“Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.”
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Masuklah melalui pintu yang sempit, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.” (Mat 7:6,12-14)
Bacaan Pertama: Kej 13:2,5-18; Mazmur Tanggapan: Mzm 15:2-5
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Mat 7:12). Ayat ini dalam dunia manajemen dikenal sebagai THE GOLDEN RULE (bdk. Tob 4:15). Memang itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi, yang digenapi oleh Yesus Kristus lewat ajaran-Nya dan kehidupan-Nya sendiri.
Siapakah dari kita yang tidak ingin diperlakukan dengan penuh kasih? Kita semua mendambakannya, teristimewa apabila perlakuan penuh kasih itu adalah dari Allah sendiri. Janji akan “hidup dalam Roh” adalah, apabila kita menghargai kasih Allah – menjaga saat-saat doa dan pembacaan Kitab Suci serta melakukan yang terbaik untuk mengikuti dorongan-dorongan Roh Kudus – maka Dia akan memberdayakan kita untuk melakukan hal-hal yang bahkan tidak mungkin dilakukan secara “normal”. Dengan demikian “pintu yang sempit” dan “jalan yang sesak” menjadi manageable, dan kita pun akan bergembira menghayati suatu kehidupan yang pada faktanya melawan gelombang dunia. Sepanjang zaman, menjadi murid Kristus adalah menjadi “tanda lawan”, yang tidak ikut-ikutan dengan “dunia”.
Apabila kita ingin mampu memperlakukan orang-orang lain dengan kasih sebagaimana kita sendiri dambakan, maka pertama-tama kita harus mengalami belas kasihan Allah dan bela rasa-Nya. Kita perlu sekali mengetahui dan mengenal kasih-Nya yang intim bagi kita masing-masing, yaitu bahwa Dia adalah seorang Bapa penuh kasih, yang sungguh berbahagia untuk menyambut kita apabila kita datang kepada-Nya. Selagi kita datang kepada-Nya, kita pun akan mengalami kasih-Nya yang dicurahkan oleh-Nya ke dalam hati kita melalui Roh Kudus-Nya. Pengalaman seperti inilah yang akan memberdayakan kita untuk mengasihi orang-orang di sekeliling kita.
Selagi kita berjalan dengan kasih Allah, maka kasih-Nya itu akan mengalir deras melalui diri kita kepada orang-orang lain. Semakin kita mengenal dan menghargai kasih-Nya, semakin besar pula dorongan yang kita rasakan untuk mensyeringkan kasih-Nya itu dengan siapa saja yang kita temui. Kita akan digerakkan oleh Roh Kudus untuk melakukan tindakan-tindakan kebaikan. Tindakan-tindakan itu tidak perlu mengambil rupa tindakan-tindakan yang spektakular, misalnya “tindakan-tindakan kecil” seperti menjaga dan memelihara seorang anak tetangga, yang ibunya sedang sakit, atau berdoa dengan seorang teman yang kesepian dan baru saja disakiti hatinya; akan tetapi kita harus mencari Tuhan dengan segenap hati kita sehingga Dia dapat menggerakkan kita untuk mengasihi orang lain.
Oleh karena itu, marilah kita mengasihi Tuhan Allah. Baiklah kita berhati-hati untuk tidak melakukan apa saja yang dapat membuat sedih Roh Kudus yang berdiam dalam diri kita. Dengan pertolongan-Nya, kita dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya kita pikir tidak mungkin dapat kita lakukan. “Jalan yang sempit” akan menjadi semakin menarik bagi kita, dan kita semakin mempunyai kerinduan untuk melakukan hal-hal yang akan menyenangkan Allah. Marilah sekarang kita memuji-muji Allah untuk semua cara berbeda-beda yang digunakan-Nya untuk menyatakan kasih-Nya kepada kita. Sementara kita semakin dekat kepada Allah dan memperkenankan-Nya menyatakan hati-Nya kepada kita, kita akan menyadari betapa penuh sukacita kita dalam mengikuti jalan kasih-Nya.
DOA:
Bapa surgawi, terima kasih penuh syukur kami haturkan kepada-Mu untuk kasih-Mu yang Kaucurahkan ke dalam hati kami masing-masing. Oleh kuasa Roh Kudus-Mu, ajarlah kami menjadi murid-murid Yesus Kristus yang setia, untuk mengikuti jejak-Nya di jalan yang sempit.
Amin.