Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

04 Agustus 2015

Luar Biasa, Allah Menjadikan Kita Sahabatnya

mu150804_ygterpenting
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya…” (Lukas 18:31).

ALANGKAH luar biasanya Allah mempercayai kita! Apakah Anda berkata, “Tetapi Dia telah “salah” memilihku, karena tidak ada yang baik dalam diriku dan aku tidak berguna”.

Justru itulah sebabnya Dia memilih Anda. Selama Anda menyangka bahwa Anda berharga bagi-Nya, Dia tidak dapat memilih Anda karena Anda mempunyai maksud-maksud sendiri untuk melayani. Akan tetapi, jika Anda mau mempersilakan Dia membawa Anda sampai ke batas akhir pengandalan diri Anda, barulah Dia dapat memilih Anda untuk pergi bersama Dia “ke Yerusalem” (Lukas 18:3 1). Dan itu berarti penggenapan maksud-maksud yang tidak dibahas-Nya dengan Anda.

Kita cenderung berkata bahwa karena seseorang mempunyai kemampuan bawaan/lahiriah, dia akan menjadi orang Kristen yang baik. Masalahnya bukanlah soal “kelengkapan” kita, melainkan kepapaan kita; bukan apa yang kita bawa, melainkan apa yang ditaruhkan Allah ke dalam kita; bukan soal kebaikan lahiriah, atau kekuatan watak, pengetahuan, atau pengalaman — semua itu tidak berguna dalam hal ini. Satu-satunya hal yang berharga ialah diikutsertakan dalam maksud tujuan Allah yang ditetapkan-Nya dan dijadikan sahabat-Nya (lihat 1 Korintus 1:26- 31). Persahabatan Allah adalah dengan orang-orang yang menyadari kepapaanya. Allah tidak dapat melaksanakan apa pun dengan orang yang menyangka dirinya berguna bagi Allah.

Sebagai orang Kristen kita berada disini, didunia ini, bukan sama sekali untuk maksud tujuan kita sendiri, melainkan untuk maksud tujuan Allah. Kita tidak mengetahui apa maksud tujuan Allah yang ditetapkan-Nya yang harus menjadi tujuan kita, tetapi apa pun yang terjadi, kita harus memelihara hubungan kita dengan Dia. Kita tidak boleh membiarkan apa pun merusak hubungan kita dengan Allah. Akan tetapi jika sesuatu merusaknya, kita harus meluangkan waktu untuk langsung membereskannya.

Aspek terpenting dari Kekristenan bukanlah pekerjaan yang kita lakukan, melainkan hubungan yang kita pelihara dan pengaruh ke sekelilingnya serta kualitas yang dihasilkan oleh hubungan itu. Itulah seluruhnya yang Allah minta untuk kita untuk perhatikan, dan justru hal itu pula yang terus-menerus dibawah serangan.