Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

15 September 2015

Akar Dosa: Kesombongan, Kesia-siaan dan Sensualitas

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Engkau sudah ada di jalan yang benar. Suatu program hidup tak ada artinya (sekurang-kurangnya nyaris tak ada artinya) tanpa kita mengenali akar dosa kita. Terkecuali kita memahami dinamisme yang mendasari kesalahan-kesalahan dan kejatuhan-kejatuhan yang kerap kita alami, kita tak akan pernah dapat mengatasinya secara cerdik. Halnya seperti berkebun. Apabila kita hendak mengenyahkan rumput-tumput liar, kita tak dapat sekedar mencabut batang-batangnya; kita harus memberantas hingga ke akar-akarnya. Jika tidak, kemajuan yang dicapai hanya bertahan sebentar dan tak kokoh, dan cepat atau lambat frustasi akan muncul.

Dalam upaya mengenali akar dosa, kebijaksanaan Gereja amatlah bermanfaat. Sepanjang abad-abad yang lewat, para penulis rohani telah mengenali tiga akar dosa yang mungkin. Akan tetapi, sebelum saya menjabarkannya, perlulah disampaikan satu klarifikasi. Semua kita, karena kodrat manusia kita yang rusak, mempunyai kecenderungan-kecenderungan dosa yang berhubungan dengan ketiga akar dosa itu. Mengatakan bahwa kita mempunyai suatu “akar dosa” berarti bahwa bagi tiap-tiap kita, satu dari ketiga akar dosa itu lebih dominan; lebih kuat dari yang lainnya dan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam perilaku kita sehari-hari.

Inilah ketiga akar dosa yang mungkin: kesombongan, kesia-siaan dan sensualitas. Kesombongan, dalam makna ini, menunjuk pada suatu kelekatan tak teratur pada keunggulan diri sendiri. Orang yang sombong cenderung mencari makna dan kepenuhan hidup dalam prestasi dan pencapaian mereka sendiri. Kesia-siaan adalah suatu kelekatan tak teratur pada pengakuan orang lain. Orang dengan akar dosa ini cenderung mencari makna dan kepenuhan hidup dalam dihargai dan disukai orang lain. Sensualitas adalah suatu kelekatan tak teratur pada kenyamanan, kemudahan dan kenikmatan. Orang sensual cenderung mencari makna dan kepenuhan hidup dalam cari enaknya dan sekedar menikmati hidup. Perhatikan bahwa masing-masing akar dosa ini merupakan suatu kelekatan tak teratur pada sesuatu. Sesuatu itu sendiri - prestasi, relasi dan kesenangan - tidaklah jahat. Masalah timbul ketika kita mencari makna dan kepenuhan hidup dalam realita-relaita ciptaan yang sementara itu. Sesungguhnya, kita diciptakan dan dipanggil untuk mencari makna dan kepenuhan hidup kita hanya dalam Allah saja, dalam hubungan yang semakin akrab mesra dengan-Nya. Prestasi, relasi dan kesenangan hendaknya diarahkan dan ditujukan pada prinsip dan dasar hidup kita. Sebagaimana dinyatakan dalam Katekismus Gereja Katolik, #27:

“Kerinduan akan Allah sudah terukir dalam hati manusia karena manusia diciptakan oleh Allah dan untuk Allah. Allah tidak henti-hentinya menarik dia kepada Diri-Nya. Hanya dalam Allah manusia dapat menemukan kebenaran dan kebahagiaan yang dicarinya terus-menerus.”

Di samping itu, adalah penting menyadari bahwa masing-masing kita mempunyai kecenderungan yang muncul dari kesombongan, kesia-siaan dan sensualitas. Tak seorang pun dari kita terbebas darinya, sebab kita semua telah mewarisi kodrat manusia yang rusak. Namun demikian, dalam masing-masing kita, satu dari ketiganya pada umumnya lebih dominan. Jika kita dapat mengenali yang manakah itu, kita dapat terlebih baik dalam mengarahkan upaya kita untuk bertumbuh secara rohani; kita dapat berjuang untuk mengembangkan keutamaan-keutamaan yang menindas penyebab, akar, dari kejatuhan-kejatuhan dan kesalahan-kesalahan kita. Kita dapat mengenali akar dosa ini, yang juga disebut “cacat dominan” oleh sebagian para penulis rohani, dengan melihat manifestasi umum dari masing-masing akar dosa. Manifestasi yang paling kuat dalam hidupmu dapat memberimu petunjuk akan akar dosamu.

Di bawah ini terdapat suatu daftar dari manifestasi umum ketiga akar dosa ini. Bacalah sekali dengan cepat dan buatlah catatan pada manifestasi yang paling menjadi cirimu. Kalian akan mendapati bahwa terkadang kalian jatuh dalam semua manifestasi itu, tetapi beberapa manifestasi akan muncul sebagai yang teristimewa umum atau kuat dalam hidupmu. Yang manapun dari ketiga akar dosa yang paling banyak manifestasinya, kemungkinan besar, itulah akar dosamu. Sementara kalian mengerjakan latihan ini, mungkin kalian akan mendapatinya lebih sulit dari yang kalian pikirkan. Itu karena pengetahuan mengenai diri sendiri dapat menjebak. Dan itulah yang menjadi salah satu alasan paling mendesak untuk mendapatkan seorang pembimbing rohani guna membantu kita obyektif dalam perkembangan rohani kita. Saya berharap kalian terus mencari, dan berdoa agar kiranya Allah membimbingmu mendapatkan seorang pembimbing rohani.  

Manifestasi Umum Kesombongan:
  terlalu tinggi menilai diri sendiri
  jengkel terhadap mereka yang menentangku, tidak membiarkan diriku dibantah
  marah jika caraku tidak tercapai atau aku tidak diperhitungkan
  mudah mengkritik, menjatuhkan orang, bergosip tentang mereka
  lambat mengenali kesalahanmu sendiri, atau melihat bahwa aku menyakiti yang lain, dan tak mampu meminta dan memberi pengampunan
  marah jika yang lain tak berterimakasih atas bantuanku
  enggan melayani, memberontak terhadap apa yang tidak aku sukai
  tak sabar, ambil jarak, kasar dalam hubunganku sehari-hari dengan sesama
  berpikir bahwa akulah satu-satunya yang tahu bagaimana melakukan hal yang benar, enggan menerima pertolongan orang lain
  besar kepala atas kecemerlangan dan kepandaianku sendiri, mengacuhkan apa yang tak aku mengerti atau apa yang dipandang secara berbeda oleh orang lain
  tak merasa membutuhkan Allah, meski aku memanjatkan doa-doa
  menyimpan dendam, bahkan dalam perkara-perkara kecil
  tak pernah mentaati perintah
  tak fleksibel dalam preferensi
  senantiasa menomorsatukan diriku dan perkara-perkaraku, acuh terhadap yang lain dan kebutuhan mereka, enggan bersusah-payah menolong mereka
  memusatkan segalanya (pembicaraan, pilihan…) pada diriku dan seleraku
  perhitungan dalam hubunganku dengan Allah dan dengan sesama


Manifestasi Umum Kesia-siaan:

  senantiasa mencari sanjungan dan pujian, gelisah bila tak mendapatkannya
  perhatian berlebihan pada penampilan fisik
  dikendalikan oleh pendapat orang lain, dan bukan oleh prinsip (ini terkadang disebut “hormat manusia”)
  peduli akan penampilan di hadapan yang lain
  mengurbankan prinsip demi dapat diterima
  terlalu menjunjung tinggi popularitas dan pengakuan
  mudah patah semangat dalam kegagalan
  senang mendengar gosip dan kegagalan orang lain
  senantiasa ingin menjadi pusat perhatian, terkadang dengan memutarbalikkan kebenaran, atau terang-terangan berbohong, atau menggunakan kata-kata pedas demi mendapatkannya

Manifestasi Umum Sensualitas:

  malas
  selalu memilih yang paling nyaman, yang membutuhkan paling sedikit usaha
  tak bersedia bersusah-payah bagi yang lain
  menunda-nunda, semuanya dilakukan pada menit terakhir
  berkeluh-kesah, berlebihan dalam menanggapi ketidaknyamanan yang remeh
  tak mau berkorban
  tak ikut ambil bagian dalam pekerjaan di rumah
  selalu mengharap orang lain melayaniku
  perilaku dan keputusan ditentukan oleh perasaan dan mood, bukan oleh prinsip-prinsip
  banyak melamun dengan diriku sendiri sebagai pusatnya
  tak dapat mengendalikan pikiran-pikiranku apabila itu memikatku, meski jika pikiran-pikiran itu tidak baik
  melakukan hanya apa yang aku suka (pilih-pilih makanan, pekerjaan, dll)
  keingintahuan yang besar dan tak terkendali, ingin melihat serta mengalami semua dan segala kesenangan
  hasrat dan dorongan hatiku mengesampingkan apa yang aku tahu sebagai benar atau salah
  melampiaskan perasaan-perasaanku (frustasi, hasrat, …) tanpa mengindahkan hati nurani, Tuhan maupun sesama
  hanya bergaul dengan mereka yang aku sukai, mudah tersinggung
  plin-plan dan tidak teguh
  tidak pernah dapat menyelesaikan apa yang aku mulai