(Bacaan Injil Misa Kudus, HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS – Minggu, 7 Juni 2015)
Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid Yesus berkata kepada-Nya, “Ke mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” Lalu Ia menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, “Pergilah ke kota; di sana seorang yang membawa kendi berisi air akan menemui kamu. Ikutilah dia dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Pesan Guru: Di manakah ruangan tempat Aku akan makan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kamu sebuah ruangan atas yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!” Kedua murid itu pun berangkat dan setibanya di kota, mereka dapati semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah.
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata, “Ambillah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, “Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah.” (Mrk 14:12-16,22-26)
Bacaan Pertama: Kel 24:3-8;
Mazmur Tanggapan: Mzm 116:12-13,15-18;
Bacaan Kedua: Ibr 9:11-15
Andaikan sekarang kita sedang melakukan peziarahan di Tanah Suci untuk sepuluh hari lamanya. Kita mengunjungi hampir semua tempat bersejarah yang dibuat suci dan terkenal oleh Yesus: tempat kelahiran-Nya di Betlehem, rumah-Nya di Nazaret, kubur-Nya di Yerusalem, tempat Maria mengunjungi Elisabet di Ain Karem, Mount of Beatitudes, yaitu lokasi di mana Yesus mengucapkan “Sabda-sabda Bahagia-Nya dan Khotbah di Bukit” (Mat 5-7), dan Kana di Galilea di mana Yesus membuat mukjizat air menjadi anggur dalam sebuah pesta perkawinan. Di setiap tempat yang kita kunjungi, kita pun duduk untuk merenungkan peristiwa aktual yang terjadi di tempat itu sekitar 2.000 tahun lalu sementara salah seorang anggota rombongan kita membacakan teks Kitab Suci yang berkaitan dengan peristiwa itu. Pada akhir perjalanan ziarah, kita semua setuju bahwa Kitab Suci menjadi hidup bagi kita, dengan demikian kita akan membaca Kitab Suci dengan pemahaman yang lebih mendalam dan dengan demikian kita pun lebih menghargai Kitab Suci lagi.
Selagi kita membaca Injil hari ini, pemandangan/gambaran/bayangan dan suara-suara yang pernah kualami di Tanah Suci datang ke dalam pikiranku. Santo Markus mengatakan bahwa Yesus mengirim dua orang murid-Nya untuk menyiapkan segala sesuatu untuk Perjamuan Terakhir. Ia tidak memberikan kepada mereka alamat yang dituju, tetapi dengan sederhana mengatakan kepada mereka untuk mengikuti seorang laki-laki yang membawa kendi. Biasanya kendi-air dibawa oleh para perempuan, bukan laki-laki. Jadi ini adalah pemandangan yang tidak biasa dan mudah terlihat dan dikenali oleh orang-orang. Yesus mungkin saja dalam hal ini sengaja untuk membuat tidak jelas lokasi perjamuan terakhir, agar Yudas Iskariot tidak mengetahuinya dan membawa orang-orang untuk menangkap-Nya. Yesus menginginkan agar perjamuan ini diselenggarakan dengan aman dan dalam suasana damai, karena perjamuan terakhir ini akan mempunyai signifikansi yang mendunia dan sepanjang masa.
Dalam imajinasi kita, marilah kita menelusuri jalan-jalan yang sama di Yerusalem menuju tempat Perjamuan Terakhir, senakel atau ruang makan suci. Senakel suci adalah sebuah ruang atas yang luas yang terletak di Bukit Sion, bagian dari kota lama, sekarang sudah dibuat terbuka tanpa peralatan. Berulang kali dibangun kembali dari abad ke abad, tempat ini masih mempertahankan keserupaannya dengan ruangan aslinya di mana Tuhan Yesus mempersembahkan Misa yang pertama dengan para rasul-Nya.
Barangkali anda tidak pernah melakukan perjalanan ziarah ke Yerusalem untuk mengunjungi tempat Misa pertama yang dipersembahkan oleh Yesus, akan tetapi tentunya hal inipun tidak perlu. Misa Kudus telah datang kepada anda. Dalam gereja lokal paroki pada hari ini, anda dapat hadir dalam perjamuan kudus itu. Hakikat dari liturgi bukanlah di mana terjadinya, melainkan apa yang sesungguhnya terjadi.
Tubuh dan darah Yesus diberikan kepada kita pada malam hari sebelum hari Jumat Agung. Sebelum hari Jumat itu berakhir, Yesus akan wafat di kayu salib. Pada hari ketiga Dia akan bangkit dan kemudian naik ke surga. Namun demikian Ia akan tetap bersama kita! Yesus menjanjikan kehadiran-Nya dalam rupa roti dan anggur pada Misa pertama di ruang atas di Yerusalem dan juga pada setiap Misa yang menyusul dari zaman ke zaman, sampai kedatangan-Nya kembali kelak.
DOA:
Tuhan Yesus, terima kasih penuh syukur
kuhaturkan kepada-Mu karena Engkau memberi makan dan memperkuat diriku
dengan tubuh dan darah-Mu. Terima kasih Tuhan, Engkau telah membuat
kenyang rasa laparku. Terangilah jalanku selagi aku berupaya untuk
membawa kasih dan hidup-Mu kepada orang-orang lain.
Amin.