Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

08 Mei 2015

Aku Sahabat Tuhanku

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/


OFMCap.: Beato Yeremias dr Salakhia

Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada ini, yakni seseorang memberikan nyawanya demi sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku  tidak menyebut  kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang terhadap yang lain. (Yoh 15:12-17)

Bacaan Pertama: Kis 15:22-31; Mazmur Tanggapan: Mzm 57:8-12 

“Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” (Yoh 15:12). 


Dalam keseluruhan ajaran-Nya, Yesus memberi jaminan kepada kita akan kasih-Nya bagi kita. Yesus memerintahkan kita untuk saling mengasihi, sebagaimana Bapa mengasihi-Nya dan Ia mengasihi kita. Bagaimana Yesus mengasihi kita? Dia mengesampingkan kemuliaan-Nya dan menjadi seorang manusia. Dia mensyeringkan rahasia-rahasia hati Allah kepada kita semua. Secara all out Yesus melayani orang-orang: menyembuhkan mereka yang sakit kusta, buta dll. Ia memberitakan Kabar Baik kepada orang-orang miskin dan memberi makan kepada orang-orang yang lapar. Yesus malah tidak mempunyai waktu atau ruang pribadi bagi diri-Nya sendiri, bahkan tidak mempunyai sedikit waktu untuk beristirahat/tidur. Hari demi hari Yesus “melepaskan” hidup-Nya agar dengan demikian kita mengetahui dan mengenal pengampunan dari Allah.

Dengan perkataan lain, Yesus mengasihi kita lewat pengampunan yang diberikan-Nya kepada kita. Segalanya terdengar sederhana, bukan? Itulah sebabnya mengapa kita harus mengasihi orang lain juga – dengan mengampuni mereka. Sederhana terdengarnya, namun …… tidak mudah untuk melaksanakannya. Pengampunan Yesus senantiasa tanpa syarat. Yesus mau mengampuni kita, bahkan ketika kita belum mau mengakui luka yang disebabkan oleh kesalahan/dosa kita dan mengakui kebutuhan kita akan pengampunan. Mengampuni seturut cara Yesus berarti menyerahkan hidup/nyawa kita: menyerahkan hak kita akan keadilan, bahkan menyerahkan hak untuk membalas dendam.

Bagaimana pun sulitnya bagi kita untuk mengampuni orang yang telah bersalah kepada kita, hal tersebut bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Karena Dia telah mengasihi kita terlebih dahulu, maka Yesus memampukan kita untuk melakukan hal yang sama kepada orang-orang lain. Semakin banyak yang kita upayakan dalam hal ini, semakin banyak pula kita akan mengalami rahmat-Nya mengalir seperti arus air sungai yang deras!

Marilah kita memeriksa apa yang terjadi dengan relasi dalam hidup kita di mana pengampunan tidak diberi tempat samasekali. Bukankah para malaikat akan bersukacita apabila pintu bendungan kemarahan dan penolakan kita dibuka sedikit agar  memungkinkan adanya aliran pengampunan? Kita kiranya tidak perlu menunggu sampai kita mengalahkan setiap inci dari akar kepahitan yang terpendam dalam hati kita; yang penting kita harus mengambil langkah untuk memulai.

Saudari dan Saudaraku yang terkasih, pada hari ini marilah kita mengambil langkah awal untuk mengampuni seseorang yang menurut kita (anda dan saya) sangat sulit untuk diampuni. Dalam doa, marilah kita mengungkapkan isi hati kita dengan mengatakan kepada Tuhan bahwa kita mau mengampuni orang itu. Memang kelihatannya belum/tidak ada apa pun dalam diri kita yang telah mengalami perubahan, namun kebenarannya adalah bahwa tembok kekerasan dan balas dendam akan mulai mengalami keruntuhan. Pemikiran-pemikiran yang berisi penolakan memang membutuhkan waktu lama sebelum sungguh-sungguh hilang. Namun, kita harus dengan konsisten tetap mengampuni dan tetap memohon rahmat Allah agar dapat mengampuni lebih dan lebih lagi. Kita sungguh harus berkomitmen untuk terus mengampuni setiap hari, mulai hari ini sampai hari Pentakosta nanti. Sementara itu Yesus akan mengikis luka-luka batin kita, lapis demi lapis dan akan membawa kesembuhan dan damai sejahtera kepada kita masing-masing.

DOA: 
Yesus, Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Aku sungguh ingin mengasihi seperti Engkau mengasihi diriku. Sentuhlah hatiku pada hari ini dan buatlah diriku agar sungguh–sungguh memiliki kehendak untuk mengampuni dengan lebih mendalam. Terpujilah nama-Mu selalu, ya Tuhan Yesus. Amin.