Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

06 Mei 2015

Yesus Sebagai Pusat Kehidupan Kita

 (Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan V Paskah – Rabu, 6 Mei 2015)
http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara seiman di situ, “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.” Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya  ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan persoalan itu.
Mereka diantara oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria dan menceritakan tentang pertobatan orang-orang bukan Yahudi. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara seiman di situ. Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka. Tetapi beberapa orang dari aliran Farisi, yang telah menjadi percaya, berdiri dan berkata, “Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.” (Kis 15:1-6) 
Mazmur Tanggapan: Mzm 122:1-5; Bacaan Injil: Yoh 15:1-8
Pada waktu orang-orang non-Yahudi (baca: kafir) menerima Injil Yesus Kristus, maka Gereja Perdana – yang pada awal mulanya adalah Gereja untuk umat Kristiani yang berasal dari orang-orang beragama Yahudi – harus bergumul dengan suatu isu yang barangkali tidak diharap-harapkan oleh kebanyakan di antara mereka. Apakah hubungan antara mengikuti Hukum Musa dan mengikut Yesus? Pertanyaan tersebut cukup rumit, bukan? Bacaan di atas membuktikannya: soal sunat!
Sekelompok umat Kristiani mempunyai keyakinan bahwa para pengikut Yesus harus melanjutkan kepatuhan mereka kepada Hukum yang diberikan Allah melalui Musa. Mereka bersikukuh bahwa persyaratan ini berlaku tidak hanya bagi orang-orang Yahudi, melainkan juga bagi orang-orang kafir yang ingin bergabung dengan Gereja. Orang-orang Kristiani ex-Yahudi ini tidak mengklaim bahwa mereka dapat memperoleh keselamatan dengan mematuhi Hukum Musa. Tetapi, mereka melihat ketaatan kepada Hukum Musa sebagai suatu cara untuk menanggapi intervensi Allah dalam kehidupan mereka. Allah telah menjalin relasi dengan mereka, dan memelihara Hukum-Nya adalah cara sentral mereka mempertahankan relasi itu. Dengan demikian, orang-orang Kristiani ex Yahudi ini berpikir bahwa Hukum harus tetap sentral dalam tanggapan umat terhadap Allah – bahkan setelah kedatangan Yesus dan perjanjian baru dalam darah-Nya.
http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/Di lain pihak, ada juga orang-orang Kristiani ex Yahudi – seperti Paulus dan Barnabas – yang menolak pemikiran/pandangan dari kelompok yang disebutkan di atas. Bagi kelompok kedua, Hukum tidak boleh lagi menjadi pusat relasi kita dengan Allah: Yesus-lah yang harus menjadi pusat! Tentu Hukum harus tetap menjadi panduan bagi kita untuk mengetahui yang mana yang benar dan mana yang salah. Namun sekarang tanggapan kita terhadap Allah haruslah terfokus pada upaya mengikuti jejak Kristus. Kita harus berelasi dengan Allah terutama dengan memberikan hidup kita kepada Yesus, dengan mengenal Dia dalam doa-doa dan pembacaan serta permenungan sabda-Nya dalam Kitab Suci, …… dan juga menaruh perhatian secara khusus pada ajaran-Nya.
Konflik sehubungan dengan Hukum Musa dalam Gereja telah diselesaikan berabad-abad lalu, namun pertanyaan tentang pusat dari kehidupan kita tetap merupakan pertanyaan yang paling penting yang harus kita hadapi. Apakah yang menjadi fokus sentral dalam hidup kita? Ketaatan lahiriah sedetil-detilnya kepada Hukum-kah? Ataukah …… menerima kasih Yesus dan membalasnya dengan mengasihi-Nya melalui penyembahan kepada-Nya dalam doa-doa pribadi atau dalam liturgi; dalam ketaatan dan pelayanan kepada-Nya?
Bagaimana kita dapat mendengarkan Yesus dengan cara yang paling baik, mempercayakan diri kita kepada tangan-tangan kasih-Nya, dan mengikuti sabda-Nya? Biarlah hal ini menjadi pertanyaan yang harus kita gumuli dalam hidup kita sekarang.
DOA: Tuhan Yesus, aku sungguh menginginkan Engkau sebagai pusat hidupku. Tolonglah aku agar dapat mendengar suara-Mu dan setia mengikuti jejak-Mu. Amin.