Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

19 Mei 2015

Bagian Dari Doa Imam Besar Agung

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan VII Paskah – Selasa, 19 Juni 2015)
Keluarga Fransiskan Kapusin: S. Krispinus dr Viterbo [1668-1750], Biarawan 
http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/
Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata, “Bapa, telah tiba saatnya; muliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu memuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenai Yesus Kristus yang  telah Engkau utus. Aku telah memuliakan Engkau di bumi dengan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk Kulakukan. Dan sekarang, ya Bapa, muliakanlah Aku di hadirat-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari Engkau. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan  kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar bahwa Aku datang dari Engkau dan mereka percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dimuliakan di dalam mereka. Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan aku datang kepada-Mu. (Yoh 17:1-11a)
Bacaan Pertama: Kis 20:17-27; Mazmur Tanggapan: Mzm 68:10-11.20-21 
Bacaan Injil hari ini adalah sebelas ayat pertama dari doa Yesus untuk para murid-Nya. Uraian berikut ini didasarkan pada bacaan yang lebih panjang, yaitu Yoh 17:1-19.
Yesus berdoa kepada Bapa surgawi dan mohon kepada-Nya untuk melindungi para murid-Nya – bukan untuk mengambil mereka dari dunia, melainkan untuk melindungi mereka dari yang jahat (lihat Yoh 17:15). Ketika Yesus mengatakan bahwa “dunia” membenci para pengikut/murid-Nya, maka yang dimaksudkan oleh-Nya dengan “dunia” adalah keduniawian, ketiadaan Allah dalam pikiran dan hati manusia, ketiadaan iman. Karena para murid-Nya bukan milik “dunia” yang sedemikian, maka mereka pun dibenci (lihat Yoh 17:14). Akan tetapi, mereka harus tetap berada di dalam dunia, di tengah-tengah yang baik dan yang jahat, menjadi sebuah pengaruh yang baik, menjadi sebuah contoh dan mengingatkan orang-orang, untuk membawa segala sesuatu (termasuk manusia) kembali kepada Allah.
Tentu saja ada faktor risiko dalam hal ini. Buah apel yang busuk yang tercampur dengan buah-buah apel lainnya dalam sebuah tong akan merusak seluruh buah apel dalam tong itu. Nila setitik rusak susu sebelanga! Contoh yang buruk dapat secara negatif mempengaruhi orang-orang yang baik. Oleh karena itu Yesus berdoa bagi para murid-Nya (termasuk kita) kepada Bapa surgawi: “supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat” (Yoh 17:15)…… melindungi mereka dengan kebenaran …… firman Allah sendiri (lihat Yoh 17:17). Kemudian Yesus melanjutkan: “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia” (Yoh 17:18).
Pada hari ini, dalam Liturgi Sabda pada perayaan Ekaristi, Yesus berdoa bagi kita seperti yang dilakukan-Nya bagi para murid-Nya yang pertama. Dia berdoa kepada Bapa surgawi untuk melindungi kita, untuk menguduskan kita dalam kebenaran (lihat Yoh 17:19), untuk menjaga kita jangan sampai mengambil jalan yang salah walaupun bahaya selalu ada. Dalam doanya Yesus mengingatkan kita bahwa kita dapat dibenci karena mengambil sikap benar sebagai orang Kristiani di tengah-tengah dunia yang tidak sejalan dengan kita, juga karena kita memandang hal dan peristiwa di kehidupan kita dalam terang ajaran Kristus, bukannya berdasarkan pertimbangan dunia. Hal seperti ini tidak perlu sampai mengganggu kita selama kita bekerja dan bertindak dengan cintakasih Kristiani yang sejati.
Selagi kita semakin dekat dengan Hari Raya Pentakosta,  baik sekali bagi kita untuk mengingat apa yang ditulis oleh Yohanes dalam suratnya yang pertama: “Siapa yang menuruti segala perintah-Nya (Kristus), ia ada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dengan inilah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu dengan Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita” (1Yoh 3:24). Karunia-karunia Roh Kudus kepada kita adalah damai-sejahtera, sukacita, kekuatan, keberanian dan pengertian. Tak ada apa dan/atau siapa pun yang perlu kita takuti, apabila kita membuka diri bagi Roh Kudus dan hidup dalam Roh.
DOA: 
Datanglah, ya Roh Kudus. Curahkanlah terang-Mu yang penuh keajaiban ke atas diri kami, dan penuhilah hati kami dengan api cintakasih-Mu. Amin.


  1. Apakah kita masih egoistis memperlakukan anak kita bukan sebagai milik Tuhan?
  2. Adakah kita bersyukur atas semua pemberian Tuhan pada kita?