Yeremia adalah satu dari sekian banyak nabi-nabi besar. Sebagai nabi yang dipanggil Allah, ia menerima tugas yang sangat berat. Ia harus menyampaikan pesan serta penghukuman Allah atas umat-Nya, dan untuk melakukannya, ada resiko besar yang harus dihadapinya. Ia mungkin akan dimusuhi banyak orang, hidupnya mungkin tidak akan tenang karena ia harus menjadi pelarian. Tidak heran, jika awalnya Yeremia menolak tugas ini. Dengan sopan, ia berusaha mencari alasan supaya bukan dia yang menerima tugas itu.
Kita yang diciptakan untuk pekerjaan baik Allah memang diberi kehendak bebas untuk memutuskan apakah kita akan menerima atau menolak tugas tersebut. Kita punya banyak kesempatan untuk mencari-cari alasan supaya Allah memakai orang lain dan bukan kita. “Aku masih muda,” “aku tidak pandai bicara,” “aku tidak cakap,” dan seterusnya. Daftar ini bisa saja tidak berhenti di sini, karena mencari-cari alasan itu mudah dan sudah umum. Tetapi cara kerja Allah tidak berhenti di situ. Ia memberi kita kehendak bebas tetapi juga memberitahu kita akibat dari kehendak bebas kita. Jika kita menerima tugas itu, upah kita sudah tersedia sorga. Sebaliknya, jika kita menolak tugas itu, upah kita juga sudah tersedia, penghukuman. Penghukuman karena apa? Karena kita sudah tahu apa yang benar, tetapi tidak melakukannya.
Allah memberitahu Yeremia tentang kedua akibat ini, dan Ia berjanji kepadanya bahwa jika Ia memilih untuk melakukan tugas itu, Allah akan menyertainya sampai akhir. Allah yang sama juga berjanji kepada kita bahwa ketika kita bersedia untuk turut dalam rencana-Nya, Ia akan beserta kita hingga akhir.
Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” Maka aku menjawab: “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.” Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.
(Yeremia 1:5-7)