Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

08 Agustus 2015

Minggu, 09 Agustus 2015 Hari Minggu Biasa XIX

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/



Hari Minggu Biasa XIX
“Jangan melihat di dalam roti dan anggur bahan- bahan alami biasa, sebab Kristus telah mengatakan dengan jelas bahwa roti dan anggur itu adalah Tubuh-Nya dan Darah-Nya: iman meyakinkan kamu akan hal ini, meskipun perasaanmu menyatakan sebaliknya.” --- St Ambrosius (Mystagogical Catecheses, IV, 6: SCh 126, 138)

Antifon Pembuka (Mzm 74:20.19.22.23)
Ingatlah akan perjanjian-Mu, ya Tuhan, dan janganlah Engkau lupakan umat-Mu yang tertindas. Bangkitlah ya Tuhan, belalah perkara-Mu, janganlah Engkau lupakan seruan orang yang mencari Engkau.
Doa Pagi
Allah Bapa Yang Maha Pemurah, Engkau telah mengutus Putra-Mu datang ke dunia sebagai roti kehidupan bagi kami. Kami mohon, teguhkanlah iman kami kepada-Nya agar kami setia mendengarkan Dia dan melaksanakan kehendak-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:4-8)
"Oleh kekuatan makanan itu, Elia berjalan sampai ke gunung Allah."

Sekali peristiwa Elia masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon ara. Kemudian ia ingin mati, katanya, "Cukuplah sudah! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik daripada nenek moyangku." Sesudah itu Elia berbaring dan tidur di bawah pohon ara itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya, "Bangunlah, makanlah!" Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar dan sebuah kendi berisi air. Elia makan dan minum, kemudian berbaring lagi. Tetapi malaikat Tuhan datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata, "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu." Maka bangunlah Elia, lalu makan dan minum; dan oleh kekuatan makanan itu Elia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni Gunung Horeb.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.

Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9)
  1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
  2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
  3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
  4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang bertakwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:30-5:2)
"Hiduplah di dalam kasih, seperti Kristus Yesus."
Saudara-saudara, janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah, hendaklah dibuang dari antara kamu; demikian pula segala kejahatan. Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah telah mengampuni kamu dalam Kristus. Sebab itu jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan, dan hiduplah dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan kurban yang harum mewangi bagi Allah.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:51-52)

Akulah roti hidup yang turun dari surga. Barangsiapa makan dari roti ini, akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:41-51)
"Akulah roti hidup yang telah turun dari surga."
Sekali peristiwa, bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan, "Akulah roti yang telah turun dari surga." Kata mereka, "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata, "Aku telah turun dari surga?" Jawab Yesus kepada mereka, "Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu, "Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah Daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan
Dalam pengajaran, personifikasi adalah salah satu sarana untuk menerangkan materi pembelajaran, agar pendengar bisa mengerti dengan baik dan tidak mengalami kesulitan untuk mempraktekkannya. Walaupun yang diambil adalah benda mati, tetapi hal tersebut seakan hidup seperti manusia.

Dalam Kitab Suci, personifikasi ini sering digunakan untuk menunjuk Tuhan atau Yesus Kristus. Misalnya, Yesus Kristus adalah air hidup. Dalam Injil hari ini, Yesus memersonifikasikan diri-Nya dengan Roti yang hidup. Orang Yahudi merasa risi kalau mendengar personifikasi ini, karena mereka anggap sebagai hujatan terhadap Allah. Akan tetapi, Ia tetap menekankan ajaran-Nya itu.

Dalam personifikasi Injil ini, Yesus mengambil bahan dari kehidupan sehari-hari yang sangat umum di kalangan masyarakat di tempat itu, yaitu roti. Inilah makanan pokok sehari-hari masyarakat di negeri Yesus tinggal. Setiap keluarga, kaya maupun miskin, pasti memiliki roti di rumahnya sebagai makanan pokok. Kalu dibandingkan dengan sebagian besar negara kita Indonesia, bisa diibaratkan dengan nasi.

Sebagai makanan pokok, roti berfungsi untuk memberi hidup, karena orang yang memakannya bisa beroleh kekuatan baru untuk hidupnya, dari pagi ke siang, dari siang ke malam, dari malam ke hari berikutnya dan demikian seterusnya. Dengan roti, orang juga bisa melanjutkan pekerjaan, perjalanan seperti yang kita dengarkan dalam bacaan pertama. Elia yang telah putus asa itu lalu tertidur, dan kemudian mendapat makanan dari malaikat agar bisa melanjutkan perjalanan ke Gunung Horeb, gunung Tuhan.

Personifikasi Yesus akan makanan pokok menunjukkan peran penting hubungan setiap orang dengan-Nya. Diharapkan, setiap pengikut-Nya melihat nilai ini di dalam hidupnya. Orang seperti ini melihat Yesus bukan hanya sekadar pemberi makan, akan tetapi lebih jauh dari itu, dia sendiri adalah “makanan”. Dengan demikian, Ia menjadi nutrisi (bukan hanya pemberi) yang menganugerahkan dan memperpanjang hidup setiap orang.

Hidup Kristiani adalah suatu perjalanan yang tidak diketahui sampai kapan dan sampai di mana. Untuk itu, nutrisi paling baik yang adalah Yesus Kristus itulah yang memampukan kita agar bisa bertahan sampai ke tujuan dan waktu yang ditentukan Allah. Jika tidak mendapat nutrisi itu, seorang Kristiani bisa seperti Elia yang kadang mengalami putus asa, lemah dan lebih parah lagi tidak menemukan nilai di dalam hidupnya. Yesus adalah roti hidup bagi kita. St. Yohanes Paulus berkata, “Gereja hidup dari Ekaristi.” [Edison/RUAH]

Antifon Komuni (Mzm 142:12,14)
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem! Ia mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.