Ibu mengajarkan kepada Marry untuk tidak membuang bibitnya dan tidak perlu mencari yang lebik baik. Marry diajarkan untuk bisa memperbaiki caranya berkebun sehingga dapat menghasilkan bunga dan juga kebun yang indah.
Begitu juga ketika kita sedang menjalin sebuah persahabatan. Ada kalanya kita menemukan ketidak cocokan dengan sifat mereka dan bukan berarti ketika kita tidak merasa cocok, lantas kita “membuang” mereka dari hidup kita. Kita harus bisa memperbaiki diri kita sendiri dan memosisikan diri sebagai teman yang baik bagi mereka. Saat kita bisa menjadi teman yang baik, maka kita juga bisa menegur mereka dengan kasih saat mereka melakukan hal yang tidak baik.
Memilih seorang sahabat tidak semudah kita memilih jeruk. Kita kita menemukan jeruk yang busuk, maka kita bisa dengan cepat membuangnya, namun jika kita mendapati sahabat kita begitu “busuk”, sudah kewajiban kita untuk bisa membawanya ke jalan yang benar. Di sinilah kita membutuhkan hikmat dari Roh Kudus agar kita tidak ikut menjadi “busuk”.
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.
(Amsal 17:17)