Rasul Yohanes
adalah murid yang dikenal sebagai murid yang dikasihi Yesus. Sejarah
memperkirakan bahwa di antara semua rasul, Yohanes adalah rasul yang hidup
paling lama. Yakobus, saudaranya, beserta 10 rasul lainnya konon mati syahid,
tetapi Yohanes masih mendapat kasih karunia untuk memimpin jemaat setelah pembuangannya
ke Pulau Patmos dan hidup di usia tuanya.
Sebagai seorang
sokoguru jemaat, Yohanes selalu berbicara tentang kasih dan mengingatkan jemaat
untuk hidup dalam kasih. Fakta yang sebenarnya cukup menarik jika terkait
dengan masa lalunya, karena Yesus pernah memberi ia dan Yakobus, saudaranya,
nama Boanerges (anak-anak guruh). Banyak yang meyakini bahwa nama itu diberikan
karena cinta, keteguhan, dan kuasa mereka yang meledak-ledak terhadap
pemberitaan Injil, juga karena keberanian mereka dalam menentang musuh-musuh
Kristus (Lukas 9:54 menulis permintaan Yohanes dan Yakobus untuk menurunkan api
dari langit untuk membinasakan suatu desa orang Samaria karena mereka menolak
Yesus).
Hidup bersama Yesus
selama setidaknya tiga setengah tahun telah membentuk Yohanes sebagai orang
yang cukup fanatik terhadap Kristus. Tetapi menjadi saksi kehidupan serta
kematian Yesus juga telah membentuk Yohanes menjadi orang yang mengedepankan
kasih, terlepas dari apa yang pernah terjadi di Lukas 9:54. Dalam surat-suratnya,
ia berulang kali mengingatkan kita untuk hidup dalam kasih, bukan karena alasan
lain, tetapi karena memang itulah yang harus dilakukan oleh mereka yang percaya
kepada Yesus. Kalau kita juga percaya kepada Yesus, maka kita pun harus
mengizinkan pengenalan kita akan Yesus mengubah kita untuk hidup sama seperti
Kristus hidup, yaitu mengasihi sesama.
Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah
adalah kasih.
1 Yohanes 4:8