Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

18 Mei 2015

Sabun Mandi

Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. (Filipi 1:5)

Bersama para pendeta pendahulu di jemaat itu, saya mengalami kebaikan hati Ibu Hana (bukan nama sebenarnya). Usianya lanjut. Ber-pembawaan tenang. Wajahnya teduh. Tak banyak bicara, tapi murah senyum. Ia bukan aktivis yang banyak tampil. Tapi ada satu hal 'sederhana' yang selalu ia lakukan dengan setia. Mungkin bagi orang lain bukan apa-apa, namun bagi kami yang mengalami, sikap penuh kasih itu terasa hangat dan menyentuh. Secara tetap ia berbagi berkat berupa sabun mandi kegemarannya.

Paulus, penginjil besar. Tampil di depan layar, berkeliling dengan rute perjalanan yang terbilang fantastis kala itu. Tetapi, ia tak pernah merasa berkarya sendirian. Surat Filipi menyingkap pengakuannya akan pihak-pihak yang berperan di belakang layar. Peran Epafroditus (2:25). Peran Euodia dan Sintikhe serta Klemens dan kawan-kawan sekerja lain (4:2-3). Bahkan peran setiap anggota jemaat Filipi yang keterlibatan mereka dengan berita Injil nyata dan berharga (ay. 5, 7). Termasuk di dalamnya: pribadi-pribadi yang tak mampu pergi sendiri. Perhatian, doa, dukungan dana mereka merupakan sumbangsih yang berarti. Mereka pun ikut menginjil.

Ibu Hana bukan penginjil atau pendeta. Aktivis jemaat pun bukan. Namun, dalam orkestrasi pelayanan injil ia punya bagiannya sendiri. Sama seperti banyak orang Kristen lain. Menyediakan kamar. Mencuci piring. Menanak nasi. Mengetik surat. Menjemput di stasiun. Dan masih banyak lagi. Sesederhana apa pun bagian Anda, lakukan itu dengan ikhlas, sukacita, dan setia. 

PEKABARAN INJIL ADALAH KARYA BERSAMA YANG MELIBATKAN BANYAK PERAN, 
TERMASUK PEMERAN-PEMERAN DI BELAKANG LAYAR.