Manasye lahir dalam masa 15 tahun perpanjangan umur Hizkia. Anak ini tidak mengikuti jejak ayahnya yang saleh. Sebaliknya, ia menjadi raja Yehuda yang paling jahat.
Penyembahan berhala dilakukan besar-besaran, anaknya sendiri dijadikan kurban bakaran, Bait Allah dijadikan rumah berhala, jalan-jalan kota Yerusalem dialiri darah orang tak bersalah.
Suatu hari datanglah pasukan Asyur dari utara menghancurkan semua kejayaan Manasye. Ia dibelenggu dan dibawa bagaikan hewan ke Babel. Di dalam penderitaan itulah, Manasye merendahkan diri di hadapan Tuhan. Istilah "merendahkan diri" ini dalam pengertian aslinya berarti seruan yang disertai jerit tangis yang mendalam (ay. 12). Tuhan mendengar doa Manasye, dan ia dibebaskan, bahkan dipulihkan ke dalam kedudukan semula. Manasye akhirnya mengakui bahwa Tuhan Allah sajalah yang patut ia sembah.
Ada kalanya ketika segala sesuatu berlangsung dengan baik dan nyaman, orang tidak merasa perlu untuk bertobat. Tanpa sadar, hidup kita pun semakin jauh dari kehendak Tuhan. Karena itu, Tuhan acap kali mengizinkan badai persoalan menimpa hidup kita sebagai shock therapy yang bertujuan membawa kita kembali kepada-Nya. Saat itu mungkin kita menangis di hadapan Tuhan, dan Tuhan memahami setiap tetesan air mata kita. Kiranya melalui tetesan air mata itu, kita memberi diri dipimpin Roh Kudus menuju pertobatan dan pemulihan. Percayalah kepada-Nya, yang telah melupakan segala pelanggaran kita, dan Dia akan segera memulihkan keadaan kita.
Suatu hari datanglah pasukan Asyur dari utara menghancurkan semua kejayaan Manasye. Ia dibelenggu dan dibawa bagaikan hewan ke Babel. Di dalam penderitaan itulah, Manasye merendahkan diri di hadapan Tuhan. Istilah "merendahkan diri" ini dalam pengertian aslinya berarti seruan yang disertai jerit tangis yang mendalam (ay. 12). Tuhan mendengar doa Manasye, dan ia dibebaskan, bahkan dipulihkan ke dalam kedudukan semula. Manasye akhirnya mengakui bahwa Tuhan Allah sajalah yang patut ia sembah.
Ada kalanya ketika segala sesuatu berlangsung dengan baik dan nyaman, orang tidak merasa perlu untuk bertobat. Tanpa sadar, hidup kita pun semakin jauh dari kehendak Tuhan. Karena itu, Tuhan acap kali mengizinkan badai persoalan menimpa hidup kita sebagai shock therapy yang bertujuan membawa kita kembali kepada-Nya. Saat itu mungkin kita menangis di hadapan Tuhan, dan Tuhan memahami setiap tetesan air mata kita. Kiranya melalui tetesan air mata itu, kita memberi diri dipimpin Roh Kudus menuju pertobatan dan pemulihan. Percayalah kepada-Nya, yang telah melupakan segala pelanggaran kita, dan Dia akan segera memulihkan keadaan kita.
DUKACITA DARI ALLAH MENUNTUN KITA PADA PERTOBATAN,
YANG PADA AKHIRNYA MENDATANGKAN PEMULIHAN.