Engkau sudah ada di jalan yang benar. Suatu program hidup tak ada artinya (sekurang-kurangnya nyaris tak ada artinya) tanpa kita mengenali akar dosa kita. Terkecuali kita memahami dinamisme yang mendasari kesalahan-kesalahan dan kejatuhan-kejatuhan yang kerap kita alami, kita tak akan pernah dapat mengatasinya secara cerdik. Halnya seperti berkebun. Apabila kita hendak mengenyahkan rumput-tumput liar, kita tak dapat sekedar mencabut batang-batangnya; kita harus memberantas hingga ke akar-akarnya. Jika tidak, kemajuan yang dicapai hanya bertahan sebentar dan tak kokoh, dan cepat atau lambat frustasi akan muncul.
Dalam upaya mengenali akar dosa, kebijaksanaan Gereja amatlah bermanfaat. Sepanjang abad-abad yang lewat, para penulis rohani telah mengenali tiga akar dosa yang mungkin. Akan tetapi, sebelum saya menjabarkannya, perlulah disampaikan satu klarifikasi. Semua kita, karena kodrat manusia kita yang rusak, mempunyai kecenderungan-kecenderungan dosa yang berhubungan dengan ketiga akar dosa itu. Mengatakan bahwa kita mempunyai suatu “akar dosa” berarti bahwa bagi tiap-tiap kita, satu dari ketiga akar dosa itu lebih dominan; lebih kuat dari yang lainnya dan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam perilaku kita sehari-hari.
Inilah ketiga akar dosa yang mungkin: kesombongan, kesia-siaan dan sensualitas. Kesombongan, dalam makna ini, menunjuk pada suatu kelekatan tak teratur pada keunggulan diri sendiri. Orang yang sombong cenderung mencari makna dan kepenuhan hidup dalam prestasi dan pencapaian mereka sendiri. Kesia-siaan adalah suatu kelekatan tak teratur pada pengakuan orang lain. Orang dengan akar dosa ini cenderung mencari makna dan kepenuhan hidup dalam dihargai dan disukai orang lain. Sensualitas adalah suatu kelekatan tak teratur pada kenyamanan, kemudahan dan kenikmatan. Orang sensual cenderung mencari makna dan kepenuhan hidup dalam cari enaknya dan sekedar menikmati hidup. Perhatikan bahwa masing-masing akar dosa ini merupakan suatu kelekatan tak teratur pada sesuatu. Sesuatu itu sendiri - prestasi, relasi dan kesenangan - tidaklah jahat. Masalah timbul ketika kita mencari makna dan kepenuhan hidup dalam realita-relaita ciptaan yang sementara itu. Sesungguhnya, kita diciptakan dan dipanggil untuk mencari makna dan kepenuhan hidup kita hanya dalam Allah saja, dalam hubungan yang semakin akrab mesra dengan-Nya. Prestasi, relasi dan kesenangan hendaknya diarahkan dan ditujukan pada prinsip dan dasar hidup kita. Sebagaimana dinyatakan dalam Katekismus Gereja Katolik, #27:
“Kerinduan akan Allah sudah terukir dalam hati manusia karena manusia diciptakan oleh Allah dan untuk Allah. Allah tidak henti-hentinya menarik dia kepada Diri-Nya. Hanya dalam Allah manusia dapat menemukan kebenaran dan kebahagiaan yang dicarinya terus-menerus.”
Di samping itu, adalah penting menyadari bahwa masing-masing kita mempunyai kecenderungan yang muncul dari kesombongan, kesia-siaan dan sensualitas. Tak seorang pun dari kita terbebas darinya, sebab kita semua telah mewarisi kodrat manusia yang rusak. Namun demikian, dalam masing-masing kita, satu dari ketiganya pada umumnya lebih dominan. Jika kita dapat mengenali yang manakah itu, kita dapat terlebih baik dalam mengarahkan upaya kita untuk bertumbuh secara rohani; kita dapat berjuang untuk mengembangkan keutamaan-keutamaan yang menindas penyebab, akar, dari kejatuhan-kejatuhan dan kesalahan-kesalahan kita. Kita dapat mengenali akar dosa ini, yang juga disebut “cacat dominan” oleh sebagian para penulis rohani, dengan melihat manifestasi umum dari masing-masing akar dosa. Manifestasi yang paling kuat dalam hidupmu dapat memberimu petunjuk akan akar dosamu.
Di bawah ini terdapat suatu daftar dari manifestasi umum ketiga akar dosa ini. Bacalah sekali dengan cepat dan buatlah catatan pada manifestasi yang paling menjadi cirimu. Kalian akan mendapati bahwa terkadang kalian jatuh dalam semua manifestasi itu, tetapi beberapa manifestasi akan muncul sebagai yang teristimewa umum atau kuat dalam hidupmu. Yang manapun dari ketiga akar dosa yang paling banyak manifestasinya, kemungkinan besar, itulah akar dosamu. Sementara kalian mengerjakan latihan ini, mungkin kalian akan mendapatinya lebih sulit dari yang kalian pikirkan. Itu karena pengetahuan mengenai diri sendiri dapat menjebak. Dan itulah yang menjadi salah satu alasan paling mendesak untuk mendapatkan seorang pembimbing rohani guna membantu kita obyektif dalam perkembangan rohani kita. Saya berharap kalian terus mencari, dan berdoa agar kiranya Allah membimbingmu mendapatkan seorang pembimbing rohani.
Manifestasi Umum Kesombongan:
Manifestasi Umum Kesia-siaan:
Manifestasi Umum Sensualitas: