Seorang bapak pernah berkata bahwa kita akan selalu diterima di gereja, bahwa gereja adalah rumah bagi orang-orang yang menyesal. Faktanya, tidak sedikit orang yang pernah merasa ditolak oleh gereja. Kelemahan, kekurangan, masa lalu yang buruk, kesalahan yang sudah menjadi rahasia umum, dan dosa telah membuat beberapa orang “didesak” untuk keluar dari gereja. Mereka “didesak keluar” karena seolah tidak ada orang yang mau membantu, bahkan berdiri bagi mereka, menolong mereka untuk menemukan kebenaran dan kembali berjalan di dalam kebenaran. Beberapa gereja justru seringkali memojokkan dan tidak mengulurkan tangan kemurahan. Jika demikian, benarkah gereja adalah tempat yang akan selalu menerima kita?
Kalangan orang-orang Farisi, ahli taurat, dan orang-orang Saduki, Yesus terkenal sebagai orang yang suka duduk di dalam kumpulan orang-orang berdosa. Sekalipun demikian, Yesus tidak malu dengan bagaimana cara orang memandang diri-Nya. Bagi Yesus, hidup-Nya bukan untuk orang-orang sehat (orang benar atau yang merasa diri mereka benar), tetapi untuk orang-orang sakit (orang-orang berdosa). Gereja seharusnya memiliki hidup dan nafas yang sama seperti Yesus, ada untuk orang-orang “sakit”, dan bukan menolak orang-orang “sakit.” Karena apa? Karena bagi Yesus setiap jiwa sangat berharga dan gereja ada sebagai kepanjangan tangan Allah untuk memenangkan semua orang.
Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
(Yohanes 6:39)