Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras, “Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Apakah engkau datang untuk membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus membentaknya, “Diam, keluarlah dari dia!” Setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari dia dan sama sekali tidak menyakitinya. Semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, “Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar.” Lalu tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu. (Luk 4:31-37)
Bacaan Pertama: 1 Tes 5:1-6,9-11; Mazmur Tanggapan: Mzm 27:1,4,13-14
Pelayanan Yesus menyangkut baik pengajaran dan juga peragaan kuat-kuasa-Nya. Yesus mewartakan kebenaran sehingga dengan demikian kita dapat mulai memahami-Nya dan misi-Nya. Yesus juga memperagakan kuat-kuasa-Nya (bukan untuk pamer) sehingga dengan demikian kita mempunyai bukti yang berwujud bahwa Allah sungguh ingin bekerja dalam hidup kita guna membebaskan kita dari dosa, sakit-penyakit, dan kematian/maut. Kasih Yesus sungguh mencakup segenap aspek hidup kita. Dia ingin agar kita melihat kuat-kuasa-Nya dimanifestasikan dengan cara-cara yang sangat riil dan praktis!
Orang-orang Kapernaum sungguh dibuat takjub dan terkesima oleh otoritas yang dimiliki Yesus, baik dalam ucapan kata-kata maupun tindakan-tindakan-Nya (Luk 4:32,36). Marilah kita membayangkan seakan kita adalah penduduk Kapernaum yang hadir mendengarkan khotbah Yesus yang menawan hati. Yesus berbicara dengan kuat-kuasa yang mampu menarik orang-orang untuk datang kepada-Nya dan merasa bahwa mereka dapat mempercayai-Nya. Ketika Yesus menghardik dan mengusir roh jahat itu, kata-kata yang diucapkan-Nya sungguh memiliki otoritas guna memaksa roh-roh jahat tersebut pergi dari orang yang dirasukinya. Mengapa Yesus memiliki otoritas sedemikian? Dari mana datangnya otoritas tersebut? Sepanjang Injilnya, Lukas menekankan ketergantungan Yesus kepada Bapa dalam doa-doa-Nya, dan keterbukaan-Nya bagi kuat-kuasa Roh Kudus. Karena disposisi-Nya yang penuh kerendahan hati, Yesus mampu untuk menjadi saluran sempurna dari kuat-kuasa Allah untuk menyelamatkan.
Bacaan Pertama: 1 Tes 5:1-6,9-11; Mazmur Tanggapan: Mzm 27:1,4,13-14
Pelayanan Yesus menyangkut baik pengajaran dan juga peragaan kuat-kuasa-Nya. Yesus mewartakan kebenaran sehingga dengan demikian kita dapat mulai memahami-Nya dan misi-Nya. Yesus juga memperagakan kuat-kuasa-Nya (bukan untuk pamer) sehingga dengan demikian kita mempunyai bukti yang berwujud bahwa Allah sungguh ingin bekerja dalam hidup kita guna membebaskan kita dari dosa, sakit-penyakit, dan kematian/maut. Kasih Yesus sungguh mencakup segenap aspek hidup kita. Dia ingin agar kita melihat kuat-kuasa-Nya dimanifestasikan dengan cara-cara yang sangat riil dan praktis!
Orang-orang Kapernaum sungguh dibuat takjub dan terkesima oleh otoritas yang dimiliki Yesus, baik dalam ucapan kata-kata maupun tindakan-tindakan-Nya (Luk 4:32,36). Marilah kita membayangkan seakan kita adalah penduduk Kapernaum yang hadir mendengarkan khotbah Yesus yang menawan hati. Yesus berbicara dengan kuat-kuasa yang mampu menarik orang-orang untuk datang kepada-Nya dan merasa bahwa mereka dapat mempercayai-Nya. Ketika Yesus menghardik dan mengusir roh jahat itu, kata-kata yang diucapkan-Nya sungguh memiliki otoritas guna memaksa roh-roh jahat tersebut pergi dari orang yang dirasukinya. Mengapa Yesus memiliki otoritas sedemikian? Dari mana datangnya otoritas tersebut? Sepanjang Injilnya, Lukas menekankan ketergantungan Yesus kepada Bapa dalam doa-doa-Nya, dan keterbukaan-Nya bagi kuat-kuasa Roh Kudus. Karena disposisi-Nya yang penuh kerendahan hati, Yesus mampu untuk menjadi saluran sempurna dari kuat-kuasa Allah untuk menyelamatkan.
Karena Yesus telah mencurahkan Roh-Nya ke dalam hati kita, maka kita pun dapat mengenal otoritas atas dosa dan kegelapan. Kita dapat mengenal kuat-kuasa dari kata-kata Yesus guna memperlunak hati kita dan membuat kita menjadi saluran-saluran rahmat-Nya bagi orang-orang lain. Selagi kita tetap berada dekat Yesus melalui doa dan ketaatan yang penuh kerendahan hati, maka kita memperkenankan Roh Kudus untuk membentuk karakter Kristus sendiri dalam diri kita. Kita dapat menjadi serupa dengan Yesus dan melakukan hal-hal sama seperti yang telah dilakukan-Nya! “Kisah para Rasul” berisikan cerita-cerita para murid Yesus yang terdiri dari orang-orang yang biasa-biasa saja, yang mampu melakukan hal-hal luarbiasa karena iman mereka kepada Yesus dan hasrat mereka untuk menyebar-luaskan Injil-Nya.
Allah hanya meminta kita supaya menyerahkan hidup kita kepada Putera-Nya dan dengan rendah hati memperkenankan Roh Kudus bekerja melalui diri kita. Dengan demikian Ia dapat mencurahkan kuat-kuasa-Nya ke dalam diri kita sehingga dengan demikian kita dapat mengalami otoritas-Nya dalam hidup kita dan mendatangkan sukacita dan hidup yang sama kepada orang-orang lain. Ia ingin melakukan hal ini bagi kita semua.
Allah hanya meminta kita supaya menyerahkan hidup kita kepada Putera-Nya dan dengan rendah hati memperkenankan Roh Kudus bekerja melalui diri kita. Dengan demikian Ia dapat mencurahkan kuat-kuasa-Nya ke dalam diri kita sehingga dengan demikian kita dapat mengalami otoritas-Nya dalam hidup kita dan mendatangkan sukacita dan hidup yang sama kepada orang-orang lain. Ia ingin melakukan hal ini bagi kita semua.
DOA:
Tuhan Yesus, kami bergembira dalam otoritas yang Kaumiliki dan kami kagum atas hasrat-Mu untuk memberikan otoritas yang sama kepada kami melalui Roh Kudus-Mu. Tolonglah kami agar dapat tetap rendah hati setiap hari selagi kami belajar menjadi lebih dekat lagi dengan-Mu. Yesus, kami bertekad untuk menjadi murid-murid-Mu yang setia.
Amin.