Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

25 Oktober 2015

Ibuku memang tidak “bekerja.”



Ibuku memang tidak “bekerja.” Setiap pagi ia selalu bangun lebih awal, memanaskan air untuk kami mandi, berbelanja dan menyiapkan sarapan dan bekal kami sampai kami berangkat sekolah. Setelah itu barulah ia menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri. Ia memang tidak “bekerja” karena seharian penuh yang dilakukannya hanyalah menyapu, mengepel, merapikan dan membereskan rumah. Tumpukan baju kotor disergapnya. Cucian di dapur dibersihkannya. Sampah-sampah dibuangnya. Semua yang digelutinya hanya tentang rumah.

Ibu memang tidak “bekerja” tetapi koneksinya cukup banyak. Ibu-ibu lain sering datang kepadanya untuk curhat dan ia akan mencoba memberi jawaban atas persoalan mereka. Ia juga sering berkunjung ke rumah teman-temannya yang mungkin minggu lalu sakit atau tidak datang persekutuan. Ia akan mendoakan mereka. Ibuku memang tidak “bekerja,” tapi sampai kami tertidur ia masih harus menyiapkan air mandi dan makan (malam)  lagi menemani kami belajar atau nonton tv, mendengar celotehan kami tentang apa yang terjadi hari itu, hingga akhirnya menutup semua pintu dan jendela di malam hari. Ibuku mungkin tidak “bekerja” karena sekarang ia sudah teramat sangat sibuk.

Menjadi seorang ibu jelas bukan hal yang mudah. Menjadi anak adalah satu hal yang sangat menyenangkan (karena kita punya orang tua yang akan menjaga kita), tetapi menjadi ibu? Emmm.....Ibu akan menjadi teman, rekan, penasihat, guru, pembimbing, dan pengajar kita. Ia melakukan banyak hal bukan untuk dirinya sendiri, tetapi lebih untuk orang lain, untuk keluarganya. Ibu yang baik juga akan mendoakan kita, meminta bagi kita hal-hal terbaik dari Tuhan, menuntun kita untuk mengenal dan berjalan dalam kebenaran. Lalu, masih adakah sosok ibu di dekat Anda? Jika ya, bersyukurlah—tidak semua orang memiliki kesempatan untuk merasakan kebahagiaan bersama ibu. Inilah waktunya untuk menunjukkan kasih kita kepada mereka meski mereka tidak “bekerja.”

Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah.
(I Timotius 5:4)