Ada sepasang suami istri yang sudah berpuluh-puluh tahun hidup bersama tanpa seorang anak. Suaminya merasa bosan dengan kehidupannya yang hambar tanpa anak dan mulai malu dengan pertanyaan orang lain seputar rumah tangganya. Sang suami memutuskan untuk bercerai.
Perceraian mereka dirayakan dengan sebuah pesta mewah. Ketika mabuk, suami berkata bahwa istrinya boleh membawa membawa apapun yang paling berguna. Ketika suami tersadar dari mabuknya, ia begitu heran dengan lingkungannya. Suami sama sekali tidak mengenali tempat dimana ia berada.
Di mana aku?”
“Kau berada di rumah ibuku. Bukannya kau menyuruhku pergi dengan membaha hal yang paling berguna? Kaulah yang palin berguna dalam hidupku. Bukan yang lain.”
Cinta tidak pernah bisa ditukar dengan harta. Cinta akan selalu hidup di tengah-tengah situasi tersulit yang terjadi. Dan cinta sejati juga takkan pernah bisa dipisahkan dengan alasan apapun. Bahkan cinta justru akan berkorban demi orang-orang yang sangat dikasihinya.
Ketika hidup harus mengalami ujian, manakah yang kita pilih? Mempertahankan pasangan dan juga keluarga atau memilih berpisah untuk memenuhi keegoisan diri sendiri? Angan pernah salah memilih. Ambilah pilihan yang tepat karena itulah yang akan kita pertanggung-jawabkan kepada Tuhan.
Celakalah mereka yang menentukan ketetapan-ketetapan yang tidak adil, dan mereka yang mengeluarkan keputusan-keputusan kelaliman.
(Yesaya 10:1)