Ketika lapar melanda dengan tiba-tiba, sangat tidak memungkinkan untuk mempersiapkan sebuah hidangan dengan cepat, kecuali jika memasak mie instan. Untuk memasak menu yang lain, maka akan dibutuhkan waktu dan proses yang lama sehingga kita harus bisa bersabar untuk menyantapnya.
Tuhan juga tidak pernah menghendaki anak-anak-Nya memiliki iman seperti mie instan, yaitu langsung tersedia saat meminta. Tuhan kerap mengajarkan tentang kesabaran, usaha yang keras dan juga bertahan dalam setiap proses yang sedang terjadi.
Kualitas hidup kita ditentukan dari seberapa kuat kita menghadapi proses kehidupan yang Tuhan ijinkan untuk kita jalani. Semakin lama kita mengalami gesekan dan mampu menekan emosi, maka kita akan semakin berkilau dalam kesabaran. Kesabaran inilah yang tidak akan ditemukan dalam”iman mie instan”.
Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.
(Amsal 14:29)