Tidak ada kasih sayang dalam panti itu. Semua anak harus mengusahakan kehidupannya sendiri-sendiri, bahkan untuk makan dan minum pun mereka tak dapatkan yang layak. Makan pagi sesekali dan lebih sering minum air mentah setiap hari.
Yang lebih mengejutkan adalah pemilik panti adalah seorang yang mengenal Tuhan namun lebih senang memperkaya diri sendiri dari uang-uang yang seharusnya untuk anak panti asuh.
Ini hanyalah contoh dimana seseorang hanya bisa mengasihi dari perkataan tanpa melibatkan hati. Mereka hanya ingin mendapatkan sanjungan tanda mengalirkan kasih kepada anak-anak yang membutuhkan.
Seseorang yang demikian telah cacat di mata Tuhan. Kita tentunya tidak ingin menjadi cacat agar tetap Tuhan kenali, oleh sebab itu alirkanlah kasih dari hati yang kita miliki. Jangan pernah menahan kasih selama kita masih diberi napas hidup.
Peliharalah kasih persaudaraan!
(Ibrani 13:1)