Seorang peternak ingin mempersembahkan satu-satunya sapi yang dimilikinya kepada Tuhan. Istrinya yang mengetahui rencananya itu pun tidak keberatan. Ternyata, kemudian diketahui bahwa sapinya itu mengandung, maka diurungkanlah niatnya itu sampai sapinya melahirkan.
Tidak lama setelah itu, sapi kembar lahir. Si peternak memutuskan untuk mempersembah-kan salah satu anak sapi itu saja kepada Tuhan, meski ia belum memutuskan anak sapi mana yang akan ia persembahkan. Istrinya pun setuju, tetapi peternak itu mengulur waktu lagi sampai anak sapinya cukup dewasa.
Beberapa tahun kemudian, datanglah wabah menjangkit hewan-hewan ternak. Sang istri mengingatkan peternak tu untuk segera membayar nazarnya. Namun, begitu peternak itu tiba di kandang, dilihatnya salah satu anak sapinya mati terkena wabah. Iapun kembali kepada istrinya dan berkata, “Bu, anak sapi yang mau kupersembahkan kepada Tuhan ternyata sudah mati kena penyakit.”
Sebagai anak-anak Tuhan, jangan sampai kita seperti peternak yang selalu menunda-nunda keinginan baiknya (apalagi yang berhubungan denga perkara-perkara rohani) itu sampai akhirnya kita tidak melakukannya sama-sekali. Kalau Tuhan menghendaki kita memberi, berkorban, atau bertindak, maka lakukanlah dengan segera. Kesempatan yang sama tidak akan datang dua kali, panggilan yang sama mungkin tidak akan kita dengar lagi.
Abraham dan Daud adalah dua dari sekian banyak orang yang rindu selalu menyenangkan Tuhan dan melakukan kehendak-Nya sehingga Tuhan mau memakai serta memelihara hidup mereka.
Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatupun yang baik.
Mazmur 34:11
