Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

12 Juni 2015

Darah Dan Air Yang Memancar Keluar Dari Lambungnya

(Bacaan Injil Misa Kudus, HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS – Jumat, 12 Juni 2015)
http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib – sebab Sabat itu hari yang besar – maka datanglah para pemuka Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Lalu datanglah prajurit-prajurit dan mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Orang yang melihat sendiri hal itu yang bersaksi dan kesaksiannya benar, dan ia tahu bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, “Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan.” Ada pula nas yang lain mengatakan, “Mereka akan memandang Dia yang telah mereka tikam.” (Yoh 19:31-37) 

Bacaan Pertama: Hos 11:1,3-4,8-9; Mazmur Tanggapan: Yes 12:2-6; Bacaan Kedua: Ef 3:8-12,14-19
“Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan”(Yes 12:3).

Oh, betapa indahnya hati Kristus! Sementara mengkontemplasikan hati-Nya yang tertikam, kita memperoleh gambaran yang kuat tentang kedalaman kasih dan belas kasih (kerahiman) yang dimiliki-Nya bagi kita. Pertimbangkanlah bagaimana Yohanes Penginjil harus bersusah payah dan menanggung kesedihan serta rasa sakit ketika dia berusaha meyakinkan para pembaca Injilnya tentang darah dan air yang mengalir keluar dari lambung Yesus setelah ditikam dengan tombak seorang serdadu. Bagaimana darah dan air dapat memancar keluar dengan penuh kekuatan seperti itu dari sesosok tubuh yang sudah begitu lemah? Bukankah kita semua mengharapkan beberapa tetes darah dan air saja?

Hati Yesus begitu terbakar dengan kasih berkobar-kobar bagi kita, sehingga dalam kematian-Nya Dia mencurahkan segala sesuatu yang dimiliki-Nya. Yesus tidak menginginkan apa pun menghalangi kita masuk ke dalam pelukan penuh kasih Bapa surgawi. Dia tahu benar bahwa hanya kematian-Nyalah yang akan memberikan persatuan sedemikian. Oleh karena itu dengan gembira Dia memberikan hidup-Nya sendiri. Sekarang kita dapat mengetahui dan mengenal seorang Bapa yang mengasihi kita dengan sangat mendalam. Sekarang kita dapat menerima kasih-Nya melalui Roh Kudus yang berdiam dalam diri kita.

Pada saat berdoa hari ini, bayangkanlah darah dan air yang mengalir dari lambung Yesus bagaikan suatu lapisan pelindung. Apabila Bapa surgawi memandang kita, Dia akan melihat darah Putera-Nya, bukan dosa-dosa kita. Karena darah Kristus, kita tidak lagi dikotori dengan noda dosa. Diri kita dibuat menjadi putih seperti salju. YHWH bersabda lewat nabi Yesaya: “Sekali pun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Yes 1:18). Yesus menanggung hukuman yang seharusnya diperuntukkan bagi kita.

Marilah kita juga membayangkan “air” baptisan kita. Melalui air baptis kita dibersihkan dari noda “dosa-asal” dan kepada kita diberikan Roh Kudus. Kita dibuat menjadi anak-anak Allah dan warga Kerajaan Surga … menjadi “ciptaan baru”.

Secara khusus, pada hari yang istimewa ini, baiklah kita merenungkan kebenaran-kebenaran tentang “darah dan air” yang memancar keluar dari lambung Yesus. Kita senantiasa ada dalam hati-Nya dan Ia memang ingin kita selalu bersama-Nya. Darah-Nya menutupi kita dan tidak ada sesuatu pun yang tidak dapat dilakukan-Nya dalam diri kita. Oleh karena itu, marilah kita mohon kepada Tuhan Yesus Kristus agar air kehidupan-Nya mengalir melalui diri kita pada hari ini dan hari-hari selanjutnya. Selagi kita melakukannya, maka orang-orang lain akan melihat dan bertanya dari mana damai-sejahtera dan sukacita itu datang kepada kita?

DOA: 
Tuhan Yesus, terima kasih penuh syukur kami haturkan kepada-Mu untuk Hati-Mu yang Mahakudus. Terima kasih untuk luka-luka di lambung-Mu yang telah memberikan kepada kami suatu kehidupan yang penuh. Terima kasih untuk cintakasih tanpa syarat yang telah Kautunjukkan kepada kami, lagi dan lagi. Berikanlah hati-Mu kepada kami, ya Tuhan Yesus, agar kami dapat saling mengasihi seperti Engkau mengasihi kami. Amin.