Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

31 Juli 2016

Senin, 01 Agustus 2016 == Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/
Seluruh kesucian dan kesempurnaan jiwa terletak pada cinta akan Yesus Kristus, Tuhan kita, harta tertinggi, Penebus kita. 

Tuhan bersabda, "Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku. Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku." 

Doa 

Allah Bapa, Penyelamat Umat Manusia, Engkau selalu membangkitkan tokoh-tokoh agung untuk menyegarkan semangat Gereja-Mu. Semoga kami mengikuti jejak Santo Alfonsus Maria dan giat mengusahakan keselamatan sesama, supaya kami pantas memperoleh ganjaran di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. 
Amin. 

Bacaan dari Kitab Yeremia (28:1-17)

"Hai Hananya, Tuhan tidak mengutus engkau! Engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta."

Peristiwa ini terjadi di Kota Yerusalem pada awal pemerintahan Zedekia, raja Yehuda, yaitu dalam bulan yang kelima tahun yang keempat. Nabi Hananya bin Azur, yang berasal dari Gibeon, berkata kepadaku di rumah Tuhan, di depan mata imam-imam dan seluruh rakyat, "Beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel, 'Aku telah mematahkan penindasan raja Babel. Dalam dua tahun ini segala perkakas rumah Tuhan yang telah diambil dari rumah ini oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang diangkutnya ke Babel, akan Kukembalikan ke tempat ini. Juga Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta semua orang buangan dari Yehuda yang dibawa ke Babel akan Kukembalikan ke tempat ini, demikianlah sabda Tuhan! Sungguh, Aku akan mematahkan penindasan raja Babel itu!" Lalu berkatalah Nabi Yeremia kepada Nabi Hananya di depan para imam dan seluruh rakyat yang berdiri di rumah Tuhan. Kata nabi Yeremia, "Amin! Semoga Tuhan berbuat demikian! Moga-moga Tuhan menepati perkataan-perkataan yang kaunubuatkan itu dengan mengembalikan perkakas-perkakas rumah Tuhan dan semua orang buangan dari Babel ke tempat ini. Hananya, dengarlah perkataan yang akan kukatakan kepadamu dan kepada seluruh rakyat ini. Nabi-nabi yang ada sebelum aku dan sebelum engkau dari dahulu kala telah bernubuat kepada banyak negeri dan terhadap kerajaan-kerajaan yang besar tentang perang dan malapetaka dan penyakit sampar. Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh Tuhan." Kemudian Nabi Hananya mengambil gandar yang terpasang pada tengkuk nabi Yeremia, lalu mematahkannya. 

Berkatalah Hananya di depan mata seluruh rakyat itu. "Beginilah sabda Tuhan, 'Dalam dua tahun ini begitu jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel, dari pada tengkuk segala bangsa!" Kemudian pergilah nabi Yeremia dari sana. Dan sesudah nabi Hananya mematahkan gandar dari pada tengkuk nabi Yeremia, bersabdalah Tuhan kepada Yeremia, "Pergilah dan katakanlah kepada Hananya, 'Beginilah sabda Tuhan: Engkau telah mematahkan gandar kayu, tetapi Aku akan membuat gandar besi sebagai gantinya! Sebab beginilah sabda Tuhan semesta alam, Allah Israel, 'Kuk besi akan Kutaruh ke atas tengkuk segala bangsa ini, sehingga mereka takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel. Sungguh, mereka akan takluk kepadanya! Malahan binatang-binatang di padang telah Kuserahkan kepadanya." Lalu berkatalah nabi Yeremia kepada nabi Hananya, "Dengarkanlah, hai Hananya! Tuhan tidak mengutus engkau, dan engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta. Sebab itu beginilah sabda Tuhan, 'Sungguh, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah menghasut rakyat murtad kepada Tuhan." Maka matilah nabi Hananya dalam tahun itu juga, pada bulan yang ketujuh.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:29.43.79.80.95.102; R: 68)

  1. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah aku Taurat-Mu.
  2. Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.
  3. Biarlah berbalik kepadaku orang-orang yang takut kepada-Mu, orang-orang yang tahu peringatan-peringatan-Mu.
  4. Biarlah hatiku tulus dalam ketetapan-ketetapan-Mu, supaya jangan aku mendapat malu.
  5. Orang-orang fasik menantikan aku untuk membinasakan aku; tetapi aku hendak memperhatikan peringatan-peringatan-Mu.
  6. Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya,
Ayat. (Mat 4:4b)

Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah. 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:13-21)

"Mereka semuanya makan sampai kenyang."

Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis, menyingkirlah Yesus; dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya, dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada Yesus dan berkata, "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Tidak perlu mereka pergi! Kamu harus memberi mereka makan." Jawab mereka, "Pada kami hanya ada lima buah roti dan dua ekor ikan." Yesus berkata, "Bawalah ke mari!" Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Setelah itu diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu. Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikannya kepada murid-murid-Nya. Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan, ada dua belas bakul penuh. Yang turut makan kira-kira lima ribu orang pria; tidak termasuk wanita dan anak-anak.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kisah panggilan Matius dalam Mat. 9:9-13 diakhiri dengan kata-kata Yesus, “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan” (ay. 13). Kata-kata ini berkaitan dengan orang Farisi yang bersungut-sungut terhadap Yesus yang makan bersama pemungut cukai dan orang berdosa. Dengan kata lain, belas kasihan dikaitkan dengan keadaan orang berdosa yang mendapat perhatian istimewa dari Yesus. Hal yang serupa dikatakan sekali lagi dalam peristiwa murid-murid Yesus yang memetik gandum pada hari Sabat, yang dianggap melanggar aturan Sabat (Mat. 12:1-8). Dalam hal ini pun Yesus mengatakan hal yang sama, “Yang Kukehendaki adalah belas kasihan danb ukan persembahan” (Mat. 12:7). dengan demikian bisa dikatakan bahwa Yesus menghendaki agar murid-murid-Nya selalu mengenakan belas kasihan.

Belas kasihan mempunyai arti yang sangat luas. Salah satu wujudnya dikisahkan dalam kutipan Injil hari ini: “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan... “ (ay. 14). Murid-murid yang dipanggil untuk mengenakan belas kasihan, ternyata belum mampu membatinkannya. Mereka mengatakan kepada Yesus, “....suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa” (ay. 15). Kepada mereka ini Yesus berkata, “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan” (ay. 16). Dengan cara ini sekali lagi para murid diajar untuk mengenakan dan menaruh belas kasihan.

Ada sekian banyak kesempatan yang tersedia bagi kita untuk mengembangkan kemampuan menaruh belas kasihan. Kesempatan ini akan semakin mudah kita tangkap kalau kita sendiri mengalami belas kasih, kerahiman dan kasih setia Allah. Semoga Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah yang sedang kita jalani, membantu kita semua untuk mengalami belas kasih Allah dan mengamalkannya.

Santo Alfonsus Marie de Ligouri, Uskup dan Pujangga Gereja

Alfonsus Maria de Ligouri lahir di sebuah kota dekat Napoli, Italia pada tanggal 27 September 1696. Ia meninggal dunia di Nocera pada tanggal 1 Agustus 1787. Alfonsus berasal dari sebuah keluarga bangsawan Kristen yang saleh. Orangtuanya, Joseph de Ligouri dan Ama Cavalieri mendidik dia dengan baik dalam hal iman dan cara hidup Kristiani. Ayahnya berpangkat Laksamana dalam jajaran militer kerajaan Napoli. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila Alfonsus memperoleh pendidikan ala militer dengan disiplin yang tegas. Maksudnya ialah agar ia terbiasa dengan pola hidup yang keras dan tidak manja.

Sejak kecil Alfonsus sudah menunjukkan bakat-bakat yang luar biasa. Tak terbayangkan bahwa ia dalam usianya yang begitu muda, 16 tahun, sudah memperoleh gelar Doktor Hukum di Universitas Napoli, dengan predikat "Magna cum Laude". Karyanya sebagai seorang Sarjana Hukum dimulainya dengan menjadi advokat/pengacara. Ia selalu menang dalam setiap perkara yang dibelanya. Karena itu ia banyak mendapat tanda penghargaan dari orang-orang yang ditolongnya.

Pada tahun 1723 ia diminta membela satu perkara besar. Untuk itu ia berusaha keras mengumpulkan dan meniliti berbagai data tentang perkara itu. Namun keberuntungan ternyata tidak memihak dia. Karena suatu kesalahan kecil ia akhirnya dikalahkan oleh pengacara lawannya. Dengan muka pucat pasi ia beranjak meninggalkan gedung pengadilan. Ia mengalami shock berat dan selama tiga hari ia mengurung diri dalam biliknya merenungi kekalahannya.

Di satu pihak kekalahannya itu sungguh menekan batinnya tetapi di pihak lain kekalahan itu justru menjadi pintu masuk baginya untuk menjalani kehidupan bakti kepada Tuhan dan sesama. Setelah banyak berdoa dan merenung di depan Tarbenakel, ia menemukan kembali ketenangan batin. Ketenangan batin itu menumbuhkan dalam hatinya suatu hasrat besar untuk menjadi seorang rohaniwan. Ketika sedang melayani orang di rumah sakit sebagaimana biasanya, ia mendengar suatu suara ajaib berkata: "Alfonsus, serahkanlah dirimu kepadaKu". Alfonsus terhentak sejenak karena suara ajaib itu terdengar begitu jelas. Lama kelamaan, ia sadar suara itu adalah panggilan Tuhan. Kesadaran ini mendesak dia untuk menentukan sikap tegas terhadap suara panggilan itu. Ia mengambil keputusan untuk menjadi seorang rohaniwan yang mengabdikan diri seutuhnya kepada Tuhan. Keputusan itu disampaikan kepada orangtuanya. Ayahnya sangat kecewa dan tidak mau lagi bertemu dengan dia. Biara pun berkeberatan menerimanya karena alasan kesehatan. Syukurlah uskup setempat meluluskan niat bekas advokat itu. Semenjak itu ia dengan tekun mempelajari teologi dan mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar bisa menjadi seorang imam praja yang baik. Kesungguhan persiapannya itu terutama dilatarbelakangi oleh cara hidup imam-imam masa itu yang kurang mencerminkan keluhuran martabat imamat, dan karenanya umat sering memandang rendah mereka.

Alfonsus kemudian ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1726. Imam muda ini begitu cepat terkenal di kalangan umat karena khotbahnya yang menarik dan mendalam. Selain menjadi seorang pengkhotbah ulung, ia pun menjadi bapa pengakuan yang disenangi umatnya. Karyanya sejak awal kehidupannya sebagai imam diabdikannya kepada orang-orang miskin dan pemuda-pemuda gelandangan di kota Napoli. Ia berusaha mengumpulkan mereka untuk memberi pelajaran agama dan bimbingan rohani.

Pada tahun 1729, ia menjadi imam kapelan di sebuah kolose yang khusus mendidik para calon imam misionaris. Di sana ia berkenalan dengan Pater Thomas Falciola, seorang imam yang memberi inspirasi dan dorongan kepadanya untuk mendirikan sebuah institut baru. Kepadanya Pater Thomas Falciola menceritakan tentang para suster binaannya di Scala yang menghayati cara hidup yang keras dalam doa dan matiraga. Terdorong oleh inspirasi dan semangat yang diberikan Pater Thomas Falciola, ia kemudian mendirikan sebuah tarekat religius baru di Scala pada tanggal 9 November 1723. Tarekat ini diberinya nama 'Sanctissimi Redemptoris', dan mengabdikan diri di bidang pewartaan Injil kepada orang-orang desa di pedusunan. Tanpa kenal lelah anggota-anggota tarekat ini berkhotbah di alun-alun, mendengarkan pengakuan dosa dan memberikan bimbingan khusus kepada muda-mudi, pasangan suami-istri dan anak-anak.

Pada umurnya yang sudah tua (66 tahun), ia diangkat menjadi Uskup Agata, kendatipun ia sangat ingin agar orang lain saja yang dipilih. Sebagai uskup, ia berusaha membaharui cara hidup para imamnya dan seluruh umat di keuskupannya. Selain itu, ia menulis banyak buku, diantaranya buku Teologi Moral yang terus dicetak ulang sampai abad ini. Tulisan-tulisannya sangat membantu imam-imam teristimewa dalam bidang perlayanan sakramen Tobat. Dengannya mereka bukan saja mengemban tugas itu dengan penuh kasih sayang, melainkan juga memberikan bimbingan yang tepat kepada umat.
Karena sering jatuh sakit, ia beberapa kali minta boleh mengundurkan diri sebagai uskup, namun permohonannya baru dikabulkan ketika ia berumur 80 tahun. Ia diperbolehkan kembali ke biara. Masa-masa terakhir hidupnya sangatlah berat karena penyakit yang dideritanya dan serangan para musuh terhadap kongregasinya. Akhirnya pada tahun 1787, ketika berusia 91 tahun, ia meninggal dunia dengan tenang di Pagani, dekat Napoli, Italia.


30 Juli 2016

Minggu, 31 Juli 2016 == Hari Biasa Pekan XVIII

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/


Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan. Dengan itu aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan apa-apa lagi. 


Ya Allah, bersegeralah menolong aku, Tuhan, perhatikanlah hamba-Mu. Engkaulah Penolong dan Pembebasku; Tuhan, janganlah berlambat.


Doa 

Allah Bapa yang Mahabijaksana, Engkau mengenal kami masing-masing dan mengetahui kebutuhan-kebutuhan kami. Semoga kami tidak pernah khawatir akan hidup kami tetapi selalu mengandalkan Dikau dan menjadikan Engkau sebagai satu-satunya harta yang paling berharga bagi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. 
Amin.

Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (1:2; 2:21-23)

"Apa faedah yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya?" 

Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, sungguh kesia-siaan belaka! Segala sesuatu adalah sia-sia. Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah mencari hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagianya kepada orang lain yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Ini adalah kesia-siaan dan kemalangan yang besar. Apakah faedah yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya? Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati; bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Ini pun adalah kesia-siaan!

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847 
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; Ul: 1)

  1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam. 
  2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
  3. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? Dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
  4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah! 

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (3:1-5.9-11)

"Carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada."

Saudara-saudara, kamu telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus dalam Allah. Kristuslah hidup kita. Apabila Dia menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. Janganlah kamu saling mendustai lagi, karena kamu telah menanggalkan manusia lama beserta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Penciptanya. Dalam keadaan yang baru ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau tak bersunat, orang barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka; yang ada hanyalah Kristus di dalam semua orang.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 5:3); 2/4 
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:13-21)

"Bagi siapakah nanti harta yang telah kausediakan itu?"

Ketika Yesus mengajar orang banyak, salah seorang dari orang banyak itu berkata kepada-Nya, “Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan aku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?” Kata Yesus kepada orang banyak itu, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari kekayaannya itu.” Kemudian Yesus mengatakan kepada mereka perumpamaan berikut, “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya, ‘Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku’.” Lalu katanya, “Inilah yang akan kuperbuat: Aku akan merombak lumbung-lumbungku, lalu mendirikan yang lebih besar, dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum serta barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!” Tetapi Allah bersabda kepadanya, “Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu! Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu? Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. 

Renungan

Berbicara tentang harta itu menarik dan menggiurkan. Bahkan karena daya tariknya yang begitu kuat, sampai membuat seseorang menjadi "buta" dan tidak peduli terhadap apa pun. Ia tega membunuh saudaranya atau orang lain demi harta. Ia rela melakukan apa saja asalkan mendapatkan sebanyak mungkin harta. Bahkan ada orang yang seluruh hidupnya diarahkan untuk mengejar harta.

Injil hari ini mengingatkan kita semua agar berjaga-jaga dan waspada terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaan atau harta yang dimilikinya, melainkan tergantung pada Allah. St. Teresa dari Avila berkata, "Tuhan saja cukup!" Hal senada juga diungkapkan oleh St. Yohanes dari Salib, "Untuk mencapai Yang Segala itu orang harus mau meninggalkan segala sesuatu yang dapat menghambatnya."Sayang, saat ini banyak orang justru meninggalkan Yang Segala, yaitu Allah, untuk mendapatkan segala sesuatu, yaitu harta duniawi.

Kita ingat akan salah satu godaan iblis kepada Yesus pada waktu di padang gurun, yaitu tentang harta duniawi. Namun saat itu Yesus menjawab, "Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Mat 6:10). Jawaban Yesus tersebut menyiratkan ajaran bagi kita, bahwa Allahlah yang harus kita sembah dan menjadi tujuan hidup kita satu-satunya, bukan harta duniawi. Hati kita harus terpaut pada Allah saja. Mengapa? Karena Sang Pemberi hidup dan yang membuat kita hidup adalah Allah, bukan harta yang kita milliki.
Dalam Injil hari ini dikisahkan bahwa si kaya berkata kepada dirinya sendiri, "Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!"Jiwa yang seharusnya diarahkan kepada Tuhan justru diarahkan kepada pesta pora dan kemabukan. Padahal Tuhan menghendaki agar jiwa kita diperkaya oleh Allah dan bukan oleh hal-hal duniawi.

Lalu apa yang bisa menjadi renungan bagi kita semua? Seperti yang telah kita singgung di atas, pembicaraan tentang harta adalah pembicaraan yang selalu relevan hingga hari ini. Bahkan persoalan yang kita baca dalam Injil hari ini juga selalu terulang dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, renungan bagi kita, para pengikut Kristus, ialah harta yang kita miliki hendaknya menjadi sarana untuk makin mendekatkan diri pada Tuhan, bukan malah sebaliknya. Dengan demikian hati kita bisa makin terarah dan dekat kepada Allah, bukannya melekat kepada harta duniawi.

Itulah sebabnya, slogan-slogan yang mengarahkan kita untuk selalu mengejar harta duniawi perlu dihindari. Sebaliknya, nasihat-nasihat dari para guru rohani yang mengajarkan kita supaya makin dekat dengan Tuhan perlu kita teladani. Bukankah kita semua merindukan kebahagiaan? Kebahagiaan sejati itu hanya ada di dalam Tuhan dan bukan di dalam harta duniawi. Harta duniawi diberikan kepada kita bukan untuk menjauhkan kita dari Tuhan, melainkan menyadarkan kita bahwa tanpa rahmat Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa Kita juga perlu meneladan para kudus dalam Gereja yang telah menunjukkan kepada kita tentang "apa artinya mengejar kekudusan" daripada mengejar harta duniawi.
Oleh karena itu selama kita masih diberi kesempatan untuk hidup, mari kita mengumpulkan harta surgawi, bukan harta duniawi.

Tuhan, Engkau telah memberi kami roti surgawi yang lezat dan nikmat.


Santo Ignasius Loyola, Pengaku Iman

Ignasius Loyola lahir di Azpeitia di daerah Basque, Propinsi Guipuzcoa, Spanyol Utara pada tahun 1491. Putera bungsu keluarga bangsawan Don Beltran de Onazy Loyola dan Maria Sanchez de Licona ini diberi nama Inigo Lopez de Loyola. Semenjak kecil hingga masa mudanya, Ignasius mengecap kenikmatan hidup mewah di lingkungan istana. Ia dididik dalam tradisi dan kebiasaan hidup istana yang ketat. Pada tahun 1517, Ignatius menjadi tentara kerajaan Spanyol. Empat tahun kemudian, pada tanggal 20 Mei 1521, Ignasius menderita luka parah terkena peluru ketika mempertahankan benteng Pamplona dari serangan tentara Prancis. Penderitaan fisik dan mental yang hebat ini ditanggungnya dengan sabar dan berani dalam perawatan selama hampir satu tahun.

Masa pemulihan kesehatannya yang begitu lama menjadi baginya suatu masa ber-rahmat, di mana ia menemukan ambang pintu bagi kehidupannya sebagai 'manusia baru'. Selama masa perawatannya, ia ingin sekali menghalau kebosanannya dengan membaca buku-buku kepahlawanan. Sayang sekali bahwa buku-buku heroik yang ingin dibacanya tidak tersedia disitu. Satu-satunya buku yang tersedia ialah buku tentang kehidupan Kristus dan Para Orang Kudus. Demi memuaskan keinginannya, ia terpaksa menjamah dan membolak-balik buku itu. Tanpa disadarinya apa yang dibacanya tertanam dan mulai bersemi dalam lubuk hatinya. Kalbunya serasa sejuk bila menekuni bacaan itu. Lambat laun ia memutuskan untuk menyerahkan seluruh sisa hidupnya bagi Tuhan sebagai Abdi Allah. Ia tidak ingin lagi menjadi pahlawan duniawi. Kepribadiannya berubah secara total. Dari suatu cara hidup duniawi yang sia-sia, ia menjadi seorang rohaniwan yang melekat erat pada Tuhan dalam cinta kasih yang mendalam. Ia bahkan bertekad melampaui pahlawan-pahlawan suci lainnya.

Pada tahun 1522, Ignasius pergi ke biara Benediktin Montserrat, Timur Laut Spanyol. Selama tiga hari berada disana, ia berdoa dengan tekun dan memohon ampun atas semua dosanya di masa silam. Semua miliknya diberikan kepada orang-orang miskin. Niatnya yang sungguh untuk mengabdi Tuhan dan sesama ditunjukkan dengan meletakkan pedangnya di bawah kaki altar biara itu, pada tanggal 24 Maret malam hari. Keesokan harinya setelah merayakan Ekaristi dan menerima Komuni Kudus, Ignasius pergi ke sebuah gua dekat Manresa. Di gua ini ia mengalami suasana tenang dan damai yang menyenangkan. Dan gua ini jugalah yang menjadi tempat kelahiran baru baginya sebagai seorang 'manusia baru'. Meditasi dan doa-doanya selama berada di gua ini mengaruniakan kepadanya suatu pemahaman yang baru tentang kehidupan rohani. Pemahaman ini diabadikannya dalam bukunya yang berjudul 'Latihan Rohani' yang masih relevan hingga sekarang. Dari Manresa, Ignasius bermaksud berziarah ke Tanah Suci untuk menobatkan orang-orang yang belum mengakui Kristus. Tetapi niat ini dibatalkan karena kondisi negeri Palestina yang tidak memungkinkan. Sebagai gantinya, ia kembali ke Barcelona, Spanyol.

Pada tahun 1524, Ignasius semakin yakin bahwa tugas pelayanan bagi Tuhan dan sesama perlu didukung oleh pendidikan yang memadai. Karena itu, selama 10 tahun ia berjuang memperkaya diri dengan berbagai ilmu pengetahuan. Ia belajar di Alcala de Henares (1526-1527), Salamanca (1527-1528) dan Paris (1528-1535) hingga memperoleh gelar sarjana pada tanggal 14 Mei 1535. Masa pendidikan ini menjadikan dia seorang yang berkepribadian matang, penuh disiplin diri, dan berpengetahuan luas dan mendalam. Kepribadian dan pengetahuan itu sangat penting bagi peranannya sebagai pemimpin di kemudian hari. Kadang-kadang ia memberikan pelajaran agama serta bimbingan rohani kepada orang-orang yang datang kepadanya. Tetapi kegiatan ini menimbulkan kecurigaan para pejabat Gereja. Sebab tidaklah lazim seorang awam mengajar agama dan spiritualisme.

Kariernya sebagai Abdi Allah dimulainya dengan mengumpulkan beberapa orang pemuda yang tertarik pada karya pelayanan kepada Tuhan dan GerejaNya. Pemuda-pemuda yang menjadi pengikutnya yang pertama, antara lain Beato Petrus Faber, Santo Fransiskus Xaverius, Diego Laynez, Simon Rodiquez, Alonso Salmeron, dan Nikolas Bobadilla. Kelompok pertama dari Serikat Yesus ini mengucapkan kaul hidup religius di kapel Biara Benediktin di Montmartre. Selain mengikrarkan ketiga kaul hidup membiara: kemurnian, ketaatan dan kemiskinan, mereka pun mengikrarkan kaul tambahan, yakni kesediaan menjalankan karya misioner di Tanah Suci di antara orang-orang Islam. Ignatius sendiri kemudian ditabhiskan menjadi imam pada tanggal 24 Juni 1937. Karena misi ke Palestina tak mungkin diwujudkan akibat perang waktu itu, maka kaul tambahan 'kesediaan melanjutkan karya misi di Tanah Suci' dibatalkan dan diganti 'Pengabdian khusus kepada Sri Paus'. Untuk itu Ignatius bersama rekan-rekannya menawarkan diri kepada Paus Paulus III (1534-1549) untuk mengerjakan tugas saja yang diberikan oleh Paus, dimana saja dan kapan saja.

Pada tanggal 27 September 1540, Paus Paulus III merestui keberadaan kelompok Ignasian, yang kemudian dikokohkan menjadi sebuah serikat rohaniwan dengan nama Serikat Yesus. Ignasius sendiri diangkat sebagai pemimpin pertama dalam sebuah upacara di basilik santo Paulus. Selama 15 tahun (1541-1556) memimpin Serikat Yesus, Ignasius memusatkan perhatiannya pada pembinaan semangat religius ordonya. Semobayannya-yang kemudian menjadi semboyan umum Serikat Yesus-dalam melaksanakan tugasnya ialah "Ad Maiorem Dei Gloriam". Ia mendirikan banyak kolose antara lain kolose Roma (yang kemudian menjadi Universitas Gregoriana) dan kolose Jerman yang khusus mendidik para calon imam untuk karya kerasulan di wilayah-wilayah Katolik yang sudah dipengaruhi oleh Reformasi Protestan. Selama kepemimpinannya, Ignatius melibatkan imam-imamnya dalam usaha membendung arus pengaruh Protestatisme di Eropa Utara dan dalam Pewartaan Sabda kepada semua orang Katolik tanpa memandang kelas sosialnya. Ia Fransiskus Xaverius, sahabat akrabnya, ke benua Asia yang masih kafir untuk membuka lahan baru bagi karya misioner Gereja.

Ignasius dikenal sebagai seorang rahoniwan yang ramah kepada sesamanya. Kasih sayangnya yang besar kepada orang-orang sakit dan lemah, anak-anak dan pendidikannya, terutama orang-orang berdosa banyak kali membuatnya menangis karena memikirkan kemalangan mereka. Ordo Yesuit yang didirikannya dipoles menjadi sebuah ordo religius yang bebas dari keketatan aturan hidup monastik lama yang kaku. Sebagai reaksi terhadap kekejaman Gereja Abad Pertengahan, yang melahirkan Reformasi Protestan, Ignasius menuntut ketaatan mutlak terhadap Tahkta Suci dan prinsip-prinsip Katolik. Reret yang teratur diupayakannya sebagai suatu sarana ampuh bagi kedalaman spiritualitas orang-orang Kristen.

Sebelum wafatnya pada tanggal 31 Juli 1556, Ignasius menyaksikan keberhasilan Ordonya dalam mengabdi Tuhan dan GerejaNya. Propinsi serikatnya pada masa itu telah berjumlah 12 dengan 1000 orang imam dan kira-kira 100 buah biara dan kolose. Ignasius dinyatakan sebagai 'beato' oleh Paus Paulus V pada tanggal 3 Desember 1609 dan kemudian oleh Paus Gregorius XV dinyatakan sebagai 'santo' pada tanggal 12 Maret 1622. Ignasius diangkat sebagai pelindung semua kegiatan rohani oleh Paus Pius XI pada tahun 1922. 

Beato Yohanes Columbini, Pengaku Iman

Yohanes Columbini lahir di Siena, Italia pada abad ke-14. Ia tergolong warga yang berkedudukan penting dalam masyarakat dan kaya raya tetapi sembrono hidupnya. Cita-cita hidupnya hanya satu, yakni menjadi semakin kaya. Untuk itu ia senantiasa bekerja keras agar harta kekayaannya semakin bertambah banyak.

Pertobatannya hingga menjadi seorang Abdi Allah dan sesama manusia dimulai dari semangatnya membaca riwayat Santa Maria dari Mesir. Mulanya ia merasa tidak puas bahkan marah terhadap kisah itu. Buku yang dibacanya dibuang jauh-jauh. Tetapi kemudian ia pun tertarik untuk membaca lagi kisah itu. Tanpa disadarinya tumbuhlah dalam hatinya kesadaran akan keadaan dirinya. Ia bertobat dan segera membagi-bagikan semua kekayaannya kepada orang-orang miskin. Ia sendiri menjadi seorang perawat bagi orang-orang sakit di sebuah rumah sakit di kota itu. Perubahan sikap hidupnya ini mengherankan banyak penduduk Siena. Sangat banyak orang berdosa bertobat di kota itu menyaksikan cara hidup baru Columbini. Beberapa orang kaya di kota itu mengikuti jejaknya.

Pada waktu itu di Propinsi Toskania merajalela aksi perampokan dan peperangan antar berbagai suku. Yohanes bersama kawan-kawannya menjelajahi desa dan kota sampai ke pelosok-pelosok untuk mewartakan Injil sambil mendamaikan kelompok-kelompok yang bertikai. Mereka memikat hati banyak orang dengan pengajarannya dan berhasil mempertobatkan banyak orang berdosa. 
Yohanes mempersatukan para pengikutnya dalam sebuah perkumpulan awam yang disebut Yesuat. Perkumpulan ini mengabdikan diri pada perawatan orang sakit dan jompo, penguburan orang-orang yang meninggal dan berbagai karya amal lainnya. Yohanes Columbini meninggal dunia pada tahun 1367 dan digelari sebagai 'Beato'. 

Santo Germanus, Uskup dan Pengaku Iman

Germanus lahir pada tahun 378. Ia adalah seorang pegawai tinggi pemerintah. Ia dipilih menjadi Uskup Auxerre, Prancis, meskipun tidak menyukainya. Kemudian ia meninggalkan istrinya. Harta miliknya ia gunakan untuk membangun gereja dan biara. Duakali ia diutus ke Inggris untuk membersihkan umat dari bidaah Pelagianisme dan ikut berperang melawan tentara Saxon. Germanus dengan giat mengkristenkan kembali seluruh wilayah keuskupannya. Ia meninggal dunia pada tahun 488. 

Santa Eilin, Janda dan Pengaku Iman

Janda muda yang saleh ini berziarah dari Swedia ke Yerusalem. Oleh sanak keluarganya ia dituduh merencanakan pembunuhan atas suami puterinya. Karena itu Eilin dipukuli dengan tongkat kayu sampai mati. Banyak peziarah yang menyaksikan terjadinya banyak mukzijat pada makamnya. Eilin mati terbunuh pada tahun 1160.

Bulan Kitab Suci 2016

https://drive.google.com/file/d/0B23tU6RQjsCvSjFUNmswTWlqT3M/view?pref=2&pli=1



http://www.kaj.or.id/wp-content/uploads/2016/07/Presentasi-BKS-2016.pdf


29 Juli 2016

Sabtu, 30 Juli 2016 == Hari Biasa Pekan XVII

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

“Sekarang kita sudah terlahir kembali, seperti yang sudah saya katakan, dalam rupa Tuhan kita, dan memang telah diangkat oleh Allah sebagai anak-anak-Nya, mari kita kenakan gambaran lengkap Pencipta kita supaya menjadi seperti Dia sepenuhnya, bukan dalam kemuliaan yang hanya dimiliki-Nya, namun dalam kemurnian, kesederhanaan, kelembutan, kesabaran, kerendahan hati, belas kasih, harmoni, itulah kualitas yang ia pilih, dan untuk menjadi satu dengan kita.”



Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan. Sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.

Doa

Allah Bapa Mahabijaksana, Engkau menyampaikan sabda-Mu kepada kami melalui Dia yang sampai wafat selalu memuliakan nama-Mu, dan mewujudkan kedamaian-Mu. Kami mohon, semoga hidup, wafat dan kebangkitan-Nya mendatangkan berkat bagi kami sekalian dan semoga kami dengan tabah dan mantap menyongsong kejadian-kejadian pada masa mendatang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. 
Amin.

Yeremia dengan penuh keyakinan menyatakan bahwa ia diutus Tuhan. Tetapi ia ditolak oleh bangsanya sendiri. Walu demikian, Tuhan melindunginya.

Bacaan dari Kitab Yeremia (26:11-16.24)


"Tuhan benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu."

Setelah Yeremia ditangkap karena nubuat yang disampaikannya, para imam dan para nabi berkata kepada para pemuka dan seluruh rakyat, “Orang ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini, seperti yang kalian dengar dengan telingamu sendiri.” Tetapi Yeremia berkata kepada para pemuka dan seluruh rakyat, “Tuhanlah yang telah mengutus aku bernubuat tentang kota dan rumah ini; Tuhanlah yang mengutus aku menyampaikan segala perkataan yang telah kalian dengar itu. Oleh karena itu perbaikilah tingkah langkah dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara Tuhan, Allahmu, sehingga Tuhan mencabut kembali malapetaka yang diancamkan-Nya atas kalian. Tetapi aku ini, sesungguhnya aku ada di tanganmu. Perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar menurut anggapanmu. Hanya ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa jika kalian membunuh aku, maka kalian mendatangkan darah orang tak bersalah atas dirimu dan atas kota ini beserta penduduknya. Sebab Tuhan benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu.” Lalu berkatalah para pemuka dan seluruh rakyat itu kepada para imam dan para nabi, “Orang ini tidak patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah berbicara kepada kita demi nama Tuhan, Allah kita.” Maka Yeremia dilindungi oleh Ahikam bin Safan, sehingga ia tidak diserahkan ke dalam tangan rakyat, untuk dibunuh.

Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan
Ref. Pada waktu Engkau berkenan, jawablah aku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 69:15-16.30-31.33-34)

  1. Lepaskanlah aku dari dalam Lumpur, supaya jangan aku tenggelam; biarlah aku lepas dari orang-orang yang membenci aku, dan dari air yang dalam! Janganlah gelombang air menghanyutkan aku, janganlah tubir menelan aku, atau sumur menutup mulutnya di atasku.
  2. Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur.
  3. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat.
(Mat 5:10)

Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.

Yohanes Pembaptis dibunuh dan menjadi martir. Ia telah menunjukkan keberanian menegur raja yang salah jalan. Inilah risiko dari seorang utusan Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:1-12)

"Herodes menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Kemudian murid-murid Yohanes memberitahukan hal itu kepada Yesus."

Sekali peristiwa sampailah berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wiayah. Maka ia berkata kepada pegawai-pegawainya, “Inilah Yohanes Pembaptis. Ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya.” Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus, saudaranya. 

Sebab Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil Herodias!” Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah puteri Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata, “Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” 

Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya orang memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Tuhan selalu memperdengarkan suara-Nya yang harus selalu kita dengarkan. Kadang suara Tuhan bertentangan dengan pendapat umum atau keyakinan sendiri. Mendengarkan suara hati dan suara Tuhan adalah sarana bagi kita untuk dapat menangkap apa yang benar dan dikehendaki Tuhan. Kadang suara Tuhan sangat keras menegur tingkah laku dan perbuatan kita yang salah. Yang diperlukan adalah pertobatan, bukan pembelaan diri.

Yeremia ditangkap. Dia diadili oleh para imam dan nabi palsu. Akibatnya, yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar. Itu terjadi karena raja yang memimpin tidak bijaksana, tidak mendengarkan bisikan Allah.

Hal yang sama terjadi pada Yohanes Pembaptis. Dia nabi benar. Dia mengkritik raja Herodes, yang kawin dengan Herodias, istri saudaranya sendiri, Raja Filipus. Kritikan ini membuat Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia masih takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi yang menyuarakan kebenaran. Keinginan ini tercapai ketika dia berulang tahun. Dia bersumpah di depan orang banyak, bahwa dia akan mengabulkan apa saja yang diminta oleh Salome, putri tirinya, yang ternyata meminta kepala Yohanes Pembaptis. Akibat sumpahnya, kepala Yohanes Pembaptis harus dipenggal. Karena ketidakbijaksanaan-nya sebagai raja, orang lain jadi mati konyol. Orang baik mati di tangan orang yang tidak bijaksana.


Kita juga sering bertindak tidak bijaksana. Kadang kita lebih mengedepankan emosi sesaat. Marah, kecewa, benci, irihati atau dendam, sering mewarnai keputusan kita. Akibatya orang lain menderita karena tindakan kita yang bodoh. Marilah kita mohon agar kita dapat bertindak bijaksana dan tidak mudah menghakimi hanya karena emosi sesaat saja.


Santo Petrus Krisologus, Uskup dan Pujangga Gereja

Seorang yang dengan tekun dan sungguh-sungguh mengejar cita-cita akan memperoleh hasil yang melebihi harapan dan keinginannya. Prinsip ini terlihat dan terlaksana dalam diri Santo Petrus Kristologus, yang dijuluki "Si Mulut Emas". Ketika masih muda belia, ia sudah menjabat sebagai Uskup di Ravenna. Pada masa itu, cara hidup kafir yang merajalela di antara umat di keuskupannya merupakan suatu masalah berat yang harus ditanganinya. Untuk itu, senjata ampuh satu-satunya ialah "khotbah-khotbahnya yang menyentuh hati umat". Dan Petrus Kristologus berhasil dalam memanfaatkan senjata ini. Khotbah-khotbahnya yang pendek dan menyentuh hati umat berhasil mempertobatkan banyak umat.

Dalam khotbah-khotbahnya ia menekankan pentingnya penghayatan dan penerapan asas-asas moral Kristiani dan ajaran resmi Gereja tentang iman akan Yesus Kristus. Hal ini sangat cocok dengan keadaan umat di Ravenna yang dilanda praktek kekafiran. Penyajian yang sangat bagus dan otentik membuat khotbah-khotbahnya sangat bermutu. Tigabelas abad kemudian, Paus Benediktus XIII (1724-1730) mengangkat dia menjadi seorang Pujangga Gereja. Semangatnya yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya demi perkembangan iman umat, , membuat dia menjadi orang tersohor di kalangan Bapa-bapa Gereja, baik karena caranya mengajar maupun caranya memimpin umat. Ia amat bijaksana dan memandang keahliannya sebagai karunia Tuhan yang harus diabdikan bagi kepentingan perkembangan Gereja.

Petrus Krisologus pun terkenal sebagai seorang uskup penentang ajaran sesat yang disebarkan Eutiches. Eutiches menyebarkan ajaran sesat yang menyangkal kemanusiaan Kristus. Untuk kemanjuan ajarannya, ia tidak segan-segan meminta dukungan Gereja dari Petrus Kristologus selaku Uskup Ravenna. Tetapi Uskup Kristologus yang terkenal ramah itu menjawabnya dengan bijaksana dan ramah: "Demi perdamaian dan iman, kita sebaiknya menyebarkan ajaran iman dengan persetujuaan Sri Paus selaku 'Pimpinan Tertinggi Gereja'. Oleh karena itu, ia menolak gagasan Eutiches dan sebaliknya mendesak dia untuk mengakui dan mengimani rahasia "Penjelmaan Kristus" dan semua kebenaran iman yang diajarkan oleh Gereja. Semangat imannya yang begitu besar disertai cinta kasihnya yang meluap-luap membuat "Si Mulut Emas" ini meraih hasil karya yang melebihi cita-cita dan impiannya. Beberapa lama sebelum wafatnya, ia pulang ke tanah kelahirannya Imola dan disana ia wafat dengan tenang pada abad tahun ke 450.


Santo Yustinus de Yakobis, Uskup dan Pengaku Iman

Yustinus lahir di San Fele, Italia pada tanggal 9 Oktober 1800. Dari empatbelas orang bersaudara, Yustinus adalah anak ketujuh dalam keluarganya. Ketika masih kecil, ia tinggal di Napoli. Kemudian pada umur 18 tahun, ia masuk Kongregasi Misi di tempat asalnya. Ia benar-benar menghayati panggilannya dengan konsekuen. Menurut kesan kawan-kawannya, ia adalah seorang biarawan yang dicintai Tuhan dan sesama manusia, karena sifat-sifatnya yang menyenangkan banyak orang: rendah hati, ramah dan suka bergaul dengan siapa saja. Setelah ditahbiskan menjadi imam, ia bekerja diantara orang-orang miskin dan melarat di luar kota. Ia membantu mendirikan pusat Kongregasi baru di Napoli dan kemudian diangkat sebagai superior di Lecce. Ia dikenal luas oleh banyak orang karena tindakan-tindakannya di luar acara rutin sehari-hari. Ia memelihara dan merawat para penderita wabah kolera di Napoli tanpa mengenal lelah dan menghiraukan kesehatannya sendiri. Karena itu semua orang sangat menghormati dan mencintai dia.

Pada tahun 1839 ia diutus sebagai Prefek dan Vikaris Apostolik ke Etiopia, sebuah daerah misi baru di benua Afrika. Di sana selama dua tahun, ia memusatkan perhatiannya pada usaha mengenal segala sesuatu menyangkut negeri itu: rakyatnya, bahasanya dan adat istiadatnya. Dengan sifat-sifatnya yang baik dan cara hidupnya yang menarik, ia berhasil menghilangkan kecurigaan rakyat setempat. Kata-katanya yang menawan dan lembut memberi kesan pada hati banyak orang bahwa kehadirannya di tengah mereka adalah sebagai sahabat dan pelayan bagi mereka.

Meskipun ia berhasil sekali dalam tugasnya, namun ia sama sekali tidak terlepas dari banyak kesulitan seperti semua orang lain yang memperjuangkan keluhuran hidup. Tidak sedikit pemuka rakyat iri hati dan membenci dia. Kesulitan besar datang tatkala William Massaia diangkat sebagai Uskup Etiopia. Salama, seorang pemuka Gereja Optik melancarkan kampanye anti Gereja Katolik. Oleh pemimpin setempat, Kolose-kolose Katolik ditutup dan agama Katolik dihalang-halangi perkembangannya. Uskup William Massaia diusir pulang ke Aden. Sebelum berangkat, Uskup Massaia dengan diam-diam mengangkat Yustinus de Yakobis sebagai uskup di Massawa. Sebagai uskup, Yakobis menabiskan 20 orang imam asal Etiopia untuk melayani umat Katolik yang berjumlah 5000 orang dan membuka kembali kolose-kolose.

Pada tahun 1860, Kadaref Kassa menjadi raja. Ia segera mendesak Salama untuk kembali melancarkan pengejaran terhadap semua orang beragama Katolik. Uskup Yakobis sendiri ditangkap dan dipenjarakan selama beberapa bulan. Uskup Yakobis menghabiskan masa hidupnya di sepanjang pantai Laut Merah. Dalam perjalanannya menuju ke Halai, ia jatuh sakit karena keletihan dan kurang makan. Ia meninggal dunia pada tanggal 31 Juli 1860 di lembah Alghedien.


Santo Abdon dan Senen, Martir

Kedua orang kudus abad ke-3 ini berasal dari Persia. Mereka adalah tawanan perang dan budak belian yang sudah menganut agama Kristen. Kemartiran mereka bermula dari usaha mereka menguburkan jenazah-jenazah para kaum beriman yang dibunuh oleh orang kafir. 

Mereka ditangkap dan dibawa ke Roma. Di sana mereka dipaksa untuk mempersembahkan kurban kepada dewa-dewi Romawi. Dengan tegas mereka menolak melakukan perbuatan berhala ini karena tak ingin mengkhianati imannya sendiri. Karena itu mereka dianiaya dan dipenggal kepalanya. Jenazah mereka dimakamkan oleh diakon Kuirinus di rumahnya. Kemudian pada tahun 833, tulang-tulang mereka dipindahkan oleh Paus Gregorius IV (827-844) ke dalam gereja Santo Markus di Roma.


Santa Yulita dari Kaesarea, Martir dan Pengaku Iman 

Yulita berasal dari Kapadokia. Ia memiliki ladang dan ternak, harta kekayaan lainnya dan banyak budak belian. Di antara penduduk setempat, Yulita tergolong wanita kaya raya. Banyak orang mengadakan hubungan dagang dengannya. Pada suatu ketika, dia terlibat dalam suatu pertikaian bisnis dengan seorang pemuka masyarakat. Dia dihadapkan ke pengadilan umum namun berhasil mengalahkan orang itu. Karena itu ia menjadi musuh bebuyutan orang itu. 

Untuk membalas kekalahannya di depan pengadilan, orang itu melaporkan kepada penguasa setempat bahwa Yulita adalah seorang penganut agama Kristen. Oleh laporan ini, hakim segera memanggil Yulita dan memaksannya untuk mempersembahkan kurban bakaran kepada dewa Zeus. 

Yulita berani menentang. Dengan tegas ia berkata: "Ladangku dan kekayaannku boleh diambil dan dirusakkan. Tetapi sekali-kali aku tidak akan meninggalkan imanku. Aku tidak akan pernah menghina Tuhanku yang telah menciptakan aku. Aku tahu bahwa aku akan memperoleh semuanya itu kembali di surga." 

Tanpa banyak berpikir hakim itu menyuruh para algojo membakar hidup-hidup Yulita di depan umum. Peristiwa naas ini terjadi kira-kira pada tahun 303.

28 Juli 2016

Jumat, 29 Juli 2016 == Peringatan Wajib Santa Marta

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/


Marta menerima Tuhan seperti menerima para peziarah  

Yesus memasuki sebuah dusun, dan seorang wanita bernama Marta menyambut-Nya ke dalam rumahnya. 

Doa
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Putra-Mu telah sudi bertamu di rumah Santa Marta. Semoga berkat doanya kami setia melayani Kristus dalam diri sesama kami, supaya kelak kami pun masuk ke dalam kediaman surgawi. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. 

Amin. 

Lewat para utusan-Nya, para nabi, Tuhan menyampaikan firman-Nya. Umat diminta untuk mendengarkan dan melaksanakannya dalam hidup. Jika tidak, mereka akan binasa.

Bacaan dari Nubuat Yeremia (26:1-9) 

"Seluruh rakyat berkumpul menghadap Tuhan."

Pada permulaan pemerintahan Yoyakim, anak Yosia raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN, bunyinya: Beginilah firman TUHAN: "Berdirilah di pelataran rumah TUHAN dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk sujud di rumah TUHAN, segala firman yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka. Janganlah kaukurangi sepatah kata-pun! Mungkin mereka mau mendengarkan dan masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal akan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka oleh karena perbuatan-perbuatan mereka yang jahat. Jadi katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN: Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu, dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu, --tetapi kamu tidak mau mendengarkan-- maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi." Para imam, para nabi dan seluruh rakyat mendengar Yeremia mengucapkan perkataan-perkataan itu dalam rumah TUHAN. Lalu sesudah Yeremia selesai mengatakan segala apa yang diperintahkan TUHAN untuk dikatakan kepada seluruh rakyat itu, maka para imam, para nabi dan seluruh rakyat itu menangkap dia serta berkata: "Engkau harus mati! Mengapa engkau bernubuat demi nama TUHAN dengan berkata: Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya?" Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah TUHAN.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kasih setia-Mu yang besar, jawablah aku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 69:5.8-10.14)

  1. Orang-orang yang membenci aku tanpa alasan lebih banyak dari pada rambut di kepalaku; terlalu besar jumlah orang yang hendak membinasakan aku, yang memusuhi aku tanpa sebab; aku dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak kurampas.
  2. Sebab karena Engkaulah aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi asing bagi anak-anak ibuku; Sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela ENgkau telah menimpa aku.
  3. Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat.
Sabda Tuhan tetap selama-lamanya. Itulah sabda yang diwartakan kepadaku.
Orang-orang sekampung Yesus kecewa dan menolak Dia. Mereka tertutup hatinya dan tidak mau percaya. Mukjizat pun tidak terjadi karena tidak adanya iman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:54-58)

"Bukanlah Dia itu anak tukang kayu? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"

Pada suatu hari Yesus kembali ke tempat asal-Nya. Di sana Ia mengajar orang di rumah ibadat mereka. Orang-orang takjub dan berkata, "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu? Bukankah Dia itu anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Karena ketidakpercayaan mereka itu, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mukjizat di situ.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Beriman adalah berproses terus-menerus agar makin teguh dalam iman. Dalam berproses tidak jarang kita kecewa dengan Tuhan karena apa yang kita harapkan tidak terpenuhi. Kekecewaan kita terhadap Tuhan, kalau tidak diolah, akan membuat kita bisa menolak Tuhan seperti tetangga Yesus yang pada awalnya takjub akan pengajaran Yesus, namun kemudian kecewa karena mengenal siapa Yesus dan menolak-Nya. Beriman adlaah proses pemurnian motivasi kita dalam mengikuti Yesus. Karena itu, kita harus terus-menerus mendengarkan Tuhan dan terus-menerus bertobat, berbalik kepada-Nya. Seperti Marta, walau ditegur Yesus, tetap beriman dan melayani-Nya, demikianlah hendaknya kita!


Santa Marta, Perawan dan Sahabat Yesus

Kisah tentang Marta dilukiskan Yohanes dalam Injilnya 11:1-14. Di dalamnya terungkap jelas bahwa Marta dan Maria bersama Lazarus saudara mereka amat disayangi oleh Yesus. Mereka tinggal di Betania, sebuah kampung kecil yang letaknya tak jauh dari Yerusalem. Ketika Yesus mengunjungi mereka sehubungan dengan peristiwa kematian Lazarus, Marta selaku adik Maria bertindak sebagai pelayan. Ia sibuk menyediakan makanan bagi Yesus dan Rasul-rasul yang menyertai-Nya. Sedangkan Maria kakaknya, yang pernah meminyaki kaki Yesus dan menyekakan rambutnya, duduk di depan Yesus sambil mendengarkan Sabda Yesus.

Ketika Lazarus sakit keras, Marta dan Maria mengirimkan kabar kepada Yesus. Pada waktu itu Yesus ada diseberang sungai Yordan yang agak jauh dari Betania. "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit" demikian bunyi kabar itu. Yesus sengaja tinggal di tempat itu selama dua hari, lalu pergi ke Betania untuk menghibur Marta dan Maria. Tatkala Yesus datang, Marta pergi menemui Dia. Maka terjadilah percakapan indah antara dia dengan Yesus. Dengan sikap yang realistis dan penuh iman kepada Yesus, Marta berkata: "Tuhan, sekiranya Engkau ada disini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepadaMu segala sesuatu yang Engkau minta kepadaNya", kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit", kata Marta: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman". Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati". Marta memang kurang memahami apa yang dikatakan Yesus, namun ia percaya kepada Yesus: "Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia". Marta adalah seorang wanita yang bersemangat iman dan praktis, ramah dan rajin.

27 Juli 2016

Kamis, 28 Juli 2016 == Hari Biasa Pekan XVII

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/


“Gereja disebut Katolik (universal) karena ia tersebar di seluruh dunia, dari ujung yang satu ke ujung yang lain” 

Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong. Dialah pencipta langit dan bumi, laut dan segala isinya, yang tetap setia untuk selama-lamanya. 

Doa

Allah Bapa pencipta jagat raya, kami ini seutuhnya Engkaulah yang memberi dan hidup kami berada di tangan-Mu. Semoga kami Kaujadikan umat yang selalu patuh setia memperhatikan kebahagiaan sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. 

Amin.

Manusia bagaikan tanah liat di tangan tukang periuk. Tuhan bisa menghancurkan. Tuhan bisa juga membentuknya kembali. Ia adalah Sang Seniman agung. 

Bacaan dari Kitab Yeremia (18:1-6)

"Seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kalian di tangan-Ku." 

Tuhan bersabda kepada Yeremia, “Pergilah segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan sabda-Ku kepadamu.” Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana yang sedang dibuatnya dari tanah liat itu rusak di tangannya, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut keinginannya. Kemudian bersabdalah Tuhan kepadaku, “Masakan Aku tidak bertindak terhadap kalian seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah sabda Tuhan. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kalian di tangan-Ku, hai kaum Israel!

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong.
Ayat. (Mzm 146:2abc.2d-4.5.6)

  1. Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
  2. Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak – manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan. Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksud hatinya.
  3. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)

Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Putra-Mu.
Tuhan itu Maharahim. Ia memberi kesempatan kepada manusia untuk membarui diri. Namun akhirnya Ia mengadili manusia sesuai dengan perbuatannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:47-53)

"Ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang."

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang. Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar. Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sana akan ada ratapan dan kertak gigi. Mengertikah kalian akan segala hal ini?” Orang-orang menjawab, “Ya, kami mengerti.” Maka bersabdalah Yesus kepada mereka, “Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendahraannya.” Setelah selesai menyampaikan perumpamaan itu, Yesus pergi dari sana.

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Hidup kita di dunia ini adalah sarana Allah membentuk kita seperti tukang periuk membuat bejana. Kadang pada saatnya Allah menghancurkan hidup kita untuk membentuk kita seperti yang dikehendaki-Nya. Kalau kita terus berproses menjadi seperti yang dikehendaki-Nya, kita akan masuk ke dalam Kerajaan Surga karena kita sudah dibentuk sesuai dengan kehendak-Nya. Tugas kita di dunia adalah mencari kehendak Allah dan menjadi seperti yang dikehendaki-Nya.

Akhir zaman menjadi pembicaraan berbagai agama. Ada juga peramal-peramal hari kiamat. Tetapi tak ada yang tahu kapan saatnya, tak ada yang terbukti ramalannya. Dalam Injil dibicarakan keadaan akhir zaman: Orang baik dikumpulkan masuk surga dan yang jahat ke neraka. Yesus mengumpamakan keadaan akhir zaman itu ibarat pukat yang mengumpulkan semua jenis ikan. Nelayan memisahkannya pada akhir tangkapannya. Dia memilih mana ikan yang diambil dan mana yang dibuang. Demikian juga pada akhir zaman: Orang baik dikumpulkan masuk surga dan orang jahat ke neraka.

Kita tentu mau masuk surga. Untuk itu, kita harus menjadi orang baik. Untuk jadi baik, kita harus mau dibentuk oleh Tuhan. Yeremia mengatakan, kita seperti tanah liat di tangan tukang periuk. Ketika dibentuk tukang periuk, ada periuk yang jadinya baik dan ada yang rusak. Yang rusak perlu diperbaiki dan dibentuk lagi. Demikian juga kita. Ketika Tuhan membentuk kita, ada yang mau ikut kehendak Tuhan dan ada yang tidak. Kebanyakan kita tidak mau ikut penuh 100% kehendak Tuhan. Maka kita ibarat periuk rusak. Untuk itu, kita perlu pertolongan Tuhan terus-menerus untuk membentuk hidup kita. Kita bahagia, sebab kita tahu Tuhan mau bersabar dan menolong kita terus. Pemazmur mengungkapkan, ”Berbahagialah kita yang mempunyai Allah sebagai penolong.”




Santo Nasarius dan Selsus, Martir; Santo Viktor dan Innosensius, Paus dan Martir

Nasarius adalah anak seorang Yahudi yang bernama Afrikanus. Ibunya, Perpetua yang sudah beragama Kristen dengan giat mendidik dia secara Kristen sejak kecilnya. Karena itu Nasarius berkembang dewasa menjadi seorang Kristen yang saleh. Oleh Paus Linus, yang menggantikan Santo Petrus Rasul, Nasarius diutus untuk mewartakan Injil di Gallia (Prancis).

Selsus adalah pemuda pertama yang berhasil ditobatkan oleh Nasarius sejak ia bekerja di Galgia. Selsus menemani Nasarius dalam perjalanan-perjalanan tugasnya. Pada suatu ketika mereka ditangkap oleh penduduk kafir setempat dan dibuang ke laut. Tetapi berkat perlindungan Tuhan, mereka tidak mati tenggelam. Mereka berhasil menyelamatkan diri lalu mengembara hingga ke Milano, Italia. Di sana mereka mewartakan Injil dan membesarkan hati orang-orang Kristen yang ada disana. Di Milano mereka sekali lagi ditangkap dan dijatuhi hukuman mati karena imannya akan Yesus Kristus.

Viktor lahir di Afrika Utara dan memimpin Gereja sebagai Paus pada tahun 189. Paus Viktor adalah Paus yang secara resmi menetapkan bahwa permandian suci dalam keadaan bahaya maut dapat dilakukan dengan memakai air biasa apabila tidak ada persediaan air permandian di tempat itu. Ia mati sebagai martir pada tahun 189, sewaktu pemerintahan kaisar Septimus Severus.

Innosensius lahir di Albano, dekat kota Roma. Ia terpilih menjadi Paus dengan suara bulat pada tahun 402. Ia sungguh-sungguh sadar akan bahaya-bahaya yang mengancam Gereja dan umat pada masa itu. Tak henti-hentinya ia berdoa memohon kebijaksanaan dan kekuatan Tuhan agar mampu mengemudikan bahtera Gereja Kristus dengan selamat. Bahaya-bahaya itu terutama disebabkan oleh adanya perpindahan besar-besaran bangsa-bangsa lain ke dunia barat. Bangsa Goth menyerang kota Roma sebanyak dua kali di bawah pimpinan panglima Alarik dan berhasil menjarahi segala sesuatu yang mereka temui.

Dalam menghadapi ancaman-ancaman itu, Paus Innosensius senantiasa menguatkan hati umatnya dan meringankan beban penderitaan mereka itu. Sementara itu, Paus Innosensius menghadapi lagi masalah baru yang muncul di dalam Gereja oleh lahirnya ajaran sesat Pelagianisme yang menyangkal adanya rahmat untuk mencapai keselamatan kekal. Dua kali ia mengadakan konsili untuk menghukum ajaran sesat itu. Belum lagi selesai masalah itu terdengar berita bahwa Santo Yohanes Krosostomus dibuang dari tahkta keuskupannya sebagai tawanan oleh keluarga kaisar Konstantinopel. Innosensius tidak segan-segan mengutuk tindakan itu. Kaisar Arkadius bersama permaisurinya Eudoxia dikucilkan dari Gereja, meskipun ia tahu bahwa hal itu akan mendatangkan bahaya atas dirinya sendiri. 

Setelah memimpin Gereja selama 15 tahun, Innosensius meninggal dunia pada tahun 417.

Berkhat Santo Yusuf (BKSY)


 
 
 











26 Juli 2016

Rabu, 27 Juli 2016 == Hari Biasa Pekan XVII

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

"Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." 

Bila aku menemukan Sabda-Mu, maka aku menikmatinya. Sabda-Mu menjadi kegirangan bagiku dan kesukaan hatiku. 

Doa

Ya Allah, Bapa kami, dalam diri Yesus Kristus Engkau telah mengaruniakan harta yang terpendam dan mutiara yang paling berharga. Kami mohon, berilah kami kebijaksanaan agar dapat melepaskan dengan sukacita segala sesuatu guna memperoleh harta dan mutiara itu, yaitu, Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. 
Amin. 

Bacaan dari Kitab Yeremia (15:10.16-21) 

"Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan? Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan dikau menjadi pelayan di hadapan-Ku."

Pada waktu itu Yeremia mengeluh, "Celakalah aku, ya ibuku, bahwa engkau telah melahirkan daku. Sebab aku seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri. Padahal aku tidak menghutangkan dan tidak pula berhutang kepada siapa pun. Namun mereka semua mengutuki aku. Apabila aku menemukan sabda-Mu, maka aku menikmatinya. Sabda-Mu itu menjadi kegirangan bagiku dan menjadi kesukaan hatiku. Sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya Tuhan, Allah semesta alam. Tidak pernah aku duduk bersenang-senang dalam pertemuan orang-orang yang bersenda gurau. Karena tekanan tangan-Mu aku duduk seorang diri, sebab Engkau telah memenuhi aku dengan geram. Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercaya. Maka Tuhan menjawab, "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan dikau menjadi pelayan di hadapan-Ku. Dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka. Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari perunggu. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan dikau. Sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan membebaskan dikau," demikianlah sabda Tuhan, "Aku akan melepaskan dikau dari tangan orang-orang jahat dan membebaskan dikau dari genggaman orang-orang lalim."

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah tempat pengungsianku pada waktu kesesakan.
Ayat. (Mzm 59:2-3.4-5a.10-11.17-18)

  1. Lepaskanlah aku dari pada musuhku, ya Allahku; bentengilah aku terhadap orang-orang yang bangkit melawan daku. Lepaskanlah aku dari orang-orang yang melakukan kejahatan, dan selamatkanlah aku dari para penumpah-penumpah darah.
  2. Sebab sesungguhnya, mereka menghadang nyawaku; orang-orang perkasa menyerbu aku, padahal aku tidak melakukan pelanggaran, aku tidak berdosa, ya Tuhan, aku tidak bersalah, merekalah yang bergegas dan bersiap-siap.
  3. Ya kekuatanku, aku mau berpegang pada-Mu, sebab Allahlah kota bentengku. Allahku, dengan kasih setia-Nya Ia akan menyongsong aku; Allah akan membuat aku memandang rendah seteru-seteruku.
  4. Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku.
  5. Ya kekuatanku, bagi-Mu aku mau bermazmur; sebab Allahlah kota bentengku, Allahku dengan kasih setia-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:15b)

Kalian Kusebut sahabat-Ku, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa. 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:44-46)

"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."

Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Seringkali kita bertanya-tanya, bahkan berseru-seru kepada Tuhan, "Mengapa aku harus menderita? Kapan penderitaanku berakhir? Mengapa harus aku? Aku tidak bisa terus hidup begini? Lebih baik kalau aku tidak pernah dilahirkan! Mengapa Tuhan diam saja?" Masih banyak lagi protes manusia saat ditimpa masalah, apalagi jika masalah itu terjadi berkepanjangan.

Ternyata Tuhan tidak diam. Dia memperhatikan kita selalu tanpa kita sadari. Dia menunggu kita selesai protes, lelah dan tertunduk diam. Dalam keheningan, Tuhan menjawab, "Kembalilah....." Hal ini tidak hanya dialami oleh Yeremia, tetapi juga kita semua yang semula sungguh percaya pada Tuhan dengan iman yang berapi-api, namun perlahan mulai siuk dengan diri sendiri dan melupakan Tuhan. Tuhan yang melihat kita, meunggu dengan sabar sampai akhirnya kita sadar bahwa kita sudah terlalu jauh dari-Nya. Kembalilah. Kembalilah kepada Tuhan yang akan selalu hadir untuk menjadi tempat pengungsian di waktu kesesakan. Dengarkanlah lagi sapaan Bapa melalui sabda Putra-Nya. Tuhan tidak akan mencampakkan kita begitu saja. Sebaliknya, Dia akan semakin menguatkan kita, melindungi kita, menyembuhkan kita, dan menerima kita kembali sebagai sahabat-sahabat Yesus, Putra-Nya.

Dengan kembali kepada Allah, kita juga akan merasakan Kerajaan Surga, seperti apa yang dialami oleh orang yang menemukan harta karun di ladang dan mutiara yang sangat berharga. Mereka meninggalkan segala harta miliknya demi harta karun dan mutiara indah yang mereka temukan. Dengan kembali kepada Allah, kita pun rela meninggalkan segala harta yang lama (masalah-masalah masa lalu), berhenti bergumul dengan masa lalu, demi memiliki kebahagiaan yang lebih besar, yaitu kasih setia Allah.


Santo Panteleon, Martir

Panteleon lahir di Nikomedia, Asia Keci. Ia bekerja di sana sebagai seorang tabib. Diceritakan bahwa tingkah lakunya sangat buruk dan karena itu ia seringkali gelisah dan resah karena tinkah lakunya itu. Kegelisahan dan keresahan ini menjadi suatu pintu masuk yang baik baginya menuju cara hidup yang baru. Oleh karena seorang imam bernama Hermolaus, Panteleon diajari ajaran-ajaran iman Kristen dan akhirnya bertobat dan dipermandikan menjadi Kristen. Semenjak itu ia berjanji untuk meninggalkan cara hidupnya yang lama dan berniat menyilih dosa-dosanya dengan perbuatan-perbuatan baik.

Dengan keahlian sebagai tabib, Panteleon menolong dan merawat orang-orang sakit, terutama yang miskin tanpa menuntut bayaran. Harta miliknya bahkan dibagi-bagikan kepada mereka. Di samping itu ia rajin menyebarkan ajaran-ajaran Kristen kepada banyak orang terutama di kalangan orang-orang sakit yang dirawatnya. Banyak sekali orang yang berhasil ditobatkannya dan dihantar kepada iman yang benar. Ayahnya yang masih kafir ditobatkannya juga. 

Pada masa penganiayaan orang-orang Kristen oleh Kaisar Diokletianus, Panteleon ditangkap dan disiksa hingga mati dipenggal kepalanya pada tahun 303. 

Santo Aurelius dan Santa Natalia, Martir

Orang tua suami-isteri ini beragama Islam. Karena Natalia dan temannya Liliosa, isteri Feliks, seorang yang pernah murtad menjadi Islam tetapi kemudian berbalik kembali tidak memakai cadar, maka mereka dituduh murtad dari Islam. Mereka dengan berani mengakui dirinya Kristen dan oleh karena itu dibunuh bersama Georgius, seorang biarawan yang giat berkhotbah membela kebenaran agama Kristen. Mereka meninggal di Cordoba, Spanyol pada masa pemerintahan Emir Abd Ar-Rahman II pada tahun 852.