Bila contoh di atas dikaitkan dengan penggunaan waktu, maka kita harus dapat menentukan manakah batu, kerikil, pasir, dan air dalam hidup kita. Dengan mengetahui manakah hal-hal yang seharusnya menjadi prioritas kita, 7 jam dalam seminggu akan dapat kita pergunakan dengan baik. Sebaliknya, tidak mengetahui prioritas hanya akan membuat kita membuang-buang waktu untuk kesia-siaan (main game, tidur, atau nongkrong terus-terusan).
Waktu tidak akan pernah kembali. Kita tidak akan dapat mengulang waktu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan kita di masa lalu. Begitu ia berlalu, waktu yang terbuang tidak akan dapat diganti, meski kita sangat menginginkannya. Dengan pandangan yang sama, kita tidak bisa terus fokus pada masa lalu; pandangan kita harus ditujukan kepada masa depan. Selagi masih ada kesempatan, mari kita gunakan untuk prioritas-prioritas utama yang sudah Allah tetapkan dalam hidup ini, semua semata-mata untuk memuliakan Tuhan (belajar dengan tekun, bekerja dengan baik, berkeluarga dan bertetangga dengan penuh kasih, melayani pekerjaan Tuhan dengan setia, dan lain-lain).
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.(Efesus 5:15-16)