Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

08 Oktober 2015

Roh Kudus Mempersatukan Tubuh Kristus

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXVII – Jumat, 9 Oktober 2015)
http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/


Tetapi ada di antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, pemimpin setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi, jika aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Karena itu, merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. Siapa yang tidak bersama Aku, ia melawan aku dan siapa yang tidak mengumpulkan bersama Aku, ia menceraiberaikan.” Apabila roh jahat keluar dari seseorang, ia mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Ia pun pergi dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapi teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat daripadanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula.” (Luk 11:15-26)

Bacaan Pertama: Yl 1:13-15;2:1-2; Mazmur Tanggapan: Mzm 9:2-3,6,16,8-9
“Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tinggal yang terpecah-pecah, pasti runtuh” (Luk 11:17).

Tidak ada hal lain yang disukai oleh si Jahat daripada memporak-porandakan keluarga-keluarga atau memecah belah para anggota keluarga Allah, Tubuh Kristus atau Gereja. Mengapa? Karena keluara tersebut dinamakan cermin dari Allah Tritunggal Mahakudus. Seperti Bapa, Putera dan Roh Kudus menunjukkan proses saling mengasihi secara berkesinambungan, kita pun dipanggil untuk saling mengasihi – antara para anggota keluarga kita dan juga para saudari-saudara dalam Kristus.

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Sebaliknya dari si Jahat, Roh Kudus senantiasa bergerak untuk mempersatukan tubuh Kristus. Yesus datang untuk mengumpulkan anak-anak Allah yang tersebar di mana-mana menjadi satu keluarga. Tujuan Yesus adalah “untuk menciptakan dalam diri-Nya suatu humanitas baru …, jadi membuat damai” (lihat Ef 2:15-16). Kita tidak perlu melihat lebih jauh daripada Pentakosta untuk sebuah contoh indah dari hal ini. Ketika Roh Kudus turun atas para rasul/murid, mereka tidak hanya dipenuhi dengan keberanian untuk mewartakan Injil, melainkan juga dapat menarik tiga ribu orang baru ke dalam kelompok mereka dan mereka juga mengabdikan diri untuk hidup sebagai sebuah komunitas yang satu dan hidup.

Pada saat kita melihat ada perpecahan di sekitar kita, maka kita harus mencoba untuk tidak ciut-hati. Sebaliknya kita harus bersemangat karena kita tahu bahwa kita berada di pihak Dia yang datang untuk mempersatukan yang terpecah-pecah. Kerajaan Allah adalah sebuah kesatuan yang lengkap, dan Kerajaan ini akan menang berjaya atas setiap perpecahan.

Itulah sebabnya mengapa rahmat yang tersedia bagi kita dalam Sakramen Rekonsiliasi sugguh merupakan suatu berkat. Lewat Sakramen Rekonsiliasi ini kita berdamai dengan Allah. Sakramen Rekonsiliassi juga memiliki kuat-kuasa istimewa untuk mengatasi perpecahan dan perpisahan di atas bumi. Dengan mengakui dosa-dosa kita dan menerima absolusi, kita dapat merinci setiap kesombongan atau luka-luka (batin) yang membuat kita mengalami perpecahan yang berkelanjutan. Sebaliknya, jika kita menolak pertobatan, kita memberi kepada Iblis sebuah tempat berpijak yang lebih besar dalam kehidupan kita sebagai “pendakwa saudara-saudara seiman kita” (lihat Why 12:10) dan “pendusta dan penghujat Allah” (lihat Kej 3:4-5).

Saudari-Saudara terkasih, janganlah sampai hal itu terjadi! Oleh karena itu, marilah kita menyediakan waktu untuk menerima rahmat Sakramen Rekonsiliasi sesering mungkin. Marilah kita (anda dan saya) memohon kepada Roh Kudus untuk menunjukkan kepada kita kapan keangkuhan atau kebanggaan palsu kita membuat kita tetap terpecah. Perkenankanlah Roh Kudus menjadi dasar dan kekuatan persatuan dalam hati kita dan dalam komunitas serta keluarga kita masing-masing.

DOA: 

Roh Kudus Allah, lembutkanlah hatiku agar dengan demikian aku dapat melakukan hidup pertobatan dengan penuh kerendahan hati dan juga dengan rasa percaya yang tidak diragukan lagi terhadap belas kasih Alah. Tolonglah diriku agar senantiasa mengupayakan persatuan di atas segala sesuatu yang lain. 
Amin.