Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

23 Agustus 2015

Seperti Natanael, Marilah Kita Berbalik kepada Yesus

(Bacaan Injil Misa Kudus, Pesta S. Bartolomeus, Rasul – Senin, 24 Agustus 2015)
http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Filipus menemui Natanael dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael kepadanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Kata Filipus kepadanya, “Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada-Nya, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus berkata, “Apakah karena Aku berkata kepadamu, ‘Aku melihat engkau di bawah pohon ara,’ maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar daripada itu.” Lalu kata Yesus kepadanya, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah naik turun kepada Anak Manusia” (Yoh 1:45-51)

Bacaan Pertama: Why 21:9b-14; Mazmur Tanggapan: Mzm 145:10-13,17-18
Sedikit sekali yang diketahui tentang rasul Bartolomeus. Pada umumnya para pakar setuju dan percaya bahwa Bartolomeus adalah Natanael dalam Injil Yohanes. Tradisi-tradisi dan legenda-legenda populer menceritakan bahwa Natanael mewartakan Injil di sejumlah negeri yang paling keras menentang penyebaran agama Kristiani di Timur, seperti India, Etiopia dan Persia – dan pada akhirnya Armenia di mana rasul ini mati sebagai martir Kristus. Apakah yang membuat Natanael tetap tegar dalam menghadapi berbagai pengejaran, penganiayaan dlsb. selagi melayani Tuhan dan Gurunya?

Bagi Natanael dan sebagian besar orang-orang Yahudi yang hidup di abad pertama, gelar “Anak Allah” tidak sama dengan apa yang kita pahami pada hari ini. Bagi mereka, “Anak Allah” berarti seseorang yang diurapi atau yang dipilih, orang yang sungguh istimewa di antara umat Israel. Pengakuan Natanael yang spontan itu memang hebat (Yoh 1:50), namun seperti Yesus sendiri berjanji, itu hanyalah awal. Ia akan melihat “langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah naik turun kepada Anak Manusia” (Yoh 1:51).

Pada kayu salib Yesus membuka “pintu air” surga dan dengan demikian membuat mungkin adanya suatu persekutuan hidup antara surga dan bumi. Apa yang diproklamasikan oleh Natanael karena rasa hormat/respek kepada Yesus menjadi suatu pernyataan iman yang didasarkan pada perwahyuan Roh Kudus – perwahyuan yang mendesaknya untuk memberikan keseluruhan hidupnya bagi Tuhan.

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Kabar baiknya adalah bahwa janji Yesus untuk membuka pintu surga adalah untuk semua orang – seperti Natanael – yang berbalik kepada-Nya. Ketika surga terbuka dan kita menerima perwahyuan dari Roh Kudus, maka kita “melihat” kemuliaan dan keagungan Yesus dalam hati kita. Kita berlutut dan bersembah sujud dan menyerahkan hidup kita kepada aturan-aturan-Nya dan pemerintahan-Nya. Selagi rahmat-Nya dan belas kasih-Nya memenuhi hati kita, kita dibebaskan dari upaya keras untuk hidup berdasarkan peraturan hidup yang kita susun sendiri. Dengan berdiam-Nya Roh Kudus dalam diri kita, maka kita menjadi diberdayakan guna menjalani hidup Kristiani kita yang dimotivasikan oleh kasih dan diisi dengan kasih.

Namun, janganlah kita memakai waktu kita sepanjang hari untuk mencari sekadar pengetahuan intelektual tentang Yesus. Marilah kita memuat resolusi untuk memakai waktu dengan Dia dalam keheningan dan meminta kepada-Nya agar membuka surga bagi kita. Allah sungguh memiliki begitu banyak hal bagi orang-orang yang sungguh berharap kepada-Nya. Selagi Yesus menyatakan diri-Nya kepada kita, hati kita akan terbakar dengan kasih kepada-Nya dan kita pun akan memiliki suatu hasrat mendalam untuk membawa orang-orang lain kepada-Nya.

DOA: 
Kami bersyukur kepada-Mu, ya Allah semesta langit. Kasih-Mu yang penuh gairah menyentuh semua orang yang menyerukan nama-Mu dari dalam hati. Engkau adalah kemuliaan dari kekuatan kami. Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih-setia-Mu. 
Amin.