Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

27 Agustus 2015

Allah Memanggil Kita Untuk Melakukan Apa Yang Kudus


(Bacaan Pertama Misa Kudus, Peringatan S. Augustinus, Uskup-Pujangga Gereja – Jumat, 28 Agustus 2015)
http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Akhirnya, Saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus. Karena inilah kehendak Allah: Pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi istrimu sendiri dan hidup di dalam kekudusan dan kehormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh bangsa-bangsa yang mengenal Allah, dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan merugikan saudara seimannya atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepada. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. Karena itu, siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu. (1 Tes 4:1-8)

Mazmur Tanggapan: Mzm 97:1-2,5-6,10-12; Bacaan Injil: Mat 25:1-13
Kebanyakan orang, setelah menemukan suatu jalan kehidupan yang baru dan yang telah diperbaiki – suatu jalan yang lebih masuk akal dan dapat membuat mereka menjadi lebih berbahagia – paling sedikit akan mencoba untuk berubah dan melakukan segala sesuatu dengan menggunakan metode baru, teristimewa kalau hal tersebut juga menghasilkan penghematan dalam waktu dan uang. Bagaimana kalau kita menemukan bahwa ketidaksetiaan menyebabkan ketidakbahagiaan, perceraian, anak-anak tanpa ayah, penyakit, dan bahkan kematian? Bagaimana pula jika kita menyadari bahwa ketidaksetiaan kepada pasangan hidup kita dapat sangat mahal biayanya, khususnya kalau kita berbicara mengenai berbagai biaya di bidang hukum, kesehatan dlsb. Dengan demikian bukankah lebih bijak untuk memilih jalan hidup baru dan diperbaiki, yang ditawarkan Yesus sekitar 2.000 tahun lalu?

Keputusan-keputusan yang didasarkan pada garis pemikiran seperti ini dapat menjadi titik awal yang baik, namun tidak cukup. Sebenarnya, sekadar membaca Kitab Suci dan percaya kepada Yesus juga tidak cukup. Mengapa? Karena sekali kita mengetahui tentang rencana Allah dan hukum-Nya bagi hidup kita, maka kita perlu memohon kepada Roh Kudus agar supaya memberikan kepada kita kuat-kuasa untuk mentaati perintah-perintah Allah. Yesus membuat jelas bahwa Dia tidak datang ke dunia untuk menghapuskan hukum dan para nabi, melainkan untuk menggenapi semua itu (Mat 5:17-20). Penggenapan tersebut datang selagi Roh-Nya datang untuk menuliskan Hukum Allah di hati kita (Yer 31:33-34).

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Apakah orang Kristiani harus sedemikian sempurna-nya? Tidak, tetapi kita harus berjuang keras untuk hidup untuk Yesus dan melalui Yesus, dan hal ini berarti mengikuti perintah-perintah-Nya – termasuk seruan-Nya agar kita hidup murni. Kita telah menerima Roh Kudus guna memberdayakan kita untuk taat kepada Allah . Demikian pula Roh yang sama diberikan kepada kita untuk melayani belas kasih Allah dan penyembuhan-Nya pada saat kita jatuh. Yang diminta oleh Allah hanyalah bahwa kita tetap dekat pada-Nya pada saat-saat penuh godaan, dan sekalipun kita jatuh, kita harus cepat-cepat berlari kepada-Nya dan mengakui dosa-dosa kita.

Kitab Suci mengatakan kepada kita bahwa seksualitas adalah sesuatu yang suci. Melalui hal itu, pasutri-pasutri mengungkapkan cinta kasih mereka dan bertumbuh dalam persatuan satu sama lain. Hubungan seksual di luar perkawinan dilarang oleh Allah. Mengapa? Karena ada cara yang lebih baik – suatu cara yang tidak akan menyakiti kita. Allah memberikan kepada kita hukum-hukum guna membangun kehidupan kita, bukan kehidupan-Nya. Tugas kita adalah untuk memperdalam iman kita kepada Yesus dan membuka hati kita bagi Roh-Nya. Marilah kita (anda dan saya) selalu meminta bimbingan dari Roh Kudus selagi kita berjuang untuk mengikuti jejak Kristus setiap hari.

DOA: 
Roh Kudus Allah, aku mengasihi Engkau dan bertobat serta mohon ampun karena seringkali mengkompromikan standar-standar yang telah Kautetapkan. Salibkanlah nafsu-nafsu tak beraturan dan hal-hal buruk lainnya dalam diriku. Aku sungguh mengasihi Engkau dan rindu untuk hidup dalam kemurnian-Mu. 
Amin.