Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

25 Oktober 2015

MEMUJI DAN MEMULIAKAN ALLAH

*Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXX – Senin, 26 Oktober 2015 


Pada suatu kali Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri tegak lagi. Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya, “Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.” Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga tegaklah perempuan itu, dan memuliakan Allah. Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak. “Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat.” Tetapi Tuhan berkata kepadanya, “Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? Perempuan ini keturunan Abraham dan sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis; bukankah ia harus dilepaskan dari ikatannya itu?” Waktu ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perbuatan mulia yang telah dilakukan-Nya. (Luk 13:10-17) 

Bacaan Pertama: Rm 8:12-17; Mazmur Tanggapan: Mzm 68:2,6-7,20-21 

Melalui bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengatakan kepada kita bahwa semangat untuk memuji dan memuliakan Allah tidak boleh dilumpuhkan, melainkan harus didorong dan dipupuk. Bacaan Injil Lukas ini menunjukkan, bahwa ketika Yesus melihat perempuan yang bungkuk itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya, “Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.” Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga tegaklah perempuan itu, dan memuliakan Allah (Luk 13:12-13). Kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan pada hari Sabat, dan ia pun menyampaikan kepada orang banyak apa yang diyakininya berdasarkan hukum Taurat (Luk 13:14). Yesus menanggapi ocehan si kepala rumah ibadat tersebut dengan sangat efektif (Luk 13:15-16). Semua lawan-Nya merasa malu dan “semua orang banyak bersukacita karena segala perbuatan mulia yang telah dilakukan-Nya” (Luk 13:17).

Di atas kita dapat melihat betapa menakjubkan semangat “memuji dan memuliakan Allah” yang ditunjukkan oleh perempuan bungkuk yang disembuhkan oleh Yesus itu. Semangat yang sama juga ditunjukkan oleh seorang pengemis buta di dekat Yerikho yang disembuhkan oleh Yesus (lihat Luk 18:35-43). Injil Lukas mencatat bahwa setelah disembuhkan, pengemis yang disembuhkan dari kebutaannya itu mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Melihat hal itu, “seluruh rakyat memuji-muji Allah” (Luk 18:43). Ketika Yesus membangkitan putera dari janda di Nain (lihat Luk 7:11-17), semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah datang untuk menyelamatkan umat-Nya” (Luk 7:16).

Pada hari Minggu Palma, ketika Yesus mendekati Yerusalem dengan menunggang keledai, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah sambil menyanyikan Mzm 118:26 dengan suara nyaring oleh karena segala mukjizat yang telah mereka lihat (Luk 19:36-38). Kemudian beberapa orang Farisi berkata kepada Yesus, “Guru, tegurlah murid-murid-Mu itu.” Yesus menjawab: “Aku berkata kepadamu: Jika mereka diam, maka batu-batu ini akan berteriak” (Luk 19:39-40).

Apa implikasinya? Implikasinya adalah, bahwa Allah harus dipuji dan dimuliakan! Kita sebagai anak-anak Allah haruslah memuji dan memuliakan Allah. Jika kita menolak atau abai memuji dan memuliakan Allah, maka Allah akan membangkitkan orang-orang lain untuk memuji dan memuliakan-Nya. Dan jika kita mengakui karya-karya indah dan agung dari Yesus dalam hidup kita, maka tanggapan kita secara alamiah akan berupa tindakan memuji dan memuliakan Allah.

DOA: 
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa. Sebab TUHAN maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat daripada segala allah. Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah hampa, tetapi TUHAN-lah yang menjadikan langit. Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan kehormatan ada di tempat kudus-Nya. (Mzm 96:1-6). Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. 
Amin.