St. Bernardus dr Montjoux; St. Germanus dr Paris
Bacaan I: Sir. 42:15-25
Mazmur: 33:2-3.4-5.6-7.8-9; R: 6a
Bacaan Injil: Mrk. 10:46-52
Pada sustu hari, tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!” Lalu Yesus berhenti dan berkata: “Panggillah dia!” Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: “Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: “Rabuni, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Renungan
Setelah cukup lama berjalan, melihat pekerjaan dan mendengar Sabda-Nya, para Rasul masih saja belum bisa ‘melihat’ siapa itu Yesus. Mereka belum juga sadar bahwa Yesus adalah Mesias, Putra Allah yang datang untuk menyelamatkan dunia. Kerdilnya iman dan pengenalan mereka dikritisi oleh Bartimeus.
Bartimeus adalah antitesa ‘kebutaan’ para Rasul. Dalam segala keterbatasannya, ia mampu mengenali Yesus sebagai Anak Daud, Guru dan Mesias. Imannya ini memberanikan dia untuk terus berseru tanpa malu. Ia pun rela membuang jubahnya, harta satu-satunya untuk melindunginya dari debu, panas dan dinginnya malam, ketika Yesus memanggilnya. Iman itu berhasil menggerakkan kerahiman Tuhan. Dan setelah penglihatannya pulih, ia mengikuti Yesus tanpa syarat, ke Yerusalem sekalipun. Bartimeus mengajarkan kita bagaimana cara terbaik untuk mengenali Yesus, yakni berdoa tanpa henti dan berani meninggalkan segalanya; memberikan diri seutuhnya untuk dibentuk, dididik dan dipakai Tuhan sebagai alat-Nya.
Tuhan Yesus Kristus, sembuhkanlah kami: orang buta, orang congkak hati. Dari mati, hidupkanlah kami, dari dosa bersihkanlah kami. Biarlah kami menjadi tanda kemuliaan-Mu di sepanjang hidup ini dan terpujilah Nama Yesus, sekarang dan selama-lamanya
Amin.