Chen She Chu adalah
seorang pedagang sayur-mayur di sebuah daerah di Tenggara Taiwan. Ia bukan
seorang dengan pendidikan tinggi, seorang yang mempunyai kedudukan di
masyarakat, tidak juga seorang konglomerat dengan harta berlimpah. Akan tetapi,
ia dicatat sebagai satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia, sejajar
dengan Bill Clinton (mantan presiden Amerika Serikat) dan Jet Li (aktor
terkenal China). Memang, apa yang sudah dilakukannya?
Selama 17 tahun
terakhir hidupnya, Chen sudah menyumbangkan kurang lebih 2,8 miliar rupiah ke
panti-panti dan yayasan-yayasan sosial. Ia melakukannya karena menurutnya uang
akan berguna di tangan mereka yang benar-benar membutuhkannya. Kesetiaan,
kemurahan, dan kebaikan hatinya telah membuatnya tercatat sebagai salah satu
pahlawan Asia, meski sebenarnya ia merasa bahwa apa yang dilakukannya bukanlah
suatu hal yang perlu disebarluaskan ataupun dikonteskan.
Orang cenderung
berpikir untuk melakukan sesuatu yang besar bila mereka sudah menjadi “besar”.
Kalau saya sudah punya pekerjaan tetap, kalau saya sudah mendapatkan gaji
sekian, kalau saya sudah kaya… baru saya akan memberi, baru saya akan
menyumbang, atau baru saya akan melakukan hal baik ini dan itu. Tapi, Chen
membuktikan kepada kita bahwa melakukan kebaikan tidak perlu menunggu waktu
yang tepat, karena setiap saat adalah kesempatan untuk berbuat baik. Chen juga
mengingatkan kita untuk berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan, karena imbalan
bagi mereka yang senang berbuat baik adalah kebahagiaan illahi karena berbuat baik.
Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup
kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan,
kehormatan, dan ketidakbinasaan.
Roma 2:6-7