Apakah Anda masih ingat alat penyerut pensil zaman dulu? Biasanya bentuknya bulat dan di bagian atasnya ada sebuah cermin. Pernahkah Anda berpikir, mengapa yang dipasang di situ cermin? Mengapa tidak pasang penghapus, misalnya, yang lebih berkaitan penggunaannya dengan pensil? Ada yang berpendapat, hal itu menunjukkan pembuatnya hendak menyatakan: sebelum kita memperbaiki sesuatu, hendaklah kita memeriksa keadaan diri dulu. Penafsiran yang menggelitik, ya?
Banyak orang mau memperbaiki orang lain dan merasa orang lain itu salah. Sebaliknya, ia menganggap dirinya pasti sudah benar. Padahal, benarkah demikian, bahwa kita orang yang selalu benar? Tentu saja, sebagai manusia, kita masih rentan melakukan kesalahan. Perhatikan sikap Yesus terhadap hal ini. Suatu saat ada banyak orang yang ingin menghukum perempuan yang kedapatan berzinah. Mereka bertanya kepada Tuhan Yesus, "Apakah boleh menghukum perempuan itu dengan merajam dengan batu seperti hukum Musa?" Yesus menjawab, "Siapa yang tidak pernah berbuat dosa, lemparlah batu pertama kali kepada perempuan berdosa tersebut!" Siapa kita sehingga berani menghakimi orang lain?
Firman hari ini bukan bermaksud mengajarkan bahwa kalau ada orang bersalah kita biarkan saja. Firman ini menekankan tentang pentingnya kita memperbaiki diri sebelum menuding dan mempersalahkan orang lain. Roh Kudus akan menolong kita untuk menyelaraskan kelakuan dengan kebenaran firman Tuhan, bukannya sibuk menghakimi orang lain.
SEORANG BIJAK SELALU MEMERIKSA DIRI DAN MERASA KURANG,
SEORANG BODOH SELALU MERASA LEBIH PINTAR.