Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

05 Mei 2015

Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan V Paskah – Selasa, 5 Mei 2015)
http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu, Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Kamu telah mendengar bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar daripada Aku. Sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang. Ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku, tetapi dunia harus tahu bahwa aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku. (Yoh 14:27-31a)
Bacaan Pertama: Kis 14:19-28; Mazmur Tanggapan: 145:10-13,21
Kita memiliki kecenderungan untuk mendengarkan secara serius kata-kata terakhir yang diucapkan oleh seseorang yang kita kasihi, pada saat-saat menjelang kematiannya. Kita merasa rindu untuk menerima suatu jaminan cintakasih perpisahan atau kata-kata istimewa sebagai legacy untuk membimbing kita dalam hidup kita ke depan. Inilah yang seyogianya juga kita perhatikan kalau membaca dan merenungkan kata-kata apa saja yang diucapkan oleh Yesus pada malam terakhir kehidupan-Nya di dunia (Yoh 14-17).
Dalam kata-kata perpisahan Yesus kepada orang-orang terdekat-Nya, Yesus merujuk kepada “dunia” sebanyak hampir 40 kali. Karena sedemikian seringnya Yesus menyebut kata “dunia” ini dan dalam begitu banyak cara yang berbeda, maka sah-sah saja bagi kita untuk mengetahui apa sebenarnya yang dimaksudkan oleh-Nya dengan “dunia” ini.
Dalam artian tertentu, dunia adalah segenap ciptaan (termasuk kita), yang sangat dikasihi Allah. Karena diciptakan oleh Allah, maka dunia dan semua penghuninya mencerminkan kebaikan-Nya: “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik” (Kej 1:31). Namun, tidak lama kemudian dosa memasuki dunia melalui Adam dan Hawa, dan sejak saat itu dunia berada dalam kekuasaan si Jahat yang dinamakan Yesus sebagai “penguasa dunia” (Yoh 14:30).
http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/Jadi, jika Kitab Suci memperingatkan kita untuk tidak mencintai “dunia”, maka sebenarnya ini adalah peringatan agar kita tidak mempunyai kelekatan dengan berbagai falsafah atau nilai dunia yang menolak atau melawan Allah. Dalam “Doa Yesus untuk para murid-Nya”, Dia berkata: “Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat” (Yoh 17:14-15). Oleh karena itu, walaupun kita hidup di dunia yang sudah jatuh ini, kita bukan dari dunia ini. Kita harus menghindari “daya tarik” dunia yang menggoda kita ke dalam dosa, seperti ada tertulis: “Semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, tidak berasal dari Bapa, melainkan dari dunia”(lihat 1Yoh 2:16). Kita juga harus mempunyai keyakinan, bahwa Yesus telah mengalahkan dunia. Yesus sendiri mengatakan: “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, aku telah mengalahkan dunia” (Yoh 16:33). Sesungguhnya, memang “Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan supaya dunia diselamatkan melalui Dia” (Yoh 3:17).
Yesus telah mengalahkan dosa dan kuasa Iblis, dan kita yang digabungkan dengan Dia melalui iman sekarang ikut ambil bagian dalam kemenangan-Nya. Di depan Pilatus, Yesus bersaksi tentang kebenaran (Yoh 18:37). Demikian pula kita diutus ke dalam dunia sebagai saksi-saksi (lihat Mrk 16:15). Misi kita adalah untuk membawa orang-orang lain keluar dari dunia yang sudah dikuasai dosa, dunia yang sama yang telah kita tinggalkan ketika digabungkan dengan Kristus – dan ke dalam kerajaan Allah.
DOA: 
Tuhan Yesus, semoga kerajaan-Mu datang ke dalam dunia ini! Tolonglah aku agar dapat menjadi saksi-Mu yang baik, yang dapat menarik orang-orang lain ke dalam kerajaan-Mu itu. 
Amin.


---ooOoo---
Kegelisahan merupakan bagian kehidupan kita setiap hari. Ada ibu rumah tangga yang gelisah karena perilaku suami dan anak-anaknya. Ada orang muda yang gelisah akan masa depannya. Para pelaku bisnis dan usaha juga gelisah tentang target pendapatan dan penghasilan yang harus dikerjakannya. Setiap orang memiliki kegelisahannya masing-masing. Dalam situasi semacam itu, pastilah kita semua merindukan damai sejahtera.
Hari ini Yesus menjanjikan damai sejahtera sejati, sesuatu yang tak diberikan oleh dunia, tetapi diberikan oleh Allah sendiri. Lebih lanjut Yesus memberikan penghiburan bagi kita semua untuk tidak gelisah dan gentar. Percayalah dalam penyerahan yang sungguh-sungguh terhadap Yesus, setiap kesesakan dan persoalan hidup kita akan mendapatkan kelegaan.
Kita seringkali melupakan janji Tuhan ini. Ketika kita menghadapi persoalan-persoalan yang menggentarkan dan membuat kita gelisah, kita akan cenderung mencari penyelesaian dengan cara-cara instan menurut tata aturan dunia dan manusiawi. Padahal sesungguhnya Tuhan menyediakan pelbagai cara penyelesaian problem hidup. Cara-cara Tuhan seringkali tak terpikirkan dan tak terduga. Ketika kita dibenci dan membenci, misalnya, maka kita akan cenderung menjaga jarak dan menjauh. Tapi Tuhan katakan: justru kita harus mengasihi, mengampuni dan menyapa. Percayalah, damai sejahtera akan kita rasakan kalau kita rela mengikuti cara-cara Tuhan dalam penyelesaian masalah yang menyebabkan kita gelisah. 

  1. Sudahkah kita menata kegelisahan hati kita seturut cara-cara Tuhan?
  2. Adakah kita percaya pada janji Tuhan?
http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/