setiap hari. Sungguh membesarkan hatilah jika kita mengetahui bahwa kita mempunyai Yesus – dalam segala kemuliaan-Nya – untuk berjuang dalam kehidupan ini dengan baik sebagai para murid-Nya.


Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan jiwaku.
Ayat. (Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17)

  1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
  2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku.
  3. Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!

DOA: 
Tuhan Yesus, bukalah mataku agar dapat melihat kehadiran-Mu yang penuh kemuliaan. Kelahiran-Mu membawa diri-Mu menjadi begitu dekat dengan umat manusia dan tentunya juga diriku. Tolonglah diriku agar dapat melihat bahwa Engkau tetap berada di dekatku, walaupun Engkau memerintah dari kemuliaan surgawi. 
Amin.

24 Desember 2015

Bergembiralah, Bersorak-sorailah Dan Bermazmurlah!

(Bacaan Injil Misa Kudus Siang, Hari Raya Natal – Jumat, 25 Desember 2015) 


http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Pada mulanya ada Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk bersaksi tentang terang itu, supaya melalui dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus bersaksi tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan melalui Dia, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik-Nya, tetapi orang-orang milik-Nya itu tidak menerima-Nya. Namun semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang dilahirkan bukan dari darah atau dari keinginan jasmani, bukan pula oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Firman itu telah menjadi manusia, dan tinggal di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh anugerah dan kebenaran. Yohanes bersaksi tentang Dia dan berseru, “Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian daripada aku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima anugerah demi anugerah; sebab hukum Taurat diberikan melalui Musa, tetapi anugerah dan kebenaran datang melalui Yesus Kristus.

Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. (Yoh 1:1-18)

Bacaan Pertama: Yes 52:7-10; 

Mazmur Tanggapan: 98:1-6; Bacaan Kedua: Ibr 1:1-6

“Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!” (Mzm 98:4).


http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/ 

Hari ini adalah hari sukacita dan penuh kegembiraan, hari di mana kerinduan dan antisipasi yang sudah berabad-abad lamanya dipenuhi. “TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa” (Mzm 98:2). Maka marilah kita, anak-anak Allah, bergembira!



Bergembiralah, hai Adam dan Hawa! Lihatlah bagaimana janji Allah sejak zaman kuno kepadamu telah sampai pada pemenuhannya. Kelahiran sang Anak memberi tanda-tanda bahwa ini adalah akhir dari pengasinganmu dan sebuah pengharapan baru bagi semua turunanmu. Belas kasih telah menggantikan penghakiman. Ketidaktaatanmu telah ditutupi oleh ketaatan penuh kerendahan hati seorang Anak yang setia.

Bergembiralah, hai Abraham, engkau yang menaruh kepercayaan pada Penciptamu dan mengasihi Dia lebih daripada engkau mengasihi makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Dia telah datang! Bapa surgawi sudah menyediakan sang Anak Domba sebagai kurban, dan tidak ada kurban lain yang masih diperlukan.

Bergembiralah, hai Yusuf, anak Yakub! Kesetiaanmu kepada Allah di tengah bahaya dan perbudakan memampukan engkau untuk menyelamatkan sebuah bangsa. Pada hari ini telah lahir sang Juruselamat segala bangsa. Engkau memberi makan umat dengan makanan dari bumi; Dia akan memberi makan mereka dengan makanan dari surga.

Bergembiralah, hai Musa, pembebas dari perbudakan di Mesir! Melalui engkau, umat Israel melihat kemuliaan Allah dan menangisi kebodohan mereka. Melalui sang Pembebas yang baru, rahmat dan kebenaran akan mengatasi kutukan hukum.

Bergembiralah, hai Raja Daud! Di masa mudamu, engkau menunjukkan keberanian dan membunuh seorang musuh yang gagah perkasa karena engkau percaya bahwa kuat-kuasa Allah jauh lebih besar daripada kelemahanmu. Lihatlah sang Bayi kecil-mungil yang akan bertumbuh untuk mengacaukan hikmat dunia, menelanjangi jati diri orang-orang sombong, dan menjungkir-balikkan kuasa-kuasa kegelapan.

Bergembiralah, hai Yohanes, anak Elisabet. Engkau bernubuat bahwa terang sesungguhnya sedang datang ke dalam dunia. Bergembiralah bahwa engkau melihat hari-Nya dan menyaksikan ketaatan-Nya terhadap setiap hal yang diperintahkan Bapa-Nya di surga. Kami menghormati engkau untuk pekerjaanmu mempersiapkan jalan bagi kedatangan-Nya.

Bergembiralah, hai Maria, Bunda sang Juruselamat! Melalui ketaatanmu yang rendah hati, “sang Sabda menjadi daging” dan tinggal di antara kita (Yoh 1:14). Fiat/jawaban “ya” darimu Bunda kepada Bapa di surga telah membuka pintu gerbang rahmat bagi semua saudari dan saudaramu. Engkau membawa Juruselamat dan Tuhan kami. Terima kasih!

Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dengan berbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi, maka pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya yang telah Ia tetapkan sebagai ahli waris segala sesuatu. Melalui Dia Allah menjadikan alam semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar keberadaan Allah yang sesungguhnya” (Ibr 1:1-3).

Yesus Kristus, Putera Allah sendiri, mengambil tubuh manusia sehingga dengan demikian Ia dapat memanifestasikan kasih Bapa-Nya kepada suatu umat yang berada di bawah penghukuman, yang hidup tanpa pengharapan dalam dunia. Anda dan saya adalah bagian dari umat dimaksud. Karena dosa-dosa, kita dipisahkan dari kasih Allah. Ini adalah sebuah isu yang bersifat kritis. Sampai berapa dalam kita terbenam dalam situasi seperti ini? Semakin dalam, maka semakin pula kita menghargai Inkarnasi Tuhan Yesus.

Kita dapat memejamkan mata kita dan membayangkan Tuhan Yesus yang sedang berdiri di hadapan kita. Dengan tangan-tangan terbuka lebar, Ia berkata: “Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk menemui dia dan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. Siapa yang menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya” (Why 3:20-21).

Inilah Dia yang dilahirkan pada hari ini sekitar 2000 tahun lalu. Dia adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir (Why 20:6). Ia adalah seorang Pribadi yang amat berharga dalam kehidupan kita. Oleh karena itu marilah kita tunjukkan kasih kita masing-masing kepada-Nya, teristimewa pada hari ulang tahun kelahiran-Nya. Marilah kita bergembira dalam hidup baru yang telah dicurahkan-Nya kepada kita masing-masing. Sang Juruselamat telah datang kepada kita!


http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 97:1.6.11-12)

  1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Langit memberikan keadilannya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
  2. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

DOA: 
Yesus, Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Aku mengasihi Engkau! Terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu karena Engkau telah datang ke tengah-tengah dunia dan juga ke dalam hatiku. Aku bergembira, ya Yesus, karena aku sungguh terberkati dapat melihat kemuliaan-Mu di dalam hidupku. Pada hari yang istimewa ini, perkenankanlah aku berbicara kepada orang-orang yang kujumpai mengenai sukacita sehubungan dengan kedatangan-Mu. 
Amin.

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Jumat, 25 Desember 2015 Hari Raya Natal (Misa Malam)

"Menjadi anak" di depan Allah adalah syarat untuk masuk ke dalam Kerajaan surga Bdk. Mat 18:3-4.. Untuk itu, orang harus merendahkan diri Bdk. Mat 23:12., menjadi kecil; lebih lagi: orang harus "dilahirkan kembali" (Yoh 3:7), "dilahirkan dari Allah" (Yoh 1:13), supaya "menjadi anak Allah" (Yoh 1:12). Rahasia Natal terjadi di dalam kita, kalau "rupa Kristus menjadi nyata" (Gal 4:19) di dalam kita. Natal adalah misteri "pertukaran yang mengagumkan":

"O pertukaran yang mengagumkan! Pencipta sudi menjadi manusia dan lahir dari perawan. Tidak diperanakkan oleh seorang laki-laki, Ia datang ke dunia dan menganugerahkan kepada kita kehidupan ilahi" .

Antifon Pembuka (Mzm 2:7)

Tuhan bersabda kepada-Ku, “Engkaulah Putra-Ku, hari ini Engkau Kuputrakan.”

The Lord said to me: You are my Son. It is I who have begotten you this day.

atau Graduale Romanum, 41
Ref. Dominus dixit ad me: Filius meus es tu, ego hodie genuite.
Ayat:


  1. Quare fremuerunt gentes: et populi meditati sunt inania?
  2. Astiterunt reges terræ, et principes convenerunt in unum adversus Dominum, et adversus Christum eius.
  3. Postula a me, et dabo tibi gentes hereditatem tuam, et possessionem tuam terminos terræ.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan, ada Syahadat (berlutut saat "Ia dikandung dari Roh Kudus"), Prefasi Natal I, II atau III, Communicantes Natal. 

Doa Malam

     
Allah dan Bapa kami, Engkau menjadikan Engkau malam yang amat kudus ini bermandikan sinar Terang sejati. Semoga kami, yang sudah mengakui misteri Terang itu di dunia, kelak layak menikmati sukacita-Nya di surga. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (9:1-6) 
   
  
"Seorang Putra telah dianugerahkan kepada kita."
    
Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorai, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan. Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api. Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkan dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-3.11-13)
  1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyikanlah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyikanlah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
  2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa.
  3. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biarlah gemuruh laut serta segala isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
  4. Biarlah bersukaria di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (2:11-14)
   
"Kasih karunia Allah sudah nyata bagi semua orang."
     
Saudaraku terkasih, sudah nyatalah kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia. Kasih karunia itu mendidik kita agar meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi, dan agar kita hidup bijaksana, adil dan beribadah, di dunia sekarang ini, sambil menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia, dan penyataan kemuliaan Allah yang mahabesar dan Penyelamat kita Yesus Kristus. Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil PS 953/959
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat: (Luk 2:10-12)
Kabar gembira kubawa kepada-Mu. Pada hari ini lahirlah penyelamat dunia, Tuhan kita Yesus Kristus.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:1-14)
   
"Pada hari ini telah lahir Penyelamatmu"
      
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.Demikian juga Yosef pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka:"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama bala tentara surga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

  
Renungan  
Natal kita rayakan lagi, apa maknanya? “Hari ini telah lahir bagimu, Juru Selamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud.” Warta ‘hari ini telah lahir bagimu’ memberi warta sukacita karena lawatan Tuhan kepada kita semua. Kalau masing-masing warga bangsa Indonesia ini menjadi tanda berkat, kalau setiap orang menjadi sahabat bagi saudaranya dalam semangat Pancasila, kalau anak-anak muda dan remaja didampingi dalam semangat Pancasila, kalau anak-anak muda dan remaja didampingi dalam semangat Trisatya dan Dasadharma Pramuka dengan kesungguhan hati yang bukan basa-basi; maka kita melahirkan generasi muda yang peka zaman dan hidup dalam sukacita yang penuh. Pengalaman dicintai di dalam keluarga, pengalaman dihargai setiap pendapat dan idenya kemudian diberi kesempatan untuk diapresiasi dengan dukungan dana dan kesempatan yang nyata, merupakan seruan moral dan dukungan nyata dalam bertindak. 

“Hari ini telah lahir bagimu” juga menjadi lebih bermakna manakala panitia setiap perayaan hari besar atau pesta paroki berani menyisihkan 15-20% dari total anggaran untuk kepentingan pemberdayaan atau karitatif bagi saudara-saudari yang miskin, sakit, dan berkesesakan. Inilah buah sukacita injili untuk menghadirkan Kerajaan Allah yang menyelamatkan, tidak mempersempit diri dengan pesta dan kegembiraan yang sifatnya internal saja, tetapi sungguh merakyat dan melibatkan. 

Antifon Komuni (Yoh 1:14)
Sabda telah menjadi manusia dan kami telah melihat kemuliaan-Nya. 

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Kamis, 24 Desember 2015 - Vigili Natal

Dari mana datangnya damai di bumi, selain dari kenyataan, dari Dia yang tumbuh dari bumi, yaitu Kristus yang lahir sebagai manusia? Dan Dialah damai kita, yang membuat keduanya menjadi satu, agar kita menjadi manusia yang berkehendak baik, diikat bersama dalam ikatan kesatuan yang mesra. (Santo Agustinus)

Antifon Pembuka (Bdk. Kel 16:6-7)
Hari ini kamu akan tahu bahwa Tuhan akan datang menyelamatkan kita, dan besok pagi akan kamu saksikan kemuliaan-Nya.   
Bacaan-bacaan di bawah ini dipakai dalam Perayaan Ekaristi tanggal 24 Desember sore, sebelum atau sesudah Ibadat Sore (Vesper) I Natal. Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan, ada Syahadat (berlutut saat "Ia dikandung dari Roh Kudus"), Prefasi Natal I, II atau III, Communicantes Natal.
      
Doa 

Ya Allah, setiap tahun Engkau menggembirakan kami dengan menantikan penebusan. Semoga kami, yang dengan gembira menerima Putra Tunggal-Mu sebagai Penebus, layak menghadap Dia dengan hati tenang, manakala Ia datang sebagai hakim. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Yesaya (62:1-5)
   
"Seorang mempelai girang hati melihat pengantin perempuan."
     
Oleh karena Sion aku tidak akan berdiam diri dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebaenaranmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan dan serban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami, sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.

Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

  
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:4-5.16-17.27.29; Ul: 2)

  1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-menurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
  2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-menurun."
  3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapa-kulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku." Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:16-17.22-25)
   
"Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak."
       
Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Perga, setelah pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, Paulus bangkit dan memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata, "Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah! Allah umat Israel telah memilih nenek moyang kita, dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang perkasa Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu. Lalu Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud ini Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.

Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Besok kejahatan bumi akan dihancurkan: Juruselamat dunia akan memerintah atas kami.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 1:1-25 (Singkat: Mat 1:18-25)
  
"Silsilah Yesus, anak Daud."
   
    
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.

Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud.

Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia, Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.

Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor, Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

Kelahiran Yesus Kristus adalah sebagai berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi: 'Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Imanuel' yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki, dan Yusuf menamai anak itu Yesus.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

 
Renungan  
  
Yusuf adalah seorang yang tulus hati. Dalam dirinya, tak pernah berhenti gema gaung ketulusan hati; juga saat dia sedang bermimpi. Di mana letak ketulusan hatinya? Penginjil Matius menulis, ketulusan hati Yusuf terletak pada keputusannya untuk tidak mencemarkan nama Maria di muka umum, dan rencananya untuk menceraikannya secara diam-diam (Mat 1:19).

Bagaimana faktanya? Maria adalah tunangan Yusuf. Saat itu, Maria mengandung. Yusuf tahu persis bahwa kandungan Maria bukan berasal dari benihnya. Sebagai tunangan, Yusuf berhak memaksa Maria menjalani pemeriksaan keras yang dituntut Hukum Taurat (Ul 22:20). Namun, tindakan itu tidak Yusuf lakukan. Hak itu tidak dia gunakan! Dengan ketulusannya, Yusuf bermaksud meninggalkan Maria secara diam-diam.

Apa sebenarnya yang hidup dan menjiwai ketulusan hati Yusuf, sehingga dia bersikap seperti itu? Jawabannya sederhana: Yusuf sungguh-sungguh mencintai Maria. Ketulusan hanya lahir dari cinta. Jika seseorang tidak memiliki cinta, jangan percaya pada sikap-sikap, apalagi hanya kata-kata, “Aku ikhlas, aku tulus.” Ketulusan adalah “anak” dari cinta, buah dari cinta.

Bukan salah Yusuf, jika ternyata dia mengambil keputusan untuk meninggalkan Maria secara diam-diam. Hal itu sudah merupakan sikap optimal seorang Yahudi yang taat hukum dan peka terhadap kesucian perkawinan. Diketahuinya Maria mengandung tanpa disertai pengetahuan tentang asal-usul kandungan Maria. Inilah yang membuat Yusuf yang tulus hati itu gelisah sepanjang malam. Namun, Malaikat Tuhan menjelaskan kepada Yusuf lewat mimpi, semua yang sesungguhnya telah terjadi dalam diri Maria. Yusuf menerima dan melaksanakan apa yang diperintahkan Malaikat Tuhan itu kepadanya. Yusuf melaksanakan perintah. Yusuf taat.

Hari ini kita diajak belajar dari pengalaman Yusuf. Ketaatan lahir dari ketulusan. Ketulusan lahir dari cinta. Ketaatan adalah “cucu” dari cinta, hukum baru yang menjadi tempat bergantung seluruh Kitab Taurat dan Kitab Para Nabi. Tanda bahwa seseorang mencintai, pertama-tama dia tulus, selanjutnya dia taat mau melaksanakan perintah. Walau begitu, orang yang sungguh mencintai, tak pernah merasa dirugikan oleh ketulusan dan ketaatannya. 

       
Antifon Komuni (Bdk. Yes 40:5)

Kemuliaan Tuhan akan dinyatakan, dan semua orang akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.



http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/