Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

14 Agustus 2015

Ia Adalah Bapa Kita

Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XIX – Sabtu, 15 Agustus 2015)
http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya di atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata, “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang punya Kerajaan Surga.” Lalu Ia meletakkan tangan-Nya di atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ. (Mat 19:13-15) 

Bacaan Pertama: Yos 24:14-29; Mazmur Tanggapan: Mzm 16:1-2,5,7-8,11
Secara universal, anak-anak kecil senang sekali kalau dipeluk, digendong dll. Mereka senang disentuh dengan penuh kasih sayang. Menarik, para ilmuwan mengatakan, adalah sesuatu yang penting sekali bagi pengembangan kognitif dan emosional seorang anak untuk menyentuh dan membuat kontak-mata dengan orang-orang lain – untuk menerima afirmasi dari orang lain di dalam hidup mereka.

Jika sebuah gambar atau foto dapat berbicara seribu kata, maka bayangkanlah berapa banyak pesan yang disampaikan oleh satu pandangan sederhana orangtua kepada seorang anak yang sedang memandang mata orangtuanya. Bayangkanlah semua persetujuan, rasa memiliki, bimbingan, afeksi, dan pujian yang dapat dilihat seorang anak selagi ayah atau ibunya memandang dirinya. Seorang anak kecil merasakan kehangatan bahwa dirinya bagian dari orangtuanya bukan karena akte kelahiran atau hasil pencocokan DNA. Semua ini adalah masalah cintakasih, afeksi, dan perlindungan yang diberikan orangtuanya kepada dirinya.

Pengamatan-pengamatan atas cara bekerja suatu “relasi orangtua & anak yang sehat” ini dapat banyak mengajar kita tentang relasi kita dengan Allah. Allah, sang Khalik langit dan bumi, adalah Bapa kita … bukan saja karena Dia menciptakan kita menurut gambar dan rupa-Nya, melainkan juga karena Dia begitu mengasihi kita memutuskan untuk menebus kita dalam Kristus. Ia adalah Bapa surgawi dari kita semua karena Dia sangat senang memandang kita dengan penuh cintakasih. Ini adalah salah satu alasan mengapa Yesus mendorong kita untuk datang kepada Bapa-Nya sebagai anak-anak kecil. Yesus ingin agar kita dapat mengalami martabat, kasih, dan janji dengan mana Allah memandang kita hari lepas hari.

Yesus meletakkan tangan-Nya di atas anak-anak itu (Mat 19:15). Demikian pula halnya dengan Bapa surgawi; Dia ingin menyentuh kita di bagian terdalam hati kita. Oleh karena itu dalam doa kita pada hari ini, marilah kita bertanya bagaimana Allah bergerak dalam hati kita, menghangatkan kita dan meyakinkan kita tentang segalanya yang disediakan-Nya bagi kita. Marilah kita membayangkan Allah memandang mata kita dan berkata bahwa Dia sungguh sangat mengasihi kita dan bahwa kita (anda dan saya) adalah milik-Nya. Marilah kita membayangkan Bapa surgawi memeluk kita dan memberkati kita, mendorong kita untuk melayani dengan penuh kasih orang-orang yang ada di sekeliling kita. Marilah kita merentangkan tangan dan membuka hati kita bagi Bapa surgawi pada hari ini. Perkenankanlah Dia melayani kita dengan kasih sejati dan afeksi-Nya.

DOA: 
Bapa, ini aku. Aku mengasihi-Mu dan aku sangat membutuhkan Engkau. Bersediakah Engkau diam bersamaku sepanjang hari ini? Aku sungguh ingin bersama-Mu pada hari ini, dan hari-hari selanjutnya. 
Amin.