Tahukah
kalian bagaimana kertas Post-it tercipta? Sebenarnya, kertas yang kini populer
sebagai memo pribadi dan antar departemen ini awalnya adalah produk gagal.
Sebuah perusahaan lem sedang berusaha untuk menciptkan lem jenis baru. Namun,
eksperimen mereka gagal. Yang mereka hasilkan justru satu jenis lem yang tidak
bisa melekat kuat di atas lapisan apapun, bahkan kertas pun tidak rusak
karenanya. Produk gagal ini bisa saja dibuang, tetapi seseorang akhirnya
berhasil menjadikannya (batu sandungan) sebagai batu pijakan.
Kegagalan
adalah masa-masa yang tidak menyenangkan. Karena gagal menjadi anggota dewan,
orang bisa jadi gila. Karena gagal dalam percintaan, orang bisa bunuh diri.
Lalu, apakah kegagalan-kegagalan lain yang mungkin kita alami akan membawa kita
pada akhir yang buruk seperti mereka?
Yakub bisa
saja lelah, kesal, mogok ketika Laban sering mencuranginya dan memberikan Lea
bahkan setelah ia bekerja keras 7 tahun lamanya. Tapi, tidak. Ia tahu apa
tujuannya. Yusuf pun bisa saja menghujat Allah karena segala hal buruk yang
dialaminya. Tetapi, tidak.
Ia kenal siapa Allahnya. Meski gagal itu
menyakitkan, kita harus tetap bangkit. Kenanilah Allah dan ingatlah tujuan-Nya
bagi kita; bukan kecelakaan tetapi damai sejahtera (Yeremia 29:11). Kalau kita
meyakini kebenaran ini, tidak ada kegagalan yang dapat menghentikan kita untuk
maju, karena kita tahu, Allah sedang maju dan bekerja bersama-sama kita.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah
turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
(Roma 8:28)