"Tindakan kita berbicara lebih keras daripada perkataan kita." Ungkapan ini mengajarkan bahwa tidaklah cukup jika kita hanya memberikan pengajaran yang baik melalui nasihat, tanpa menyertainya dengan teladan.
Imam Eli adalah pemimpin rohani bangsa Israel. Sungguh sayang, kedua anaknya, yang juga menjadi imam, tidak bertingkah laku sepatutnya seorang imam. Mereka tidak menghormati kurban persembahan kepada Tuhan; mereka mengambil paksa daging kurban persembahan sebelum dimasak dan dibakar untuk Tuhan. Hal ini menjadi pergunjingan di tengah umat Israel dan sampai juga ke telinga Imam Eli. Imam Eli berkali-kali menasihati mereka, agar mereka menghentikan dosa tersebut, tetapi nasihatnya tidak mereka hiraukan. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Imam Eli tidak bersikap tegas sehingga tingkah-laku mereka yang jahat semakin menjadi-jadi (ay. 29). Tetapi, ada alasan lain lagi, yakni imam Eli tidak memberikan teladan selaras dengan peringatannya kepada kedua anaknya. Hal ini nampak dalam teguran Tuhan tentang "menggemukan badannya dengan kurban persembahan bagi Tuhan" (1 Sam 4:18). Jadi, Imam Eli turut dalam dosa anak-anaknya dengan memakan daging persembahan yang berlemak, yang diambil oleh kedua anaknya dengan paksa.
Imam Eli menasihati dan menegur kedua anaknya, tetapi ia sendiri tidak memberikan teladan akan hal tersebut. Tidak heran jika kedua anak itu tidak menghiraukan perkataan ayahnya. Bagaimana keteladanan kita bagi anak-anak kita?
NASIHAT KITA TIDAK AKAN ADA MANFAATNYA
APABILA TINDAKAN KITA TIDAK MENEGUHKANNYA.