Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

24 Juni 2015

Bagaimana Kita Dapat Menjadi Lebih Dekat Dengan Allah ?

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XII – Kamis, 25 Juni 2015)
http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari hadapan-Ku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan!

Jadi, setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu bertiuplah angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu bertiuplah angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.

Setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka. (Mat 7:21-29)

Bacaan Pertama: Kej 16:1-12,15-16; Mazmur Tanggapan: Mzm 106:1-5
Apakah kehendak Allah bagi kita? Seringkali ketika kita mengajukan pertanyaan ini kepada diri kita sendiri, kita berpikir dalam pengertian apa yang harus kita kerjakan. Kita mungkin berdoa sehubungan dengan perubahan karir atau pindah pekerjaan. Kita mungkin berdoa apakah kita akan masuk tarekat religius atau masuk dalam hidup perkawinan. Sudah barang tentu pentinglah bagi kita untuk berdoa dalam rangka mengambil keputusan-keputusan ini, karena Bapa surgawi telah memanggil kita masing-masing untuk menjadi murid Yesus dan Bapa mempunyai sebuah frencana sempurna bagi kehidupan kita.

Namun demikian, dasar dari discernment yang dilakukan dalam suasana doa haruslah relasi kita dengan Tuhan Allah. Kehendak Bapa bagi kita terlebih-lebih menyangkut keberadaan (being) kita daripada apa yang kita lakukan (doing). Bapa menginginkan agar kita hidup dalam suatu relasi vital dan penuh sukacita dengan diri-Nya. Karena kasih-Nya yang begitu besar, Ia mengutus Putera-Nya yang tunggal agar kita dapat memperoleh kebebasan untuk datang kepada-Nya, membersihkan dosa-dosa kita dan mampu untuk berdiri di hadapan hadirat-Nya. Sekarang Ia menginginkan kita agar hidup di hadapan hadirat-Nya sepanjang masa. Selagi kita tinggal dalam Dia yang adalah kasih itu, kita akan ditransformasikan dari posisi budak menjadi anak-anak angkat Allah.

Bagaimana kita dapat menjadi lebih dekat kepada Allah? Sebagaimana diajarkan Yesus, kita dapat mendirikan rumah kita di atas “batu” (Mat 7:24). Kita tidak pernah boleh luput melihat tujuan dari penciptaan kita. Apabila kita “membuang” waktu dan tenaga kita dalam menumpuk harta kekayaan, mencari kehormatan, dan mati-matian mengejar kenikmatan, maka kita seperti orang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Seperti pasir, harta kekayaan, kenikmatan dunia dan lain-lain itu tidak dapat menopang kita bila terjadi badai dalam kehidupan kita. Sebaliknya apabila kita memakai waktu kita untuk mengenal Tuhan lebih dekat lagi dan ikut membangun kerajaan-Nya di atas muka bumi ini, maka fondasi-fondasi kita akan kokoh.

Kehidupan kita tentu mempunyai makna. Badai macam apa pun datang melanda, kita dapat selalu berpaling kepada Tuhan kita. Oleh Roh-Nya kita akan diberdayakan agar dapat hidup dalam pengharapan dan damai-sejahtera di tengah-tengah berbagai pencobaan dan kesulitan yang dapat kita alami. Hari ini, baiklah kita mengambil waktu untuk berdoa secara khusus untuk meninjau kembali prioritas-prioritas kita. Apakah kita begitu menyibukkan diri atas hal-hal yang tidak mempunyai signifikansi yang kekal? Kehendak Bapa surgawi adalah agar kita masuk ke dalam Kerajaan Surga, menikmati hadirat-Nya.

DOA: 
Bapa surgawi, tingkatkanlah karunia-karunia iman, pengharapan dan kasih dalam diri kami. Berikanlah kepada kami rahmat untuk membangun kehidupan kami yang didasarkan pada kebenaran-Mu. Kami menyerahkan kepada-Mu segala keberadaan kami dan segala sesuatu yang kami miliki. Dan bantulah kami untuk selalu menyelaraskan apa yang kami ucapkan dengan apa yang kami lakukan.

Amin.